Sukses

Tradisi Tajen di Pura Hyang Api

Warga Desa Kelusa, Kabupaten Gianyar, Bali, memiliki sebuah tradisi unik yang disebut tajen atau sabung ayam selama 35 hari. Tradisi warga ini menjadi daya tarik wisata tersendiri.

Citizen6, Gianyar: Warga Desa Kelusa, Kabupaten Gianyar, Bali, memiliki sebuah tradisi unik yang disebut  tajen atau sabung ayam selama 35 hari. Menurut pengakuan warga setempat, tradisi unik tersebut dipercaya dapat mendatangkan keselamatan bagi warga desa, termasuk tumbuhan, serta hewan peliharaan mereka. Tradisi  adu ayam jago ini digelar di halaman luar Pura Hyang Api yang terletak di Desa Adat Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali.

Pelaksanaan adu ayam jago pada, Minggu (17/7) dimulai pukul 06.00 WITA,  yang diramaikan oleh ribuan warga, termasuk dari luar kabupaten lain seperti Bangli dan Singaraja. Sebagian besar warga yang datang ke acara ini membawa ayam jantan aduan masing-masing lengkap dengan pisau tajinya. Beberapa orang warga bahkan membawa lebih dari satu ayam aduan.

Meski disertai taruhan uang layaknya tajen atau adu ayam pada umumnya di Bali, namun warga setempat menolak tradisi ini disebut judi. Alasannya, tradisi ini sudah diwarisi turun temurun dari para leluhur mereka sejak ratusan tahun yang lalu. “Dulu ada polisi membubarkan tajen di Pura Hyang Api dengan menembakkan pistol ke udara. Setelah membubarkan tajen, polisi tersebut mengalami luka ringan di bagian kaki akibat kena benda tajam di areal pura. Meski  lukanya kecil, namun beberapa hari kemudian kaki polisi itu diamputasi. Setelah itu tidak ada polisi yang berani membubarkan tajen di Pura Hyang Api selama acara tajen berlangsung,” ujar  wakil desa adat setempat, Made Lanus.

“Ayam aduan yang mati pada arena aduan diyakini warga sebagai persembahan kepada Tuhan menurut tradisi Hindu. Lewat tradisi ini warga yakin akan diberi keselamatan, juga tanaman dan hewan ternak mereka, dijauhkan dari wabah penyakit,” lanjut  Made Lanus.

Selain mengadu ayam jantan aduan di arena tajen, warga yang datang juga melakukan persembahyangan guna memohon keselamatan kepada Sang Pencipta. “Tradisi adu ayam tersebut digelar setiap enam bulan sekali, mulainya setiap hari raya Kuningan dan akan berlangsung selama 35 hari. (Pengirim: Mansi S)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.