Sukses

Belum Lama Kuliah di Swedia, Raka Banyak Temukan Hal Positif

Kisah mahasiswa Indonesia yang mendapatkan beasiswa ke Eropa.

Liputan6.com, Jakarta Mendapat Beasiswa dan berkesempatan melanjutkan kuliah ke luar negeri tentu sangat di inginkan oleh semua orang. Selain biaya kuliah yang gratis tentu banyak pengalaman yang akan di dapatkan. Seperti halnya yang dialami oleh Lugas Raka Adrianto.

Belum lama ini ia mendapat beasiswa dari Innoenergy yaitu sebuah komunitas inovasi dan pengetahuan uni eropa untuk melanjutkan study S2 nya di swedia. Tepatnya mulai dari bulan agustus 2016 lalu, Pria yang akrab di sapa Raka ini mulai kuliah di Double degree KTH Royal Institute of Technology dengan mengambil jurusan Master In Renewable Energy. Selain itu untuk tahun kedua pun Raka sudah memiliki pilihan universitas tersendiri yaitu Sweden dan Ecole Polytechnique, France.

Sebelumnya Pria kelahiran 20 januari 1994 ini menempuh pendidikan S1 nya di ITB dengan mengambil jurusan Teknik Kimia.alasan Raka memilih Swedia untuk melanjutkan kuliah yaitu karena Swedia cukup terkenal sebagai negara dengan tingkat inovasi tertinggi kedua di dunia dan berhubung perkuliahan Raka sendiri nantinya akan banyak berkecimpung dengan penciptaan karya dan terobosan baru dalam bidang pembangunan berkelanjutan, maka menjadi pilihan yang tepat untuk memperdalam ilmu di Swedia.

Kurang lebih 3 bulan menjalani hidup di Swedia, Pria yang suka menulis ini pun cukup merasakan mahalnya biaya hidup disana, menurutnya biaya hidup di Swedia terhitung cukup tinggi. Apalagi untuk kalangan orang Swedia sendiri mulai dari biaya pangan, akomodasi dan transportasi setiap bulannya bisa mengeluarkan biaya sebesar 800 euro.

Terlepas dari masalah mahalnya biaya hidup sehari-hari, Raka cukup menikmati perannya sebagai mahasiswa disana. Banyak hal yang ia peroleh dari universitas tempatnya belajar yang ternyata mempunyai banyak kelebihan,diantaranya yaitu iklim diskusinya terbuka, fasilitas terawat serta mengikuti perkembangan teknologi. Pada kebanyakan kelas mahasiswa diberi waktu untuk belajar mandiri diluar kelas, lalu saling bertukar pikiran pada slot waktu kelas selanjutnya. Selain itu sampai dengan saat ini Raka cukup bersyukur karena belum menemukan hambatan dalam perkuliahan. Hal itu dikarenakan ia tergabung dalam kelas internasional yang kooperatif dalam belajar.

Mengenai perbedaan kurikulum, Anak pertama dari dua bersaudara ini juga menjelaskan jika secara keseluruhan Swedia menerapkan sistem periode bukan semester,dimana dalam 1 tahun terdiri dari 4 periode dan masing-masing periode memiliki waktu ujian tersendiri. Hal tersebut tak berarti memberatkan. Untuk beberapa mata kuliah tertentu ujian dilakukan dalam bentuk projek atau tugas besar.

Kuliah di negeri orang tentu juga membuat Raka rindu keluarga dan tanah air. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah besar buatnya karena sudah ada banyak cara untuk menghubungi keluarga salah satunya melalui video call meskipun harus direncanakan dengan cermat mengingat perbedaan waktu yang terpaut 6 jam.

Untuk masalah makanan diakui pemuda yang sedari kecil kerap pindah tempat tinggal karena kerjaan orang tua nya ini, dirinya kerap kangen makan tempe goreng dan sate. kadang berkumpul dengan sesama warga Indonesia yang disana pun menjadi kebahagiaan tersendiri buatnya sambil bertukar cerita dan mengunjungi tempat-tempat iconik di Swedia.

Buat kalian yang ingin menuntut ilmu ke luar negeri atau ingin mendapat beasiswa, ada beberapa Tips dari Raka yang bisa kalian ikuti antara lain yaitu :

1. Yakinlah,kemampuan orang indonesia di dunia internasional sangat diperhitungkan.

2. Manfaatkan waktu yang ada untuk memperkaya ilmu tentang indonesia dari segala aspek.

3. Banyak yang belum kenal indonesia di Eropa ,maka jadilah diaspora yang paham tentangnya.

 

Penulis

Lasmie

Jurnalis Warga Tangerang

Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini