Sukses

7 Cara Ini Bantu Anak Anda Lebih Fokus Saat Belajar di Rumah

Kebiasaan baru yang serba virtual semula sangat menyulitkan bagi anak dan orang tua. Dibutuhkan sikap fokus untuk menjalaninya agar tetap dalam situasi yang baik.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

Menonaktifkan Barang Elektronik

Bersamaan dengan merebaknya virus corona di dunia, ruang gerak setiap individu mulai dibatasi. Mengingat hal tersebut, segala bentuk kegiatan di luar rumah mulai dialihkan ke dalam bentuk virtual. Baik pekerja kantoran maupun pelajar beraktivitas secara daring.

Berkat dari berkegiatan di rumah, interaksi setiap anggota keluarga semakin erat dan intens. Aktivitas yang sebelumnya belum pernah dilakukan, kini mulai dieksplorasi. Seperti halnya orang tua yang biasanya sibuk di kantor, sedikit demi sedikit meluangkan waktu untuk mengajari anak lewat sekolah berbasis daring.

Yang biasa anak-anak sepenuhnya diajari oleh guru di sekolah, sekarang peran orang tua yang mendampingi secara total di rumah. Rutinitas ini bukan hal yang mudah bagi orang tua untuk membiasakan anaknya untuk tetap fokus dalam pengajaran di sekolah.

Di dalam rumah, banyak kegiatan yang mengganggu fokus anak, seperti alat elektronik ataupun mainan di rumah.

Ingin tahu cara anak tetap fokus? Ini dia langkah yang perlu diperhatikan agar anak tetap fokus sekolah daring yang telah dirangkum dari Little Things:

1. Mematikan Televisi dan Gawai

Membiarkan televisi dan telepon genggam tetap menyala di saat proses belajar dan mengajar berlangsung akan menganggu konsentrasi anak Anda. Anak akan mudah terkecoh ketika melihat hal-hal yang menarik pada barang elektronik di sekitarnya. Jika si kecil sudah mulai terlihat jenuh, Anda boleh sesekali mengizinkannya untuk beristirahat sejenak.

Sekiranya suasana hati anak sudah membaik, Anda ajak mereka kembali memperhatikan kembali materi pembelajaran yang disampaikan gurunya. Dengan begitu, anak tidak merasa terbebani menjalaninya.

3 dari 8 halaman

2. Membiarkan Anak Hirup Udara Segar

Menurut Rebecca A. London dan William Massey dari EdSource, waktu istirahat sangat diperlukan bagi anak yang dapat melatih keterampilan sosial dan emosional. Di sekolah biasanya terdapat di dalam pelajaran olahraga yang membantu anak menyalurkan bakat dan minatnya.

Sementara itu, selagi di rumah orang tua bisa membiasakan hal tersebut untuk menjamin anak tetap menghirup udara segar. Dan kebutuhan tersebut perlu ditingkatkan supaya anak tetap fokus sekolah meski di rumah.

Biasanya, hari libur digunakan untuk bersantai, justru sekarang aktivitas anak di rumah selama berbulan-bulan harus digunakan untuk belajar. Untuk anak kecil, hal tersebut sulit dimengerti, maka orang tua meski ekstra untuk mengerti keinginan anak agar kegiatan sekolah tetap berjalan efektif.

4 dari 8 halaman

3. Mengingatkan Anak Mengerjakan Tugas Sekolah

Sebagai orang tua kita membuat anak mengerti akan tugasnya merupakan hal yang sulit, tetapi mudah jika sudah terbiasa. Anda mencari celah untuk mengigatkan tugas-tugasnya di sekolah.

Jika buah hati Anda dalam suasana hati yang mendukung, komunikasikan secara perlahan dan mulai membujuknya. Hindari cara memerintah dan meneriaki, hal tersebut membuat anak semakin tertekan dan tidak ingin melakukannya.

Jika anak Anda mulai mau mengerjakan tugas sekolahnya, cobalah Anda tetap mendampingi dan memantau. Hal tersebut sebagai antisipasi ketika anak Anda mengalami kesulitan. Usahakan Anda tidak mengerjakan, tetapi lebih ke memberikan arahan kepada anak supaya mengerti apa yang dipelajari.

5 dari 8 halaman

4. Menetapkan Jam Belajar Anak

Penting bagi Anda mengetahui jadwal sekolah anak Anda, hal tersebut diperlukan untuk menetapkan jam belajar si kecil. Penentuan jam belajar bertujuan untuk menciptakan rutinitas bagi buah hati. Keteraturan jadwal yang dibuat membantu anak mengerti porsinya dan lama kelamaan ia akan fokus dengan sendirinya.

Old Dominion University mengemukakan bahwa rutinitas diperlukan untuk menciptakan pergerakan yang lebih halus antar aktivitas dan kemungkinan peluang yang menganggu konsentrasi anak lebih sedikit. Dan nantinya seseorang dapat melakukannya tanpa disadari.

6 dari 8 halaman

5. Mendengarkan Keinginan Anak

Dalam menjalani belajar daring, terkadang anak sesekali mengeluh dan merengek kelelahan, hal tersebut bisa dibilang hal wajar. Anda mungkin merasa kebingungan karena tidak mempunyai pilihan untuk anak.

Setidaknya Anda memahami ketidakmampuan mereka untuk fokus setiap saat karena ini merupakan hal yang baru bagi mereka. Hadiah-hadiah kecil dimungkinkan bisa meningkatkan mood anak atas kerja keras mereka.

Selain belajar materi sekolah, guna mengurangi kebosanan anak Anda bisa mulai mengajari hal-hal sederhana yang berguna ke depannya. Seperti memasak, mencuci piring, dan melipat baju. Ketiga hal tersebut untuk mengombinasikan bahan belajar yang mengasikkan bukan serta merta materi sekolah saja.

7 dari 8 halaman

6. Membuat Daftar Kegiatan yang Dilakukan

Untuk membangun rutinitas berjalan teratur, Anda memerlukan daftar kegiatan yang dilakukan bersama anak. Hal tersebut untuk mengingatkan aktivitas yang perlu dilakukan. Keberadaan daftar tersebut akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi aktivitas lain yang dapat mengganggu fokus anak.

Sistem daftar tersebut bisa divariasikan semenarik mungkin agar anak tidak merasa jenuh. Seperti melakukan pekerjaan rumah, mencuci dan melipat baju, menyapu, serta mengepel.

Langkah tersebut terlihat sedehana, tetapi jika Anda mudah menyerah pada sikap anak hal tersebut tidak akan terlaksana.

8 dari 8 halaman

7. Memberitahu Keberadaan Anda untuk Mendukung Mereka

Di masa-masa ini, kehadiran Anda sangat dibutuhkan untuk memberikan semangat pada mereka. Tentu, mereka tidak terlalu fokus pada dampak yang ditimbulkan oleh virus COVID-19. Mereka mengetahui perubahan kebiasan baru yang membuat tak nyaman pada mulanya.

Begitu pun juga Anda juga kesulitan memahami situasi ini. Dari kesamaan emosi yang dialami, Anda mulailah memberikan pengertian kepada anak bahwa semua orang mengalami hal yang sama dan dibutuhkan kefokusan untuk tetap bertahan.

Saat anak Anda menemukan motivasi dan tekad untuk saling mendukung satu sama lain, bicara pada si kecil bahwa Anda bangga memilikinya.

 

Penulis 

Ignatia Ivani 

Universitas Multimedia Nusantara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.