Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Seseorang Alami Kaku dan Kejang Akibat Vaksin Covid-19

Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp video terkait seseorang badannya mengalami kaku yang diklaim akibat vaksin covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp video terkait seseorang badannya mengalami kaku yang diklaim akibat vaksin covid-19. Video tersebut ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

Dalam video berdurasi 59 detik itu terlihat seorang wanita yang sedang dibawa ke ambulans. Wanita itu menangis serta tangan dan kakinya kaku dan seperti kejang.

Di dalam video juga ada orang yang berkata "habis vaksin enam hari". Selain itu juga terdapat narasi "akibat suntik vaksin kalbar"

Lalu benarkah video seseorang yang kaki tangannya kaku seperti kejang akibat vaksin covid-19?

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan Yandex namun tidak menemukan video terkait. Kemudian Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengetik kata kunci "video vaksin Kalbar" di mesin pencarian Google. Hasilnya ada beberapa artikel terkait video tersebut.

Salah satunya dari Kumparan.com dalam artikel "Viral Perempuan Alami Kejang Usai Divaksin, Ini Penjelasan Dinkes Kalbar" yang tayang 24 Juni 2021.

Berikut isi artikelnya:

Hi!Pontianak - Viral sebuah video di media sosial, tentang seorang wanita yang mengalami kejang dan badannya terasa kaku. Dalam video tersebut disebutkan, bahwa perempuan tersebut mengalami kejang, 5 hari setelah mengikuti vaksinasi COVID-19, di daerah, Jungkat, Kabupaten Mempawah.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Harisson menjelaskan, bahwa wanita tersebut merupakan karyawan swasta, yang mengikuti vaksinasi di Polsek Jungkat, pada Kamis, 17 Juni 2021.Setelah 5 hari timbul perubahan perilaku histeris. Sudah ditangani, dirujuk ke Rumah Sakit Rubini Mempawah. Sekarang sudah pulang, dengan kondisi baik,” jelas Harisson, Kamis, 24 Juni 2021.

Harisson mengatakan, melihat kejadian tersebut ia menduga adanya kemungkinan wanita tersebut terkena psikosomatis (penyakit yang berhubungan dengan pikiran).

“Hasil laboratorium untuk elektrolit baik. Dari hasil ronsen torak baik, dokter spesialis paru menyarankan untuk pemeriksaan swab PCR, namun keluarga pasien menolak dan minta pulang atas permintaan sendiri,” ungkapnya.

Kondisi pasien ketika pulang sudah dalam kondisi baik karena sudah bisa duduk, bicara, dan tidak ada lagi keluhan kaku atau gejala seperti kejang lainnya."

Selain itu ada juga artikel dari Tribunnews.com berjudul "Sempat Alami Demam, Muntah Hingga Keram Tangan, David Pastikan Bukan Efek Vaksin" yang tayang 24 Juni 2021.

Berikut isinya:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Direktur RSUD dr Rubini Mempawah, David Sianipar, memberikan penjelasan terkait viralnya video seorang wanita yang mengalami keram di tangan usai dikabarkan menjalani vaksinasi Covid-19, enam hari sebelumnya.

Saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Kamis 24 Juni 2021, David Sianipar menjelaskan, wanita berinisial N, warga Desa Sungai Burung, Kecamatan Segedong itu, memang sempat dirawat di RSUD dr Rubini, pada 22 Juni 2021, pukul 22.30 WIB.

“Yang bersangkutan masuk ke RSUD dr Rubini dibawa oleh pihak keluarga. Dan sehari sebelumnya, pada Senin, 21 Juni, juga masuk ke sini (RSUD dr Rubini) dengan keluhan demam dan muntah, kemudian pasien ditangani dan diijinkan untuk rawat jalan, sehingga tidak menjalani rawat inap,” kata David.

Saat dibawa untuk kedua kalinya oleh pihak keluarga pada Selasa, 22 Juni 2021, tangan pasien berinisial N, mengalami keram/kaku.

“Ketika diwawancarai tim medis kami, keram tangan itu dialami beberapa jam sebelum masuk rumah sakit. Ia juga mengungkapkan, sempat muntah di rumah, nyeri ulu hati, dan pernah menjalani vaksinasi pada 17 Juni di Puskesmas Rawat Inap Jungkat,” ungkapnya.

Hasil pemeriksaan pada 22 Juni, jelas David, kondisi pasien berinisial N umumnya baik. Tanda-tanda vitalnya bagus, yakni sadar, bisa bicara, ada demam dengan suhu tubuhnya 37,8 derajat celcius.

Kemudian, ia ditangani Tim Medis RSUD dr Rubini, diberi infus, obat anti muntah, dan beberapa obat lainnya.

"Tak berapa lama di rumah sakit, kondisi pasien membaik. Tangan pasien berinisial N ini tak lagi keram dan sudah dapat duduk dan berkomunikasi," katanya.

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan komprehensif untuk mencari penyebab tangannya keram, termasuk pengecekan elektrolit, pemeriksaan darah, pemeriksaan paru-paru dan lain sebagainya.

“Dan dari hasil pemeriksaan penunjang itu, terutama terkait dengan demam yang dialami, ada tanda-tanda yang mengarah bahwa bersangkutan kemungkinan mengalami Dengue Fever atau demam berdarah,” paparnya.

Tim Medis RSUD Rubini sempat menawarkan agar dilakukan Swab Test PCR terhadap pasien berinisial N ini, namun pihak keluarga menolak, dan memilih minta pulang. Dengan alasan, tidak ada keluarga yang bisa menjaga.

“Jadi secara umum, kondisi umum pasien ini cukup baik, hanya ada demam, serta dengan kecurigaan dengue fever atau DBD. Bahkan saat pulang pada 23 juni 2021 pukul 17.05 WIB, kondisinya sudah cukup baik,” jelasnya lagi.

Selanjutnya, David mengatakan terkait dengan berkembangnya kabar yang bersangkutan mengalami keram tangan karena efek vaksin pada 17 Juni 2021, David mengungkapkan, berdasarkan data Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) RI, vaksinasi Sinovac umumnya punya gejala yang ringan.

Menurut laporan Komnas KIPI RI, efek vaksinasi Sinovac ada tiga kategori. Pertama, keluhan sifatnya lokal. Misalnya, pegal-pegal, nyeri atau bengkak di bagian lengan yang divaksin.

Kedua, keluhan sistemik, yakni efek menyeluruh di tubuh, seperti demam, nyeri otot, nyeri sendi dan sakit kepala. Dan ketiga, reaksi alergi, seperti bentol-bentol atau memerah di tubuh.

“Nah terkait adanya keluhan tangan sampai keram atau kaku yang dialami pasien berinisial N, sejauh ini kami belum pernah mendapat laporan gejala serupa dari Komnas KIPI RI,” tegasnya.

Begitu juga kata David, efek vaksin, umumnya tidak memiliki rentang waktu lama dari waktu usai yang bersangkutan menjalani vaksinasi.

Karena itu lah, sesuai aturan baku dalam vaksinasi Covid-19 sekarang ini, setiap peserta diminta menunggu 30 menit untuk menjalani observasi, agar tim medis bisa melihat apa kejadian ikutan atau efek yang timbul usai divaksin.

“Jadi, bercermin dari kejadian keram tangan yang dialami pasien berinisial N, berdasarkan laporan dari Komnas KIPI RI, kami berpendapat, bahwa kejadian tersebut belum dapat dikatakan pasti karena efek samping dari vaksin Covid-19,” tegasnya.

Lebih lanjut David juga menjelaskan manfaat dari vaksinasi Covid-19 tersebut. Dirinya menegaskan, vaksinasi Covid-19 sangat baik untuk meningkatkan imunitas tubuh masyarakat.

Jika ada yang sudah dua kali menjalani vaksinasi, kemudian terpapar Covid-19, maka yang bersangkutan cenderung mengalami gejala yang lebih ringan dibandingkan dengan yang belum mendapat vaksinasi.

“Terciptanya kekebalan tubuh kita usai divaksin, membuat pasien yang terpapar virus Corona lebih mudah ditangani dan tentu saja lebih cepat sembuh,” tutupnya."

Selain itu ada juga artikel dari Suarakalbar.id berjudul "Warga Mempawah Alami Kaku Jari Tangan dan Kaki Habis Vaksin COVID-19" yang tayang 24 Juni 2021. Dalam artikel tersebut terdapat penjelasan dari Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Mempawah.

"Penyebab remaja perempuan itu mengalami kaku seperti kejang-kejang bukan disebabkan oleh suntikan vaksin Covid-19," ujar Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Mempawah, Mukhtar Siagian, Kamis (24/6/2021).

Ia membenarkan memang ada pasien atas nama Nuraini (24) yang masuk ke RSUD dr Rubini Mempawah dengan kondisi kaki dan tangan kaku seperti kejang. Namun, setelah diperiksa petugas, kaki dan tangan kaku itu bukan disebabkan suntikan vaksin Covid-19.

"Sama sekali tidak ada kaitannya dengan vaksin Covid-19," tegasnya lagi.

Sumber:

https://kumparan.com/hipontianak/viral-perempuan-alami-kejang-usai-divaksin-ini-penjelasan-dinkes-kalbar-1w0Fizeodaf/full

https://pontianak.tribunnews.com/2021/06/24/sempat-alami-demam-muntah-hingga-keram-tangan-david-pastikan-bukan-efek-vaksin?page=all&_ga=2.184685676.437130329.1624671234-670715421.1612500448

https://kalbar.suara.com/read/2021/06/24/071136/warga-mempawah-alami-kaku-jari-tangan-dan-kaki-habis-vaksin-covid-19?page=all

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Video seseorang yang kaki tangannya kaku seperti kejang akibat vaksin covid-19 di Kalbar adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.