Sukses

Apakah Cepat Lambatnya Mengunyah Makanan Bisa Pengaruhi Berat Badan?

Ternyata, durasi makan seseorang bisa mempengaruhi kenaikan dan penurunan berat badan.

Liputan6.com, Jakarta - Semua makhluk hidup membutuhkan makanan sebagai asupan energi untuk menjalani aktivitas sehari-hari. Termasuk pula manusia.

Untuk memenuhi segala asupan bagi tubuh, manusia perlu mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi. Akan tetapi, setiap individu memiliki seleranya masing-masing untuk memilih makanan apa yang akan ia konsumsi.

Ada yang makan dengan porsi sedikit, ada pula yang memiliki porsi makan besar. Tak cukup sampai disitu, berat badan seseorang pun sering kali dikaitkan dengan porsi makan mereka.

Mungkin kamu mempunyai teman yang selalu makan banyak, namun badannya tetap langsing dan cenderung kurus.

Selain itu, durasi yang dihabiskan seseorang akan berpengaruh pula pada berat badan yang dimilikinya.

Pernahkah kamu bertemu dengan seseorang yang lambat dalam mengunyah makanan?

Saat dihadapkan dengan orang seperti ini, biasanya kamu akan jengkel karena mereka makan terlalu lambat. Apalagi, ketika kamu sedang dikejar oleh waktu. Lebih jengkel lagi saat durasi makan sudah lama, makanan pun tak habis.

Jika kamu perhatikan, kebanyakan orang yang terbiasa makan lambat cenderung memiliki badan kurus.

Tahukah kamu, ternyata durasi makan yang dihabiskan seseorang dapat berpengaruh pada berat badan mereka.

Dilansir dari healthline, Rabu (9/11/2022), nafsu makan dan asupan kalori sebagian besar akan dikendalikan oleh hormon yang disebut ghrelin.

Seusai makan, usus akan menekan hormon untuk mengontrol rasa lapar dan kenyang yang dirasakan oleh dirimu. 

Lalu, apakah benar cepat atau lambatnya seseorang saat mengunyah makan dapat berpengaruh terhadap berat badan?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Makan Lambat Bisa Menurunkan Berat Badan

Hormon ghrelin akan memberi sinyal ke otak, setelah kamu mengkonsumsi makanan. Dengan begitu, stimulus yang diberikan ke otak bisa menentukan kapan kamu harus berhenti makan dan merasa kenyang.

Proses ini akan memakan waktu sekitar 20 menit agar otak bisa menerima sinyal dengan baik. Bayangkan jika kamu makan dengan durasi cepat, otak tidak memiliki waktu yang cukup untuk menerima sinyal.

Makan secara perlahan dapat meningkatkan kadar hormon ghrelin yang bertanggung jawab atas rasa kenyang yang kamu rasakan.

Saat kamu sudah kenyang, tentu saja kamu berhenti makan dan mengurangi asupan kalori yang masuk ke tubuhmu.

Selain itu, makan dengan durasi lambat bisa memperlambat datangnya rasa lapar pada seseorang. Hal ini yang menyebabkan kamu akan mengalami penurunan berat badan.

3 dari 4 halaman

Makan Terlalu Cepat Bisa Menambah Berat Badan

Jika makan dengan durasi lambat bisa menurunkan berat badan, hal ini pun berlaku sebaliknya. Makan terlalu cepat bisa menambah berat badanmu.

Ketika kamu makan dengan durasi yang begitu cepat, asupan yang masuk ke tubuhmu pun akan semakin banyak pula.

Makan berlebihan inilah yang menyebabkan adanya peningkatan berat badan akibat asupan kalori yang masuk dengan jumlah besar ke tubuhmu.

Obesitas adalah penyakit kompleks yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya pola makan yang buruk. Faktor lingkungan dan gaya hidup yang buruk berpengaruh pada kesehatan seseorang.

Seseorang yang memiliki durasi makan cepat akan berpotensi mengalami risiko kelebihan berat badan hingga obesitas.

Terdapat 23 penelitian yang mengungkap, makan cepat bisa meningkatkan dua kali kemungkinan seseorang akan menderita obesitas.

Selain itu, makan terlalu cepat bisa mengantarkan dirimu ke berbagai masalah kesehatan, seperti terganggunya pencernaan, resistensi insulin dan diabetes tipe 2.

4 dari 4 halaman

Penyebab Kantuk Setelah Makan

Pernahkah kamu merasakan kantuk saat kenyang setelah makan? Kebanyakan orang akan merasakan berat di bagian kelopak matanya setelah makan dengan jumlah besar.

Dilansir melalui sleepfoundation, beberapa riset menunjukan mengantuk setelah makan disebabkan oleh sejumlah faktor, diantaranya perubahan hormon, alirah darah, dan tingkat energi setelah makan.

Ternyata komposisi makanan pun dapat mempengaruhi rasa kantuk yang dialami seseorang seusai menyantap makanan.

Makan dengan jumlah besar cenderung meningkatkan efek kantuk. Penelitian menemukan, makanan dengan tinggi lemak, karbohidrat atau kalori dapat meningkatkan rasa kantuk.

Selain itu, waktu makan seseorang pun dapat mempengaruhinya. Contoh saja, ketika kamu makan bertepatan dengan rasa kantuk yang datang di waktu siang.

Tak heran, jika kamu semakin mengantuk, karena waktu makan yang bersamaan dengan datangnya rasa kantuk di siang hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.