Sukses

Studi: Makan ​​Kue Cokelat untuk Sarapan Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan

Rupanya, makan kue cokelat untuk sarapan membantu Anda menurunkan berat badan menurut sains.

Liputan6.com, Jakarta Ingat ketika Anda masih kecil dan Anda sangat menyukai cokelat sehingga Anda menginginkannya untuk makan malam? Kue cokelat untuk makan malam atau untuk makanan apapun pasti tidak boleh berlebihan. 

Namun berbeda dengan saat sarapan. Pasalnya pada kenyataannya, penelitian baru menunjukkan bahwa Anda justru harus melakukannya. Meskipun kita terus mendengar bahwa cokelat itu baik untuk kita, sulit untuk percaya bahwa sesuatu yang begitu enak dan manis seharusnya menjadi bagian dari diet yang sehat. 

Kita tahu bahwa konsumsi cokelat membantu fungsi kognitif kita dengan kata lain, ini membantu kita untuk tetap tajam. Rupanya, makan kue cokelat untuk sarapan membantu Anda menurunkan berat badan menurut sains.

Dilansir dari Yourtango, sebuah studi dari Universitas Tel Aviv di Israel menemukan bahwa makan kue untuk sarapan membantu para pelaku diet menjaga berat badan mereka.

Untuk penelitian ini, para peneliti memiliki 193 orang dewasa obesitas, setengah dari mereka secara acak ditugaskan untuk mengonsumsi sarapan besar 600 kalori yang mencakup makanan penutup, seperti kue cake, cookies atau donat. Separuh peserta lainnya disuruh makan sarapan kecil 300 kalori.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelitian yang dilakukan

Kedua kelompok memiliki jumlah kalori yang sama per hari yaitu 1.600 kalori untuk pria dan 1.400 kalori untuk wanita. Kelompok yang makan sarapan besar memiliki total kalori yang lebih kecil (300-400) untuk makan malam.

Setelah 16 minggu mengikuti diet, kedua kelompok kehilangan berat badan yang kira-kira sama. Namun, selama masa tindak lanjut penelitian, disarankan agar peserta terus mengikuti diet, meski mereka bisa makan lebih banyak kalori jika dimotivasi oleh rasa lapar.

Kelompok sarapan kecil memperoleh 24 pound, sedangkan kelompok sarapan besar kehilangan rata-rata 15 pound sekali lagi ini membuktikan bahwa sarapan benar-benar adalah makanan terpenting hari itu.

Dan yang lebih menarik lagi adalah fakta bahwa mereka yang makan sarapan besar dengan makanan penutup mengalami tingkat ghrelin (hormon yang merangsang nafsu makan) yang lebih rendah dan lebih sedikit mengidam makanan daripada mereka yang makan sarapan kecil tanpa makanan penutup.

"Makanan penutup biasanya mengurangi keinginan akan karbohidrat di kemudian hari," kata penulis utama studi tersebut, Dr. Daniela Jakubowicz. 

3 dari 4 halaman

Otak membutuhkan energi di pagi hari

Sementara itu Dr. Jakubowicz, penulis buku terlaris The Big Breakfast Diet, berkata, "Ketika Anda bangun, otak Anda membutuhkan energi segera. Ini adalah waktu di mana tubuh Anda mengubah makanan menjadi energi. Di kemudian hari, saat Anda makan, tubuh dan otak Anda masih dalam mode siaga tinggi, menyimpan energi dari makanan sebagai cadangan lemak. Ini adalah bagaimana Anda menambah berat badan bahkan makan lebih sedikit."

Saat kita sedang diet, secara alami kita menjadi lebih lapar, kadar ghrelin kita meningkat, dan metabolisme kita menurun. Sarapan besar yang mengandung protein, karbohidrat, dan sesuatu yang manis dapat membantu menetralkan perubahan ini sehingga orang dapat mempertahankan dietnya lebih lama dan mempertahankan penurunan berat badannya.

Tentu saja, terus-menerus makan gula halus dan tepung tidak baik untuk siapa pun, jadi Anda bisa sesekali makan kue untuk sarapan, tapi jangan dijadikan kebiasaan rutin. Kue untuk sarapan tidak hanya akan membantu diet Anda, tetapi juga akan membuat inner child Anda tersenyum.

4 dari 4 halaman

6 Dampak Negatif Makan Cokelat Berlebihan Bagi Kesehatan

Cokelat memiliki rasa yang manis dan sedikit pahit. Cokelat juga telah menjadi makanan favorit bagi banyak orang.

Saat kamu merasa sedih, terkadang dengan mengonsumsi cokelat, kamu bisa menaikkan mood-mu kembali. Berbagai olahan makanan pun sudah banyak yang menggunakan cokelat sebagai variasi topping-nya. 

Melansir Live Strong, Minggu (4/12/2022), pada 2015, penjualan cokelat di seluruh dunia melebihi 100 miliar dolar. Meskipun cokelat memiliki beberapa manfaat kesehatan, namun manfaat-manfaat yang diduga ini mungkin harus dibayar mahal.

Penulis ulasan Januari 2015 di Integrated Environmental Assessment and Management mencatat beberapa efek kesehatan negatif dari konsumsi cokelat secara berlebihan. Berikut ini enam dampak negatif mengonsumsi cokelat terlalu sering bagi kesehatan:

1. Alergen yang Tidak Dicantumkan

Alergi makanan memengaruhi jutaan orang. Alergen yang tidak disebutkan sering memicu penarikan produk. Sebuah makalah pada bulan April 2017 di Journal of Food Protection menunjukkan bahwa banyak cokelat batangan mengandung alergen yang tidak dicantumkan seperti susu dan kacang-kacangan.

Makanan ini dapat menyebabkan reaksi parah pada beberapa orang. Kontaminasi semacam itu kerap terjadi bahkan ketika produsen melabeli produknya sebagai produk yang aman.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.