Sukses

6 Hoaks Sepekan, dari Efek Vaksin Covid-19 sampai Tragedi Kanjuruhan

Simak kumpulan hoaks yang beredar sepekan

Liputan6.com, Jakarta- Hoaks yang beredar di media sosial semakin beragam, kondisi ini harus diwaspadai agar kita tidak menjadi korbannya.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah informasi yang beredar di media sosial, hasilnya sebagian terbukti hoaks.

Simak kumpulan hoaks yang beredar sepekan.

1. ASI dari Ibu yang Divaksin COVID-19 Berubah Jadi Biru

Klaim tentang air susu ibu (ASI) dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 28 September 2022 lalu.

Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah foto berisi kutipan dari seorang dokter bernama Naomi Wolf. Dokter tersebut menyebut bahwa ASI akan berubah warna menjadi biru kehijauan.

"Breast milk...turned blue-green," demikian narasi dalam foto tersebut.

"Mereka mengatakan, ibu hamil atau sedang menyusui yang 💉copet19 akan berdampak pada ASI mereka, ASI jadi berwarna biru-hijau dan warna ASI tersebut akan menempel pada lidah bayi mereka," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali dibagikan dan mendapat 1 komentar dari warganet.

Benarkah klaim ASI dari ibu yang sudah divaksin COVID-19 akan berubah jadi biru? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

2. Foto Ini Presiden China Xi Jinping Jadi Tahanan Rumah Usai Dikudeta

Sebuah foto yang diklaim Presiden China, Xi Jinping menjadi tahanan rumah usai dikudeta oleh jenderal militer PKC beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 25 September 2022.

Dalam foto tersebut, Xi Jinping tampak duduk di kursi. Ia mengenakan jaket dan celana panjang hitam. Terlihat juga, Xi Jinping memakai masker.

Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Xi Jinping telah menjadi tahanan rumah usai dikudeta oleh jenderal militer PKC.

"Menyiapkan Diri jadi Presiden 3 Periode,

Presiden China Xi Jinping di kudeta oleh Jenderal Militer anggota PKC dan jadi tahanan rumah

Penerbangan Dalam dan Luar Negeri ditunda," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 7 kali dibagikan mendapat 7 komentar dari warganet.

Benarkah dalam foto itu Xi Jinping menjadi tahanan rumah usai dikudeta? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

3. Jokowi Jenguk Lesti Kejora di Rumah Sakit

 Kabar Presiden Jokowi menjenguk penyanyi dangdut Lesti Kejora di rumah sakit beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 4 Oktober 2022.

Akun Facebook tersebut mengunggah foto seorang wanita terbaring di ranjang rumah sakit. Wanita itu mengenakan jilbab hitam dan masker.

Dalam foto itu, Jokowi tampak berada di samping ranjang rumah sakit, seolah-olah tengah menjenguk wanita tersebut.

Foto itu juga terdapat narasi bahwa Jokowi tengah berkunjung ke rumah sakit tempat Lesti Kejora dirawat.

"KUNJUNGAN JOKOWI KE RUMAH SAKIT KONDISI LESTI MEMPRIHATINKAN

Presiden Jokowi jenguk Lesti Kejora di rumah sakit tanpa kehadiran Rizky Billar," demikian narasi dalam foto tersebut.

"Akibat kekerasan Aparat Negara menggunakan senjata pengurai masa, Ratusan Orang Meninggal Dunia, Puluhan di antaranya adalah anak-anak dan masih, tragedi menjadi yang kedua terburuk se dunia, seluruh perkumpulan sepakbola memberikan belasungkawa, FIFA turunkan bemdera setengah tiang, dan organisasi HAM mengutuk kekerasan aparat

Kemana presiden RI ?? Jenguk Lesti Kejora Artis dangdut yang sdg kesepian dan cari perhatian dengan ngonten kasus

Waras pak ???!!!" tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat 1 komentar dari warganet.

Benarkah kabar Jokowi menjenguk penyanyi dangdut Lesti Kejora di rumah sakit? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hoaks Berikutnya

4. Muhammadiyah Usung Anies Baswedan untuk Pilpres 2024

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Muhammadiyah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 29 September 2022.

Dalam postingannya terdapat potongan video berjudul "Sah!! Muhammadiyah resmi usung Anies di Pilpres 2024"

Akun itu menambahkan narasi "SERBA SERBI PEMIMPIN TERBAIK SAAT INI , MESKI TERUS DIJEGAL NEO PKI BAHKAN BAWASLU IKUTAN JUGA !! BACALON AJA BELUM APALAGI CAPRES KOK SDH DITINDAK LANJUTI BAWASLU , KETOROMEN NEK BAWASLU ANTEK REZIM ANTEK CUKONG"

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Muhammadiyah mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024? Simak hasil penelusurannya di sini.

 

5. Video Aksi Pemukulan Suporter Penyebab Tragedi Kanjuruhan

Sebuah video aksi pemukulan terhadap seorang suporter Aremania di tribun beredar di media sosial. Video tersebut diklaim jadi penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 3 Oktober 2022. Video berdurasi 20 detik itu memperlihatkan salah satu suporter terjatuh dari pagar tribun setelah dipukul seorang pria.

Video tersebut kemudian dikaitkan jadi penyebab tragedi yang menewaskan 100 orang lebih di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022 lalu.

"Ini awal mula terjadi oknum coklat memukul seporter sampai jatuh. Coba liat aja di lapangan,perhatikan masih kosong belum terjadi keributan di tengah lapang

Kapolri harus usut tuntas, siapa oknum provokator yg mengakibatkan meninggalnya ratusan org.Dan Kapolri harus meminta maaf pada fans Arema.

#RipArema," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 8 kali direspons dan 400 kali ditonton warganet.

Benarkah aksi pemukulan terhadap suporter dalam video tersebut jadi penyebab tragedi Kanjuruhan? Berikut penelusurannya di sini.

 

6. Tragedi Kanjuruhan akibat Komunis Ujicoba Gas Beracun untuk Bunuh Rakyat Indonesia

Beredar di media sosial postingan pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 Oktober 2022.

Berikut isi postingannya:

"INFO VALID A1**FIX SUPER VALID NO HOAX DARI ORANG BIN PENSIUNAN KOMBES & MANTAN ORANG BAIS, KEDUA INFO INI DISATUKAN MENJADI DATA, DATA-DATA DARI INFORMASI SAYA KUMPULKAN MENJADI SEBUAH DOKUMENTASI, BAHWA PADA TANGGAL 1 OKTOBER HARI KESAKTIAN PANCASILA KEMARIN KOMUNIS MENGUJI COBA CAMP PEMBANTAIAN MIRIP SEPERTI NAZI MENGGUNAKAN GAS BERACUN, NAMUN KALI INI KELINCI PERCOBAAN NYA MELALUI MEDAN LAPANGAN BOLA, RAKYAT JATIM, DAN AGENDA PERTANDINGAN BOLA YANG SUDAH DI GRAND DESIGN SECARA MATANG MELALUI PSSI & BRIMOB.**SIAP SIAP SELURUH RAKYAT INDONESIA, NEGERI INI SEBENTAR LAGI AKAN BANYAK CAMP CAMP SEPERTI DI XINJIANG UIGHUR, BUKAN HANYA UMAT ISLAM, SELURUH AGAMA AKAN DIHABISI.**INFO INI WAJIB DI VIRALKAN."

Postingan itu juga disertai video dari stasiun tv Al Jazeera berdurasi dua menit 43 detk.

Lalu benarkah postingan pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia? Simak hasil penelusurannya di sini.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.