Sukses

Cek Fakta: Benarkah Nanas 10 Ribu Kali Lebih Ampuh dari Kemoterapi?

Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang berisi informasi mengklaim bahwa buah nanas 10 ribu kali lebih ampuh dibandingkan dengan kemoterapi dalam mengatasi kanker.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook pesan berantai yang mengklaim bahwa buah nanas 10 ribu kali lebih ampuh dibandingkan dengan kemoterapi dalam mengatasi kanker. 

Unggahan tersebut juga menyertakan nama akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB), Malang dan akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Jakarta.

Dalam pesan berantai tersebut diklaim nanas lebih ampuh 10 ribu kali dibanding kemoterapi dalam mengatasi kanker.

Cek Fakta Liputan6.com telah mengumpulkan informasi terkait fakta dari klaim khasiat nanas dalam postingan tersebut yang setelah ditelusuri sebagai mengandung informasi yang salah. Berikut penjelasannya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Hasil Penelusuran FKUB

Kutipan yang diambil dari ahli bedah FKUB, bernama dr. Soelihanto, mengatakan bagian dari buah nanas yang bisa mengobati kanker usus adalah bagian tengahnya yang dinamakan bromelain.

Berdasarkan penelusuran, FKUB ternyata telah menerbitkan siaran pers Nomor : 23/V/2023 yang mengklarifikasi isi pesan berantai (broadcast message) "Nanas 10.000 X Lebih Kuat Dari Khemoterapi".

Dalam siaran pers tersebut, Ketua Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan FKUB, dr. Holipah Ph.D. menyampaikan beberapa klarifikasi dari pihak FKUB.

"Berdasarkan penelusuran kami, dr. Soelihanto (nama dokter yang bersangkutan) bukan merupakan staf kami (FKUB dan RSSA) dan dapat kami pastikan yang bersangkutan tidak terdaftar di Sivitas Akademika FKUB dan Sivitas Hospitalia RSUD Dr. Saiful Anwar,” ujar dr. Holipah.

Dalam pernyataan siaran pers tersebut juga diinformasikan bahwa ada beberapa kandungan dan manfaat buah Nanas (Ananas Comosus L.) yang disebutkan mengandung bromelain memang benar adanya. Namun sampai saat ini belum ada penelitian spesifik seperti yang disebutkan dalam pesan berantai yang beredar.

"Pesan berantai itu belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penelitian terkait efek bromelain pada kanker sudah banyak penelitiannya, tetapi jika ada klaim air nanas panas dapat membunuh kuman, racun dan kanker dari dalam tubuh maka itu tidak benar," katanya menambahkan.

 

3 dari 4 halaman

Hasil Penelusuran FKUI

Sedangkan informasi kedua berasal menyantumkan nama Dr. dr. Rahyussalim, SpOT., yang dilabeli sebagai akademisi FKUI. Isi informasi tersebut adalan mengklaim nanas panas atau air rendaman nanas panas yang dapat mengobati kanker serta membunuh kuman dan racun.

Berdasarkan hasil penulusuran Cek Fakta Liputan6.com, informasi yang diberikan dalam postingan facebook tersebut salah. Bahkan kedua akademisi yang disebutkan di dalamnya tidak tercantum dalam daftar akademisi di kedua kampus tersebut.

Dilansir dari Liputan6.com, narasi hoaks yang terdapat dalam postingan tersebut juga pernah beredar sebelumnya dan sudah sering dibantah klaimnya. Salah satunya berdasarkan pendapat dari guru besar FKUI sekaligus Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD, KHOM, FINASM, FACP.

"Sama sekali enggak betul. Dan, kadang-kadang walaupun (mencantumkan sumber) dari luar negeri, itu beberapa zat itu diteteskan ke sel kanker di laboratorium, sel kankernya mati. Lalu, mereka bilang bisa untuk mengobati, padahal sama sekali enggak," ujar Prof. Aru pada Liputan6.com.

Maka dari itu, masyarakat diimbau untuk mencari informasi yang akurat dan memilah informasi dengan bijak, terutama jika itu informasi seputar kesehatan lebih baik mengandalkan keterangan dari dokter atau ahli di bidang yang bersangkutan.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.