Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Vaksin Covid-19 Sinovac Merupakan Bahan Ujicoba Bagi Anak-Anak Indonesia

Beredar di media sosial postingan video terkait vaksin covid-19 buatan Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video terkait vaksin covid-19 buatan Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia. Postingan ini ramai dibagikan sejak beberapa waktu lalu.

Dalam video yang beredar terdapat seorang pria yang mengajak untuk menolak pemberian vaksin covid-19 bagi anak-anak. Ia menyebut vaksin covid-19 yang akan diberikan merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia.

Pria itu beralasan vaksin covid-19 bagi anak-anak buatan Sinovac belum melakukan tes ujicoba atau studi bagi anak Indonesia. Ia juga mengajak sejumlah orang di video tersebut untuk melakukan aksi penolakan pada 22 Desember 2021.

Lalu benarkah video yang mengklaim vaksin covid-19 Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia?

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan penjelasan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dirilis pada 2 November 2021. Dalam siaran persnya BPOM menjelaskan bahwa vaksin covid-19 Sinovac aman dan dapat digunakan untuk anak.

"Aspek khasiat dan keamanan Vaksin Sinovac pada anak dinilai berdasarkan studi klinik di China dengan total subjek 1050 anak yang menunjukkan penggunaan Vaksin Sinovac pada anak usia 6-11 tahun aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Profil keamanan pada anak usia 6-11 tahun sebesar persen, sebanding dengan profil keamanan pada usia 12-17 tahun yang sudah disetujui sebesar 14 persen. Semua laporan kejadian tidak diinginkan (adverse events) yang teramati termasuk dalam kategori grade 1 dan 2 (ringan hingga sedang).

Terkait dengan efek pembentukan respons imun (imunogenisitas) vaksin ini pada anak usia 6-11 tahun, hasil pengamatan uji antibodi netralisasi 28 hari setelah vaksinasi dosis ke-2 menunjukkan seropositive rates dan seroconversion rates mendekati 100%. Nilai titer antibodi (Geometric Mean Titre/GMT) pada anak lebih tinggi dari titer antibodi pada kelompok dewasa yang sudah diketahui efikasinya (GMT: 118,7 vs 14,1). Dari hasil studi-studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa Vaksin Sinovac dengan pemberian dosis 600 SU aman dan memberikan respons imun yang baik pada anak usia 6-11 tahun."

Selain itu ada juga penjelasan dari Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono dalam siaran pers yang dirilis 14 Desember 2021.

"Berdasarkan rekomendasi ITAGI dan hasil EUA dari BPOM, jenis vaksin yang akan kita gunakan adalah Vaksin Sinovac. Vaksin Sinovac memiliki KIPI yang kecil, sehingga kita prioritaskan untuk anak-anak. Beberapa negara juga menjalankan vaksinasi pakai platform lain, mungkin itu juga akan kita gunakan, tapi untuk saat ini vaksin yang tersedia untuk anak-anak kita utamakan Sinovac dulu," ujarnya menambahkan.

Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan penjelasan dari Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hinky Hindra Irawan Satari yang tayang dalam artikel berjudul "HEADLINE: BPOM Izinkan Vaksin Sinovac untuk Anak 6-11 Tahun, Target dan Pelaksanaannya?" yang tayang di Liputan6.com pada 3 November 2021.

"Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI), Prof Hinky Hindra Irawan Satari, mengatakan, pihaknya telah memelajari dokumen dan hasil uji klinik vaksin Sinovac pada anak.

Menurutnya dokumen terkait vaksin Sinovac untuk anak usia enam hingga 11 telah dikaji secara mendalam. Hasilnya pun sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Vaksin ini memenuhi syarat dalam daya lindung dan keamanannya, tapi saya juga titip bahwa vaksin ini baru dan tentunya kita harus sama-sama mengawal dan saling menguatkan untuk mencapai kekebalan kelompok,” kata Hinky dalam konferensi pers daring pada Senin, 1 November 2021.

Hinky, menambahkan, anak-anak harus dilindungi dengan vaksinasi. Sebelumnya, vaksinasi pada anak usia 12 ke atas---yang juga menggunakan vaksin Sinovac---cakupannya memuaskan dan aman.

“Jadi kita harapkan semua masyarakat mengetahui ketahanan keluarga, kalau kelaurga kita tahan dan protokol kesehatan diterapkan dengan ketat InshaAllah landainya kasus sekarang ini bisa kita pertahankan," katanya.

Hinky juga membahas terkait gelombang ke-3 COVID-19 yang diprediksi terjadi pada akhir 2021. Menurutnya, dua bulan ke depan yakni November dan Desember menjadi ujian tersendiri untuk tidak lengah menjalankan protokol kesehatan.

“Jika dua bulan ini kita gagal mempertahankan kelandaian kasus, saya khawatir sekali akan terjadi peningkatan, tapi semoga tidak kejadian seperti bulan-bulan lalu.”

Ia berharap agar vaksinasi anak bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya sehingga anak-anak dapat terlindungi.

“Mudah-mudahan kita bisa menjalankan tugas mulia ini dengan sebaik- baiknya, anak-anak kita terlindungi, cucu saya terlindungi juga, mudah- mudahan kita menang melawan pandemi ini.”

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga telah memberikan rekomendasi untuk vaksin covid-19 anak-anak buatan Sinovac. Hal ini disampaikan oleh Soedjatmiko dari Tim Advokasi Vaksin COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sekaligus anggota Satgas Imunisasi IDAI.

"Vaksin ini aman dan dapat merangsang kekebalan terhadap COVID-19 berdasarkan hasil uji klinik pada kelompok umur tersebut di Tiongkok yang telah dipublikasi di jurnal ilmiah dan dikaji dengan teliti oleh BPOM dan ITAGI," ucapnya.

Prof. Miko menjelaskan, efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin sangat jarang dan tidak berbahaya. Beberapa efek samping, di antaranya, nyeri di bekas suntikan, bengkak, demam, pusing, lesu, yang akan hilang dalam 1 hari sampai 2 hari.

"Kalau demam, beri obat demam, banyak minum. Kalau nyeri, bisa diberikan obat nyeri atau dikompres, kemudian istirahat," ujarnya.

Sumber:

https://www.liputan6.com/health/read/4700132/headline-bpom-izinkan- vaksin-sinovac-untuk-anak-6-11-tahun-target-dan-pelaksanaannya

https://www.pom.go.id/new/view/more/pers/628/Persetujuan- Penggunaan-Vaksin-Sinovac-untuk-Anak-Usia-6-----11-Tahun-.html

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20211214/1838977/pemer intah-gelar-kick-off-vaksinasi-covid-19-anak-usia-6-11-tahun-serentak- di-3-provinsi/

https://www.liputan6.com/health/read/4751744/sinovac-untuk-vaksinasi- anak-usia-6-11-aman-dan-bermanfaat

https://www.liputan6.com/health/read/4699176/bpom-resmi-izinkan- penggunaan-vaksin-sinovac-untuk-anak-6-11-tahun

https://www.liputan6.com/health/read/4702068/efek-samping-vaksin- sinovac-pada-anak-tak-beda-dengan-dewasa?source=search

https://www.liputan6.com/health/read/4702504/vaksinasi-covid-19- untuk-anak-6-11-tahun-mengapa-baru-vaksin-sinovac-yang-dapat-eua? source=search

https://kominfo.go.id/content/detail/38890/hoaks-vaksin-sinovac-belum-dilakukan-uji-coba-untuk-anak-anak-indonesia/0/laporan_isu_hoaks

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan video yang mengklaim vaksin covid-19 Sinovac merupakan bahan ujicoba bagi anak-anak Indonesia adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.