Sukses

Cek Fakta: Rapid Test Reaktif Belum Tentu Positif Virus Corona Covid-19

Ternyata, hasil rapid test yang reaktif belum tentu orang tersebut positif virus corona covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Virus corona covid-19 di Indonesia belum surut. Buktinya, per 7 Oktober 2020, kasus ini naik menjadi 315.714 orang Indonesia yang terjangkit virus corona covid-19.

Untuk mengetahui seseorang terjangkit virus corona covid-19 atau tidak, bisa dilakukan dengan rapid test. Namun tahukah Anda, hasil rapid test yang reaktif belum tentu orang tersebut positif covid-19.

"Benar bahwa rapid test reaktif belum tentu positif corona. Sebab, hal ini juga dipengaruhi oleh seberapa spesifik alat Rapid test yang digunakan," kata Profesor Zullies Ikawati, yang merupakan Guru Besar Universitas Gajah Mada atau Profesor di bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik kepada Cek Fakta Liputan6.com.

Dia menambahkan, "Rapid test hanya mengidentifikasi dari keberadaan antibodi, di mana jika terjadi peningkatan antibodi, maka hasil test bisa reaktif."

Antibodi, kata Profesor Zullies Ikawati, adalah senyawa protein yang dihasilkan oleh sistem imun secara spesifik terhadap antigen tertentu. Misalnya terjadi infeksi virus SARSCoV-2, maka akan terbentuk antibodi terhadap virus SARS-CoV2 atau corona.

"Masalahnya, alat tersebut apakah cukup spesifik dalam mendeteksi antibodi thd virus SARS-CoV2. Jika tidak cukup spesifik, maka jika ada antibodi terhadap virus yang lain seperti flu, bisa jadi Rapid test itu menunjukkan hasil reaktif juga, yang berarti false positif, atau positif yang palsu terhadap virus corona. Sementara kita tahu bahwa alat Rapid test itu banyak ragam dan kualitasnya," ucap Profesor Zullies Ikawati.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Negatif Palsu

Lalu, bagaimana kalau hasil rapid test seseorang negatif palsu? Profesor Zullies Ikawati menjelaskan, kemungkinan orang tersebut terinfeksi covid-19, tapi belum terbentuk.

"Sebaliknya, bisa terjadi negatif palsu jika test dilakukan pada saat antibodi belum terbentuk, sementara sebetulnya dia terinfeksi virus corona. Hal ini bisa terjadi karena untuk membentuk antibodi dibutuhkan waktu, bisa sekitar 7 hari biar mencapai jumlah yang bisa terdeteksi."

"Kalau seperti ini bisa terlihat hasil non-reaktif, makanya biasanya harus diulang lagi utk memastikan. Itu semua tergantung kualitas alatnya, Namun, paling akurat memang langsung dilakukan swab test," ujarnya mengakhiri.

3 dari 3 halaman

Tentang Cek Fakta

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.