Sukses

Hasil Studi Sebut Facebook Bantu Sebarkan Hoaks Kesehatan hingga 3,8 Miliar Penayangan

Dalam studi itu ditemukan Facebook membantu menyebarkan jaringan hoaks terkait kesehatan hingga 3,8 miliar penayangan dalam periode tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi nirlaba, Avaaz, dalam studi terbarunya menyebut Facebook berperan besar dalam penyebaran hoaks terkait virus Corona Covid-19. Avaaz berharap Facebook lebih memperhatikan algoritma yang ada di timeline penggunanya selama ini.

Avaaz melakukan studinya pada akhir tahun lalu hingga 27 Mei 2020. Dalam studi itu ditemukan Facebook membantu menyebarkan jaringan hoaks terkait kesehatan hingga 3,8 miliar penayangan dalam periode tersebut.

Terdapat 42 halaman Facebook dan 82 situs web dalam jaringan misinformasi kesehatan tersebut. Dan informasi hoaks itu tersebar mencapai puncaknya pada April 2020 yang mencapai 460 juta penayangan di Facebook.

"Jaringan hoaks online tersebut telah menyebarkan informasi salah soal vaksin dan kesehatan selama bertahun-tahun terakhir. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang tak pernah membahas isu kesehatan sebelum akhirnya membuat hoaks soal Covid-19," bunyi studi Avaaz seperti dilansir PressGazette.

Dalam studi tersebut Avaaz juga menyebut Facebook belum terlalu efektif menerapkan label pemeriksa fakta dan masih menampilkan algoritma yang masih menampilkan informasi salah terkait Covid-19 dan menjadi ancaman utama bagi kesehatan masyarakat.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Komentar Direktur Avaaz

"Mark Zuckerberg berjanji untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan selama pandemi, tetapi algoritmanya menyabotase upaya tersebut dengan mendorong banyak pengguna Facebook 2,7 miliar ke jaringan penyebaran informasi kesehatan yang salah," kata Fadi Quran, Direktur Kampanye Avaaz menambahkan.

"Infodemik ini akan memperburuk pandemi kecuali Facebook mendetoksifikasi algoritmanya dan memberikan koreksi kepada semua orang yang terpapar kebohongan virus ini."

3 dari 4 halaman

Tanggapan Facebook

Terkait studi dari Avaaz, Facebook pun memberikan tanggapannya.

"Tujuan kami sama seperti Avaaz yakni membatasi informasi yang salah. Tetapi temuan mereka tidak merefleksikan upaya yang telah dilakukan Facebook selama ini," kata juru bicara Facebook.

"Berkat jaringan pemeriksa fakta global kami, dari April hingga Juni, kami menerapkan label peringatan pada 98 juta informasi yang salah tentang covid-19 dan menghapus tujuh juta konten yang dapat menyebabkan bahaya dalam waktu dekat."

"Kami telah mengarahkan lebih dari 2 miliar orang ke otoritas kesehatan dan ketika seseorang mencoba membagikan tautan tentang covid-19, kami menampilkan munculan untuk menghubungkan mereka dengan informasi kesehatan yang kredibel."

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerja sama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini