Sukses

Pemikiran Irasional Jadi Alasan Orang Mudah Terlena Hoaks 

Cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hoaks adalah jangan terburu-buru saat membaca, gunakan waktu untuk berhenti sejenak, kemudian kritisi setiap informasi yang diterima.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks atau berita bohong masih sering dipercaya hingga disebarkan kembali oleh masyarakat. Terlebih hoaks yang mengangkat topik viral yang tengah ramai dibicarakan masyarakat atau media sosial. 

Psikolog Oktina Burlianti menyebut, alasan berita hoaks dapat mudah disebarkan karena berita tersebut memicu alam emosi kita dan judgement kita yang tidak rasional.

“Jadi, pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang enggak rasional, kecuali orang-orang yang memang mau berpikir lebih rasional. Dan rasional itu takes time. Rasional itu membutuhkan waktu lebih lama," ujar Oktina, kepada Liputan6.com, Rabu (8/12/2021).

Alasan inilah menjadi latar belakang mengapa manusia lebih mudah percaya hoaks yang sedang viral dibanding fakta.

 

Dalam penelitian Daniel Kahneman dijelaskan terdapat dua sistem pemikiran yang ada dalam pikiran manusia, system one dan system two. System one merupakan proses berpikir yang cepat, tidak disadari, dan banyak dipengaruhi oleh emosional judgement, dan kognitif bias. Nah, manusia cenderung mengandalkan system one.

“Sedangkan pemikiran rasional berada pada system two, yakni proses berpikir yang menerapkan teknik berhati-hati, menggunakan logika dan analisa,” ujar Oktina.

Manusia juga seringkali tidak membaca informasi secara detail atau hanya menerapkan teknik membaca skimming dan hanya membaca topik yang menarik atau viral baginya. “Manusia yang cerdas, manusia yang rasional adalah manusia yang tidak terburu-buru membuat keputusan,” ujar Oktina.

Nah, cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hoaks adalah jangan terburu-buru saat membaca, gunakan waktu untuk berhenti sejenak, kemudian kritisi setiap informasi yang diterima.

"Jadi, tidak asal membagikan atau share informasi yang belum pasti kebenarannya," ujar Oktina.

Penulis: Azarine Jovita Halim/Universtias Multimedia Nusantara

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.