Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Video Harimau Kurus Akibat Tak Dikasih Makan

Beredar di media sosial video soal harimau yang badannya kurus akibat tak diberi makan di sebuah kebun binatang. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial video soal harimau yang badannya kurus akibat tak diberi makan di sebuah kebun binatang. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak awal pekan ini.

Salah satu yang membagikannya adalah akun Ernita Sari di Facebook. Dia mengunggahnya pada Selasa (8/9/2020) di Facebook Grup bernama Dunia Kucing.

Unggahan tersebut disertai dengan narasi:

"Walaupun bkn group harimau.. Tp ini hmpir sm species nya sm anabul...

Ga tega lihat Perutnya kempes kurus ampe berbentuk tulang2nya..ini harimau dikebun binatang ( MAHARANI ZOO lamongan jawa timur) dikndangin tp ga diberi mkn. Pemkot setempat mungkin tdk mngeluarkan dananya lg.. Ya Allah kasihan sekali harimau nya lapeeer..."

Lalu benarkah harimau yang terlihat di video kurus karena tak dikasih makan?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran fakta:

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari Merdeka.com berjudul "Ini Penjelasan Pihak Kebun Binatang Jatim Soal Harimau Viral Karena Kurus" yang tayang 8 September 2020. Berikut isinya:

"Merdeka.com - Kebun Binatang Jatim akhirnya buka suara setelah beredarnya video seekor harimau viral di media sosial. Bukan tanpa alasan, satwa yang identik dengan tubuh besar ini tampak kurus kering dalam video viral tersebut.

Melalui dokter hewan yang menangani satwa-satwa di Kebun Binatang Jatim, ini diakibatkan oleh dua faktor. Melansir dari akun Instagram ndorobeii, Selasa (8/9/2020), berikut penjelasan dari dokter hewan Kebun Binatang Jatim terkait video harimau kurus yang viral di media sosial.

Kebun Binatang Jatim akhirnya buka suara setelah beredarnya video seekor harimau di media sosial. Melalui dokter hewan yang menangani satwa-satwa di Kebun Binatang Jatim, ini diakibatkan oleh dua faktor.

"Mau mengonfirmasi terkait video yang lagi viral, harimau Sumatera yang ekornya buntung itu kok kelihatan dari video kok kurus. Mohon penjelasan dari bu dokter," tanya salah satu pihak kepolisian yang langsung mendatangi Kebun Binatang Jatim.

"Pertama-tama saya kenalkan dulu ya pak. Nama saya Lely, saya kebetulan dokter hewan di Maharani Zoo. Saya yang menangani satwa-satwa yang ada di Maharani Zoo, terkait dengan foto atau video ya pak. Jadi itu ada kemungkinan dua hal pak yang kita cermati," ujar dokter hewan Lely.

Faktor pertama yang dikemukakan yakni pada pengambilan video. Dikatakan jarak jembatan dan habitat harimau tersebut lumayan tinggi sekitar 5-6 meter.

"Pertama, pengambilan video pada saat itu kan di ketinggian yang lumayan tinggi ya pak. Sekitar 5-6 meter antara jembatan sampai di bawah habitatnya," ungkapnya.

"Kemungkinan kan itu. Jadi jaraknya kan lumayan jauh jadi kelihatan mungkin agak kecil Bapak. Itu yang pertama," tambahnya.

Kemungkinan kedua yakni harimau Sumatera tersebut belum makan saat diambil videonya. Sebab, mereka sendiri tak tahu kapan tepatnya video tersebut diambil.

"Yang kedua, kemungkinan satwa ini memang belum makan Bapak. Karena pada waktu pengambilan itu kita enggak tahu kan jam berapa. Makannya satwa-satwa kita ini, yang harimau ini itu makannya sekitar setengah empat. Jam setengah empat," sambung dokter hewan Lely.

"Setengah empat sore ini sama?," tanya Bapak Polisi.

"Iya setengah empat sore, sehari cuma sekali Bapak. Sekitar 5-6 kilo daging," sambungnya.

Menurutnya, pihak Kebun Binatang sudah memberikan makan dengan benar kepada satwa-satwa khususnya harimau yang viral tersebut. Bahkan, dikatakan Kebun Binatang memberikan tiga macam daging untuk harimau itu.

"Kita pakai juga tiga macam daging Bapak. Ada daging ayam, daging sapi dan ada daging kambing juga. Seperti yang Bapak lihat tadi kan, kita tadi lihat pas makan kan Pak? Ada tulangnya juga, dagingnya juga gitu pak," paparnya.

"Jadi kelihatannya beda ya sama video yang viral dengan itu," kata Pak Polisi.

"Iya, tadi kan Bapak lihat sendiri pas di depannya kan Pak. Kan terlihat bedanya, ya mungkin karena itu pak," lanjutnya.

Dokter Hewan Lely juga menegaskan pihaknya tidak mengurangi jatah makanan satwa-satwa. Terutama pada harimau Sumatera tersebut.

"Terima kasih bu dokter. Semoga di Maharani Zoo tidak ada pengurangan (makanan)," kata bapak polisi.

"Amin, Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada pengurangan makan, tidak ada pak. Jadi makan untuk satwa-satwa kami tetap seperti biasa meskipun sekarang lagi pandemi. Jadi kami memang untuk satwa tetap prioritaskan," tegasnya.

Selain itu ada artikel dari Detik.com berjudul "Harimau Maharani Zoo Diviralkan Kurus, Begini Faktanya" yang tayang 9 September 2020. Berikut isinya:

Lamongan - Sebuah video yang diambil dari atas memperlihatkan seekor harimau yang diberi narasi perutnya yang terlihat kurus. Video tersebut viral di medsos.Harimau itu merupakan koleksi dari Maharani Zoo dan Goa Lamongan. Diviralkan kurus, tetapi pada kenyataanya harimau Sumatera tersebut sangat terurus.

Koordinator Marketing Maharani Zoo dan Goa Lamongan Juli Tri Wahyuningtyas mengatakan harimau tersebut tidak kurus, tetapi memang tidak gemuk. Harimau tersebut tidak sakit, tetapi usianya sudah tua. Usia itulah yang membuat harimau bernama Baksi itu tubuhnya tidak seperti harimau yang masih muda.

"Usia sudah tua, maka wajar jika kondisi metabolisme tubuhnya seperti itu sehingga tidak bisa gemuk," ujar Juli kepada wartawan, Selasa (8/9/2020).

Juli mengatakan Baksi berusia 14 tahun 3 bulan. Dengan usia lebih dari 14 tahun, kata Juli, wajar jika harimau jantan tersebut nampak kerempeng. Juli mengatakan Baksi didapat Maharani Zoo Kebun Binatang Surabaya (KBS). Sebelum di KBS, Baksi sempat menghuni Ragunan.

Terkait pola makan, Juli menyebut porsi makan Baksi sama seperti harimau lain yang menjadi koleksi Maharani Zoo, yaitu daging sehari 1 kali. Untuk harimau sumatera, kata Juli, pengelola memberi makan 5 sampai 8 kilo daging. Daging ini pun, aku Juli, campuran antara daging sapi dengan daging unggas hidup.

"Unggas hidup ini untuk mengasah naluri harimau itu sendiri," kata Juli.

Juli menambahkan usia harimau jika berada di alam liar biasanya adalah 15 tahun. Dan jika berada di penangkaran bisa mencapai 20 tahun. Kenapa harimau itu bisa kurus? Juli menyebut karena memang dengan kondisi harimau sudah tua maka wajar jika metabolisme tubuhnya semacam itu.

Terhadap viral harimau koleksi Maharani Zoo yang disebut kurus, Juli mengaku biasa saja. Karena yang sebenarnya ada bukanlah seperti yang diviralkan. Baksi disebut Juli juga tidak pernah sakit selama di Maharani Zoo.

"Kita fine-fine aja sebenarnya, karena kan mereka hanya sekilas melihatnya, tanpa tahu faktanya seperti apa, dan lagi mereka postingnya tanpa data-data yang jelas dulu atau tanpa klarifikasi," jelas Juli.

Juli menegaskan, apa yang viral di medsos tersebut nyata-nyata tidak sesuai fakta yang ada di lapangan. "Harapannya, lebih banyak pengunjung yang datang untuk melihat kondisi aslinya seperti apa. Jadi kan kita tidak menyebarkan kabar hoaks, jadi mereka bisa membuktikan sendiri," kata Juli.

Kapolres Lamongan AKBP Harun mengatakan pihaknya sudah melakukan konfimasi ke lokasi dan sudah menemui pihak manajemen. Bahkan, kata Harun, pihaknya juga langsung menemui dokter hewan Maharani Zoo.

"Dipastikan harimau yang viral itu tidak ada masalah, masih ideal," kata Harun.

Staf pengajar atau dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Dr Boedhi Setiawan MP Drh juga mengatakan bahwa Baksi tidak kurus. Usia lah yang membuat Baksi seperti itu.

"Kalau terlalu kurus tidak sih, antara underweight dan ideal itu. Efek gemuk juga tidak baik buat harimau seusia itu, kita aja juga harus jaga pola makan," kata Boedhi.

BKSDA juga turun untuk mengecek berita viral tersebut. Hasilnya, BKSDA tak menemukan ada yang salah dengan perawatan Baksi.

"Kita sudah cek pola pemberian nutrisi dan juga rekam medis kesehatan dan ternyata track record dari rekam medisnya cukup sehat, pakannya juga diberikan dengan normal," kata Kabid BKSDA Wilayah II Gresik, Widodo.

Baksi juga sudah ditimbang. Hasilnya, berat Baksi adalah 107 kilo, sedangkan berat bruto (Bb) ada di kisaran 95-115 kilogram. Berat ini adalah berat normal sehingga saat ini diketahui kalau kondisi Baksi memang tidak apa-apa.

"Kalau dari segi morfologi jelas dia (pengunggah) sudah salah. Kecuali mengambilnya dari atas pasti kelihatan kurus," tandas Widodo.

3 dari 4 halaman

Kesimpulan:

Postingan video yang mengklaim harimau kurus karena tak dikasih makan adalah salah. Faktanya harimau tersebut kurus karena usianya yang sudah tua.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini