Sukses

Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan 8 November, Baik Berimam Maupun Sendirian

Begini bunyi niat dan tata cara salat gerhana bulan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada 8 November

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengajak seluruh umat Muslim untuk melaksanakan salat gerhana bulan pada Selasa, 8 November 2022.

Dalam surat yang dibagikan dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin, dijelaskan bahwa salat gerhana bulan disunnahkan kepada daerah yang mengalami puncak Gerhana Bulan Total (GBT).

Masih dari surat yang diterima awak media pada Senin, 7 November 2022, berdasarkan data Astronomi bahwa pada esok hari, Selasa, 8 November 2022 bertepatan dengan 13 Rabiul Akhir 1444H akan terjadi GBT.

Wilayah yang dapat melihat Gerhana Bulan Total adalah sebagai berikut:

Awal Penumbra (P1):

Waktu 15.02. 17 WIB / 16.02.17 WITA/ 17.02.17 WIT (Seluruh Indonesia Tidak Dapat Teramati)

Awal Sebagian (U1):

Waktu 16.09.12 WIB / 17.09.12 WITA / 18.09.12 WIT (Dapat teramati di Papua, Papua Barat, P. Seram, Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, dan Kep. Tanimbar)

Awal Total (U2):

Pukul 17.16.39 WIB / 18.16.39 WITA / 19.16.39 WIT (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu)

Puncak Gerhana

Pukul 18.00.22 WIB / 19.00.22 WITA / 20.00.22 WIT (Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu)

Akhir Total

Pukul 18.41.37 WIB / 19.41.37 WITA / 20.41.37 WIB (Seluruh Indonesia Dapat Teramati)

Akhir Sebagian (U4)

Pukul 19.49.03 WIB / 20.49.03 WITA / 21.49.03 WIT (Seluruh Indonesia Dapat Teramati)

Akhir Penumbra (P4)

20.56.08 WIB / 21.56.08 WITA / 22.56.08 WIT (Seluruh Indonesia Dapat Teramati)

 

Dilansir dari laman NU Online, gerhana bulan dalam bahasa arab disebut dengan 'khusuf'. Apabila, terjadi fenomena ini, umat Islam dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah dua rakaat atau sunah khusuf.

Lantas, apa niat dan bagaimana tata cara salat gerhana bulan?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tata Cara Salat Gerhana Bulan

 

Salat sunah gerhana bulan dapat dilakukan berjamaah maupun sendiri. Namun, ada baiknya jika dikerjakan berjamaah. Sebelum salat, lafalkan niat terlebih dahulu baik untuk imam ataupun jamaah.

"Ushalli sunnatal khusuf rak’ataini imaman lillahi ta’ala," niat salat gerhana bulan untuk Imam.

"Ushalli sunnatal khusuf rak’ataini makmuman lillahi ta’ala," untuk makmum.

Berikut tata cara salat gerhana bulan berjamaah:

  1. Niat dalam hati saat takbiratul ihram
  2. Lafalkan takbir saat takbiratul ihram
  3. Hendaklah membaca taawudz, kemudian dilanjutkan dengan Surat Al-Fatihah, setelah itu baca surat panjang seperti Surat Al-Baqarah dengan suara lantang
  4. Rukuk dengan membaca tasbih sambil memanjangkan durasinya
  5. Bangun dari rukuk, lakukan I’tidal dan membaca doa I’tidal
  6. Sujud dan membaca tasbih dengan durasi seperti rukuk pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua membaca tasbih dengan durasi seperti rukuk kedua
  9. Duduk sejenak sebelum bangkit mengerjakan rakaat kedua
  10. Bangkit dari duduk, kerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama seperti rakaat pertama. Dianjurkan untuk membaca Surat An-Nisa pada rakaat kedua di diri pertama. Sedangkan, diri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah
  11. Terakhir, salam

Dengarkanlah khutbah dari imam saat selesai salat berjamaah agar semakin takwa kepada Allah SWT.

3 dari 4 halaman

Tata Cara Salat Gerhana Bulan Sendirian

Salat gerhana bulan dapat dikerjakan secara sendiri atau tidak berjamaah. Menurut Madzhab Hanafi dan Madzhab Mailiki, salat sunah gerhana bulan bisa dilakukan sendiri di rumah.

Dilakukan dengan cara membaca niat sebelum melakukan takbir dengan pelafalan sebagai berikut:

Ushalli sunnatal khusuf rak’ataini lillahi ta’ala

Berikut tata cara salat gerhana bulan sendirian:

  1. Membaca niat dalam hati
  2. Mengucapkan takbir saat takbiratul ihram
  3. Membaca ta’awudz dan Surat Al-Fatihah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat pendek dengan suara lantang
  4. Rukuk
  5. Itidal
  6. Sujud pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Kemudian, lakukan sujud kedua
  9. Duduk sejenak sebelum bangkit untuk melakukan rakaat kedua
  10. Bangkitlah dari duduk, kemudian kerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama seperti rakaat pertama
  11. Terakhir, salam

Selepas salat dianjurkan untuk membaca istighfar dan berdoa kepada Allah SWT.

4 dari 4 halaman

Mengenai Peristiwa Gerhana Bulan Total

Peristiwa gerhana bulan total akan terjadi dan dapat diamati dari beberapa wilayah di Indonesia pada tanggal 8 November 2022.

Fenomena astronomis ini terjadi ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti bumi. Gerhana bulan total disebabkan adanya konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari yang membentuk garis lurus.

Dilansir melalui lapan.go.id, gerhana bulan total akan terjadi di fase bulan purnama, namun tak semua fase purnama bisa mengalami gerhana bulan.

Kemiringan orbit bulan dengan 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang butuhkan bulan untuk kembali ke posisi yang sama akan lebih pendek 2,2 hari.

Waktu yang lebih pendek ini, dibandingkan dengan waktu tempuh bulan agar bisa terkonfigurasi dengan bumi dan matahari pada satu garis lurus.  Oleh karena itu, bulan tak selalu berada di jalur ekliptika ketika purnama.

Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, Andi Pangerang menjelaskan durasi gerhana bulan total akan berlangsung selama 1 jam 24 menit 58 detik.

“Gerhana bulan total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral selama 3 jam 39 menit 50 detik,” kata Andi Pangerang.

Adapun kelebaran gerhana bulan total yang akan terjadi pada 8 November 2022, yakni sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat bulan sebesar 0,2570.

Ketika bulan memasuki umbra warna akan terlihat cenderung hitam. Saat bulan seluruhnya telah berada di dalam umbra, lama kelamaan bulan akan berubah warna menjadi kemerahan. Fenomena ini terjadi karena adanya mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer bumi.

Hamburan Rayleigh yang terjadi saat gerhana bulan akan sama seperti saat matahari maupun bulan yang berwarna kemerahaan ketika berada di ufuk rendah. Kejadian ini juga disamakan dengan kondisi langit yang memiliki rona jingga saat mahatari terbit dan terbenam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.