Sukses

Simak Kumpulan Hoaks Tes Covid-19, dari PCR sampai Cara Sederhana

Berikut kumpulan hoaks seputar tes Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Informasi tentang tes Covid-19 dengan metode PCR, swab tes hingga yang sederhana beredar di media sosial. Namun, sebelum mempercayainya kita perlu memastikan kebenarannya, ini untuk menghindari hoaks yang bisa merugikan.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri informasi seputar tes Covid-19, hasilnya sejumlah informasi terbukti hoaks.

Berikut hoaks seputar tes Covid-19 hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:

1. Tulisan Najwa Shihab  tentang Informasi Rapid Tes dan PCR Covid-19 

 Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19, informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Berikut klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19:

"PENTING DIBACA DAN DIPAHAMI UNTUK DIKETAHUI.‼

NAJWA SIHAB KOMEN

KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN, KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKINKAN OLEH SEBUAH SISTEM.

Rapid tes itu cek darah, sedangkan covid-19 tidak masuk ke DARAH

Rapid tes cuma cek antibodi reaktif / muncul atau non reaktif bukan cek VIRUS.

Orang FLU kalo ikut rapid tes hasilnya pasti POSITIF karena antibodinya reaktif muncul.

Jadi hasil rapid tes POSITIF belum tentu kena CORONA Itu hanya menunjukkan ANTIBODINYA reaktif/muncul.

PCR tes pun hanya menunjukkan/mengindikasi keberadaan adanya VIRUS tapi gak bisa mejunjukan itu virus apa dan juga gak bisa Membedakan antara virus hidup dan virus mati akibat sudah di bunuh sama antibodi kita.Tes PCR akan memberikan petunjuk hasil positif jika ada virus tapi tidak bisa nengidentifijasi virus jenis apa dan virus hidup atau virus mati.

Selama ini tidak ada yang meninggal disebabkan murni karena Virus Corona.

Jadi kemungkinan yang kata media bertambah banyak yang kena corona / covid 19, diliat dari hasil rapid tes itu belum tentu kena covid-19, Sekali lagi rapid tes cuma mendeteksi antibodi seseorang muncul / reaktif apa tidak, Sedangkan orang flu aja antibodinya pasti muncul /reaktif jika dikakukan rapid tes dengan hasilnya pasti akan positif.

Jadi waspada boleh, Takut juga boleh, Tapi tidak perlu berlebihan sampai ketakutan akut / depresi, Sebab itu akan mempengaruhi imun kita menurun dratis / drop.

Contoh kasus, seseorang panik ketakutan kena corona otomatis jantungnya berdebar kencang mengakibatkan sesak nafas dan besok meninggal.

Contoh kasus ketiga seseorang dengan aktifitas tinggi bekerja terlalu keras lupa istirahat badannya kelelahan jadi lemah, sress dari tes medis meninggalnya bukan karena virus corona tapi karena masuk virus lainya disebabkan imun turun karena kelelahan dan stress berat.

Semoga kita semua semakin paham tentang Covid-19 ini. Dan mindset / pola pikirnya berubah menjadi tenang dan selalu positif menghadapi segala situasi dan kondisi yang tidak menentu saat ini.

#tetaptenang#tetapsemangat#tetapenjoy#janganpanik#janganemosi#jangansusah

Blokir semua postingan postingan gambar/berita yang negatif dan menakutkan segera hapus, selalu berpikir positif, selalu bersyukur perbanyak doa semoga kita semua senantisa di berikan keselamatan didunia dan diahirat Aamiin.

✒ sumber Najwa Shihab".

Benarkah klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tulisan Najwa Shihab tentang rapid tes dan PCR Covid-19 tidak benar.

Tulisan tersebut bukan berasal dan dibuat dari Najwa Shihab, isi tulisannya pun tidak benar.

 

2. Video Bersihkan Hidung dengan Cairan Infus untuk Hasil Swab Tes Negatif

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif. Video tersebut diunggah akun Facebook DrLois, pada 20 Mei 2021.

Klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif, menampilkan seorang bernama Dr Hesmastia Manuhara Harba'i, Sp. THT- KL, yang memperaktikan cara mencuci hidung yang baik dan benar.

Berikut narasi Hesmatia dalam video tersebut:

"Hari ini saya akan menjelaskan cara mencuci hidung yang baik dan benar, cuci hidung merupakan cara untuk membersihkan rongga hidung kita untuk mencegah masuknya virus, bakteri, atau kuman.

Cuci hidung baik dilakukan setiap hari untuk mencegah penyakit.

Yuk kita lihat alat apasaja yang diperlukan, pertama kita siapkan cairan infus 0,9 persen, kita siapkan baskom atau gelas yang ada di rumah dan bersih, suntikan 10 cc, dan juga Transsofix.

Pertama kita lakukan cuci tangan terlbih dahulu lalu bukan transsofix kita colokan ke botil infus masukan ke wadah yang bersih, kita ambil suntikan tanpa jarum,

Untuk hidung kanan masukan cairan dari lubang hidung sebelah kanan kita harus lakukan miring kepala sebelah kiri, buka mulut tahan nafasnya lalu semprotkan cairan infus ini.

Untuk hidung sebelah kiri sama prinsipnya seperti tadi, miring sebelah kanan buka mulut tahan nafasnya.

Sudah bersih hidung kalian dan terjaga virus bakateri masuk diera pandemi ini"

Kemudian video tersebut diberi keteragan sebagai berikut:

"Yg mau cek Swab supaya hasilnya (-).Cuci hidung dgn cairan infus NaCL😂"

Benarkah klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video mencuci hidung dengan cairan infus agar hasil swab tes negatif tidak benar.

Video tersebut menayangkan cara mencuci hidung untuk membersihkan rongga dan mencegah masuknya virus, kuman, maupun bakteri.

 

3. Swedia Hentikan Tes PCR untuk Deteksi Virus Covid-19

Beredar di media sosial postingan terkait Swedia yang menghentikan tes PCR untuk mendeteksi virus covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak akhir Mei lalu.

Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama @hemarina. Dia mengunggahnya di Twitter pada 21 Mei 2021 lalu.

Dalam unggahannya terdapat narasi:

"Sweden Stops using PCR Tests - RNA from Viruses can be Detected for Months After Infection even on vaccinated persons"

atau dalam Bahasa Indonesia

"Swedia Berhenti Menggunakan Tes PCR - RNA dari Virus dapat Dideteksi Berbulan-bulan Setelah Infeksi bahkan pada orang yang divaksinasi."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim Swedia menghentikan penggunaan tes PCR untuk mendeteksi virus covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, postingan yang mengklaim Swedia menghentikan penggunaan tes PCR untuk mendeteksi virus covid-19 adalah tidak benar.

 

4. Tes Mandiri Covid-19 dengan Menahan Napas Selama 10 Detik

Beredar melalui aplikasi percakapan pesan berantai terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Dalam pesan berantai disebutkan tes mandiri covid-19 dilakukan hanya dengan menahan napas. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:

"AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS

Oleh : DR. Berlian Siagian.

Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 - 28 hari setelah infeksi.

Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan.

Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !

Perhatikan cara berikut ini :

Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !

Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi deandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !

Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda. Salam sehat ! ini sangat bermanfaat"

Lalu benarkah pesan berantai yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang mengklaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas adalah tidak benar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

3 dari 3 halaman

Simak Video Berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini