Sukses

Video Hoaks Sepekan: Lagu Kebyar-Kebyar Saat Penutupan Olimpiade Tokyo hingga Bendera Merah Putih Dilarang Berkibar di PIK

Beberapa video hoaks telah ditelusuri Cek Fakta Liputan6.com selama sepekan. Berikut rangkumannya.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk video.

Salah satunya video yang diklaim lagu Kebyar-Kebyar berkumandang saat upacara penutupan Olimpiade Tokyo beredar di media sosial. Video itu disebarkan oleh akun Agung Subagiyono pada 18 Agustus 2021 lalu

Video berdurasi 3 menit 29 detik ini juga disertakan narasi dari akun Agung Subagiyono yang berbunyi:

“Masya Allah. Clossing Ceremony Olympiade Tokyo.Lagu Indonesia "Gebyar Gebyar" ciptaan Alm. *Gomloh* dikumandangkan oleh Penyanyi kenamaan Spanyol, dan di backing vocal oleh mahasiswa² Indonesia yg sdg kuliah di Spanyol. Saat lagu itu berkumandang.. sungguh mendpt applous yg luar biasa dr seluruh atlit sedunia yg hadir di Tokyo. Saat ini lagu "Gebyar Gebyar" sudah viral di bbrpnegara. *_Penyanyi tsb minta ke Panitya Olympiade Tokyo, agar memberikan "royalti" lagu tsb ke kelg (alm) Gombloh_*. _Hal ini direspon cepat oleh Panitia Olympiade yg di back up oleh Pemerintah Jepang_, *yg langsung menyerahkan royalti tsb ke keluarga (alm) Gombloh senilai 250 jt rupiah, melalui kedubes Jepang di Infonesia.*Gombloh, yg telah begitu dikagumi di luar negeri dg karya² nya mengharumkan nama Indonesia. Semoga ini benar adanya.”

Video yang disebarkan akun Facebook Agung Subagiyono sudah mendapatkan 16 komentar, 73 tayangan, dan 42 disukai warganet.

Namun setelah ditelusuri, video yang diklaim lagu Kebyar-Kebyar berkumandang saat upacara penutupan Olimpiade Tokyo adalah informasi yang salah.

Faktanya, lagu Kebyar-Kebyar dalam video tersebut dinyanyikan oleh Band Arkarna dalam acara acara Mega Konser Dunia yang ditayangkan oleh stasiun televisi RCTI pada 18 Agustus 2015. Video itu tidak ada kaitannya dengan penutupan Olimpiade Tokyo.

Selain video yang diklaim lagu Kebyar-Kebyar berkumandang saat upacara penutupan Olimpiade Tokyo, terdapat video hoaks lainnya yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Video Anak-Anak Berenang dengan Buaya di Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir

Sebuah video yang diklaim anak-anak berenang bersama buaya di Pemulutuan, Kabupaten Ogan Ilir beredar di media sosial. Video itu diunggah oleh akun Facebook Shand Al - Palembangi pada 18 Agustus 2021.

Dalam video yang diunggah tampak empat anak terlihat sedang bermain bersama seekor buaya. Video berdurasi 50 detik ini juga disertakan dengan sebuah narasi yang berbunyi:

"Pemulutan, salah satu kampung di Kab. Ogan ilir, sumsel... warga ny sdh akrab bermain dgn buaya 🙏🙏," tulis akun Facebook Shand Al - Palembangi.

Unggahan yang disebarkan akun Facebook Shand Al - Palembangi mendapatkan 29 komentar, 34 menyukai, dan 67 kali ditonton.

Setelah ditelusuri, video warga yang bermain dengan seekor buaya di Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan adalah salah. Faktanya, kejadian tersebut bukan berasal dari Desa Pemulutan dan video tersebut juga sempat viral pada 2020 lalu.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

 

3 dari 4 halaman

Bendera Merah Putih Dilarang Berkibar di PIK

Beredar di media sosial postingan video terkait pelarangan pengibaran bendera Merah Putih di Pantai Indah Kapuk (PIK). Postingan itu ramai dibagikan pada pekan lalu.

Salah satu akun yang mempostingnya adalah akun bernama Hendri Mairizal. Dia mengunggahnya di Facebook pada 18 Agustus 2021.

Dalam unggahannya terdapat video dari Youtube berjudul "Bendera Merah Putih Dilarang Berkibar di Kawasan PIK, Kenapa!!"

Setelah ditelusuri, postingan video yang menyebut bendera Merah Putih dilarang berkibar di PIK adalah tidak benar. Faktanya kepolisian melarang kerumunan agar tidak terjadi klaster baru covid-19.

Baca selengkapnya di tautan berikut ini.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.