Sukses

PSK di Negara Ini Pakai Baju Pelindung Transparan Agar Tak Kena Virus Corona

Tujuannya agar mereka terlindungi dari virus Corona saat menari di tiang

Liputan6.com, Jakarta - Penerapan new normal di beberapa negara berarti dibukanya kembali bisnis di berbagai lini. Menanggapi dibukanya kembali bisnis, pekerja seks komersial (PSK) di Bolivia berusaha mengikuti instruksi keamanan sambil mencari klien.

The Organization of Night Workers of Bolivia (OTN) atau Organisasi Pekerja Malam adalah sebuah organisasi yang menaungi para PSK dan membuat pedoman keamanan bagi para PSK di Bolivia. Ini termasuk pelindung wajah, sarung tangan, dan jas hujan tembus pandang yang berfungsi sebagai "biosecurity suit" atau setelan biosekuriti (pakaian pengaman).

Melansir dari Insider, pakaian tembus pandang itu bertujuan untuk melindungi PSK dari kuman saat mereka melakukan pole dance atau tarian di tiang. Setelah sesi klien selesai, mereka akan melepas setelan itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Tiang untuk pole dance didisenfeksi

"Setelan biosekuriti akan memungkinkan kita untuk bekerja dan melindungi diri kita sendiri," Antonieta, seorang pekerja seks Bolivia, mengatakan ketika dia menunjukkan bagaimana para pekerja akan mendesinfeksi tiang untuk pole dance dengan semprotan pemutih di antara tarian.

Para ahli mengatakan hal yang paling penting untuk ditutupi untuk mencegah infeksi Virus Corona COVID-19 adalah hidung, mulut, dan mata Anda.

3 dari 5 halaman

Harus sering menggunakan hand sanitizer

Kendati demikian, tak sedikit selebritas mengenakan pakaian hazmat, baju, dan alat pelindung seluruh tubuh sejak pandemi Virus Corona COVID-19 merebak.

Untungnya, pedoman 30 halaman dari The Organization of Night Workers of Bolivia tak mengharuskan kostum hazmat. Melainkan menyerukan pelindung wajah dan masker di bawah pakaian pelindung, di samping sering menggunakan handsanitizer dan semprotan desinfektan.

4 dari 5 halaman

Klien menyetujui ide tersebut

Vanessa, seorang pekerja seks di salah satu red light district Bolivia dan merupakan ibu dua anak, mengatakan bahwa ia melakukan pekerjaan ini untuk memenuhi kebutuhan sang buah hati. Memastikan mereka memiliki uang untuk sekolah.

"Klien kami menghormati masalah keselamatan, bahwa kami mengambil langkah-langkah ini untuk keamanan kami, tetapi juga untuk mereka," kata Vanessa.

5 dari 5 halaman

Ketimbang bekerja di jalanan

OTN mendorong pedoman ini untuk meyakinkan Kota La Paz mengizinkan kunjungan siang hari ke rumah bordil, bahkan jika jam malam malam masih berlaku.

Lily Cortes, seorang perwakilan OTN, mengatakan pada bulan Maret bahwa jika pekerja seks tidak diperbolehkan bekerja di rumah bordil, mereka mungkin terpaksa beralih turun ke jalanan. Hal itu malah dapat sangat berbahaya selama pandemi Virus Corona COVID-19.

Pada 15 Juli, Bolivia tercatat memiliki 48.187 kasus yang dikonfirmasi dan 1.807 kematian.

Teks: Yohana Belinda

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.