Sukses

OJK Ingatkan Ada Tiga Modus Penipuan Saat Ramadan, Wajib Diwaspadai

Setidaknya terdapat tiga modus penipuan yang kerap terjadi saat Ramadan. Berikut penjelasannya dari OJK.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi meminta, masyarakat mewaspadai penipuan selama bulan suci Ramadan.

Menurut Friderica, modus penipuan saat Ramadan biasanya meningkat. Hal ini disebabkan peningkatan dan kebutuan masyarakat yang juga meningkat selama Ramadan.

"Maka, kita harus hati-hati mewaspadai berbagai tren yang muncul," kata Friderica saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulan Februari 2024 dilansir dari Antara, Rabu (6/3/2024).

Friderica menambahkan, setidaknya terdapat tiga modus penipuan yang kerap terjadi saat Ramadan. Pertama, modus transfer dana dari pinjol (pinjaman online) ilegal kepada orang yang tidak pernah mengajukan pinjaman.

Friderica, yang akrab disapa Kiki, mengatakan masyarakat harus segera melapor ke bank dan Aplikasi Portal Pelindungan Konsumen (APPK) bila menghadapi kasus tersebut. Dia juga mengingatkan, masyarakat untuk tidak menggunakan uangnya bila memang tidak mengajukan pinjaman.

Selain itu, dia juga menyarankan masyarakat untuk langsung memblokir dan mengabaikan pesan dari debt collector. Masyarakat juga perlu melapor pada Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI) agar kasus dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

Modus kedua yaitu penawaran paket diskon dengan harga yang tidak wajar. Dia mencontohkan, penawaran paket umroh yang sering dicari masyarakat ketika masuk momentum Ramadan.

Kiki mengimbau, masyarakat untuk tidak terlena dengan paket umroh yang menawarkan diskon harga yang tidak masuk akal.

"Karena biasanya orang positive thinking ketika ada penawaran umroh. Ini harus hati-hati," ujar dia.

Adapun modus yang terakhir yaitu pesan tentang pengiriman parsel. Momen Ramadan dan Idul Fitri kerap dirayakan oleh umat muslim dengan berbagi parsel kepada kerabat. Penipu bisa memanfaatkan momen ini dengan mengirimkan pesan yang meminta masyarakat membuka atau mengunduh suatu dokumen atau aplikasi.

"Tujuannya untuk mencuri data kita, informasi yang penting seperti username, password, m-banking, dan lain-lain. Jadi hati-hati, jangan sembarangan buka dan unduh aplikasi yang kita tidak yakin," jelas Kiki.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.