Sukses

Wajah Memerah Usai Minum Alkohol, Apa Penyebabnya?

Wajah segelintir orang akan berubah menjadi merah ketika minum alkohol. Ini penyebabnya...

Liputan6.com, Jakarta - Apakah kamu pernah menyadari wajah orang-orang yang minum-minuman beralkohol akan berubah menjadi merah? Mungkin banyak yang tak menyadari, karena di Indonesia alkohol tidak dikonsumsi berlebihan seperti di negara-negara lain. 

Namun, hal tersebut sering terjadi pada warga di wilayah Asia bahkan bermula dari daratan Tiongkok. Biasanya reaksi wajah merah ketika minum alkohol dinamakan dengan kondisi alcohol fluch reaction.

Kondisi ini dapat menyebabkan efek samping seperti wajah atau kulit tubuh berubah bewarna merah. Selain itu, peminum alkohol juga akan merasakan mual, sakit kepala, serta detak jantung yang cepat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ini Penyebabnya

Penyebab dari kondisi ini karena adanya penumpukan senyawa kimia acetaldehyde dalam tubuh.

Melansir Tech Insider, saat kita mengonsumsi alkohol, minuman tersebut dapat masuk ke dalam bagian liver. Hal ini dapat memberikan metabolisme pada liver untuk menghasilkan acetaldhyde.

Untuk orang biasa yang tidak mengalami kondisi alcohol flush reaction, liver mereka akan dengan cepat menbuat bentu senyawa yang aman untuk tubuh yakni acetate.

Namun, untuk orang yang mengalami kondisi alcohol flush reaction reaksi mereka cukup berbeda. Liver mereka akan lebih cepat menghasilkan senyawa acetaldehyde. Selain itu, fungsi liver akan lambat untuk menghasilkan acetate yang aman untuk tubuh.

Sebenarnya kondisi orang yang mengalami alcohol flush reaction memiliki reaksi lebih berbahaya dari kebanyakan peminum alkohol. Karena mereka akan lebih besar mendapatkan kemungkinan untuk keracunan efek samping dari acetaldhyde, dan bahkan memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker tenggorokan dan mulut.

3 dari 3 halaman

Bawaan Genetik

Tentunya kondisi ini lebih melibatkan pada faktor genetik. Menurut perkiraan para ahli, hal ini bermulai dari orang-orang Han di bagian tengah Tiongkok. Selama berabad-abad, kondisi ini telah turun menurun menyebar ke seluruh Asia Timur.

Satu dari tiga orang Asia Timur pasti mengalami kondisi ini. Sayangnya karena bagian dari bawaan genetik, tentunya tak ada obat yang bisa menyebuhkan atau menghilangkan kondisi tersebut.

Tentunya bagi orang-orang yang mengalami kondisi ini, ada baiknya untuk menghindari minum alkohol secara berlebihan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.