Sukses

Cek Fakta: Babi Digantung 30 Tahun, Kuliner Ekstrem Terkait Virus Corona?

Kabar kuliner ekstrem babi yang digantung 30 tahun yang dikaitkan dengan penyebaran Virus Corona viral di media sosial. Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar kuliner ekstrem babi yang digantung 30 tahun yang dikaitkan dengan penyebaran Virus Corona viral di media sosial.

Salah satunya dalam artikel berjudul Dugaan Penyebaran Virus Corona, Babi Digantung Selama 30 Tahun, Kuliner Ekstrem Harganya Rp 2 Miliar yang diunggah situs www.genevawatches.xyz.

Artikel tersebut dilengkapi kolase yang terdiri atas dua foto, salah satunya babi mati yang terlihat digantung.

Berikut isi artikel tersebut:

penyebaran virus corona yang menjalar dari kota wuhan di Cina ke beberapa kota lain di negeri itu dan juga saat ini meluas ke beberapa negeri di dunia terus jadi sorotan.

ini karna virus ini sangat mematikan dan juga sudah menewaskan puluhan korbannya secara seketika sehabis terinfeksi.

sampai saat ini, vaksin ataupun obat buat virus yang menimbulkan peradangan paru-paru itu juga belum ada.

dugaaan sedangkan penyakit ini diakibatkan kuliner ekstrem yang kerap jadi santapan orang Cina.

berdialog mengenasi kuliner ekstrem bisa jadi kamu butuh ketahui salah satu kuliner ekstrem satu ini daging babi yang digantung sepanjang 30 tahun.

bayangkan daging yang diawetkan sepanjang bertahun-tahun tanpa kulkas gimana ya wujudnya?

tentu aja, daging itu untuk kita lazimnya sudah tidak layak buat dimakan.

tetapi perihal itu berubah dengan tradisi di Cina ini di mana daging busuk ini malah bernilai fantastis.

melansir feedy televisi, di zhaba, sinchuan, Cina, daging babi busuk yang digantung ini, merupakan simbol kekayaan.

terus menjadi lama babi itu digantung, terus menjadi mahal biayanya, dan juga terus menjadi kaya pemiliknya!

salah satu babi yang digantung sampai 30 tahun semisal, dijual dengan harga 200.000 dollar as ataupun dekat rp2 milliar. walaupun daging busuk biayanya menggapai rp2 miliar

uniknya, daging babi ini betul-betul dimakan. itu maksudnya mereka amat menghormati dan juga menyayangi kamu.

saat sebelum digantung, babi ini disiapkan dengan trik yang amat rumit.

kesatu, mereka memakai tali buat mengencangkan leher babi, kemudian memotong lubang kecil di perut babi.

sehabis itu, baru membebaskan seluruh organnya, dan juga mengantinya dengan gandum buat dimasukan ke dalam perut babi. gandum di dalam perut babi

sehabis itu, mulut babi dijahit, setelah itu diisi hawa hingga badannya bengkak.

kemudian, mereka memakai tanah liat merah di dekat badan babi kemudian memanggangnya, sehabis itu baru menggantung

warga setempat berkata, kalau terus menjadi banyak babi yang terdapat di rumah dan juga berumur 20 - 30 tahun meyakinkan keluarga itu amat kaya.

tetapi babi busuk ini telah diawetkan sepanjang lebih dari 10 tahun, lalu gimana mereka komsumsi?

nyatanya dagingnya tidak sembarangan diolah tetapi mereka wajib direndam terlebih dulu di dalam air panas saat sebelum setelah itu memakannya. ini merupakan remah daging babi yang diawetkan sepanjang 30 tahun

(sumber: https://palembang. tribunnews. com/2020/01/27/dugaan - penyebaran - virus - corona - babi - digantung - selama - 30-tahun - kuliner - ekstrem - harganya - rp-2-miliar? page=2)

 

Benarkah klaim dalam artikel tersebut bahwa babi busuk adalah kuliner ekstrem santapan orang China yang bisa dikaitkan dengan wabah Virus Corona (2019-nCoV) yang kini sedang terjadi?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta memulai penelusuran dari foto yang ditayangkan dalam artikel tersebut. Menggunakan perangkat TinEye Reverse Images diketahui bahwa gambar babi yang digantung setidaknya telah beredar di internet setidaknya sejak tahun 2016.

 

Cek Fakta: Babi Digantung 30 Tahun, Kuliner Ekstrem Terkait Virus Corona? (TinEye)

 

Foto yang sama bisa ditemukan dalam artikel berbahasa Mandarin yang diunggah Chinatimes.com pada 22 Maret 2019.

Dengan bantuan Google Translate diketahui, artikel tersebut membahas tentang kuliner 'daging babi bau' yang diawetkan selama 30 tahun. Hidangan itu disebut berasal dari Zhaba di Sichuan, China.

Artikel tersebut sama sekali tak menyebut soal Virus Corona, terutama jenis (strain) 2019-nCoV yang mulai mewabah sejak akhir 2019 lalu.

Masih dari hasil penelusuran di TinEye, artikel teranyar yang memuat foto babi yang digantung, menyandang judul Con lợn khô xác treo xà nhà 30 năm được trả giá tiền tỷ, yang dimuat situs vietnamnet.vn pada 12 Januari 2020.

Dengan bantuan Google Translate diketahui bahwa artikel tersebut membahas tentang kuliner unik di Sichuan, China. Tak ada soal Virus Corona yang disebut. 

3 dari 5 halaman

Klaim Virus Corona Terkait Kebiasaan Makan Orang China?

Klaim yang mengaitkan wabah Virus Corona 2019-nCoV dengan kebiasaan makan orang China menyebar di internet.

Seperti dikutip dari artikel berjudul, China coronavirus: Misinformation spreads online about origin and scale yang dimuat BBC.com pada 30 Januari 2020, klaim bahwa penyakit yang mewabah dikaitkan kebiasaan makan orang China termasuk dalam kategori 'misinformasi' atau informasi yang keliru.

Salah satu yang sempat ramai adalah tayangan video yang menunjukkan seorang perempuan asal China, memegang kelelawar yang dimasak. Di depan kamera ia mengaku, rasanya 'mirip daging ayam'.

Ternyata, video tersebit tidak diambil dari Wuhan, di mana wabah bermula. Rekaman itu diambil pada 2016, menampilkan seorang blogger dalam perjalanan di Palau, yang letaknya di pesisir Samudera Pasifik.

Artikel berjudul, Pinning Coronavirus on How Chinese People Eat Plays Into Racist Assumptions yang dimuat eater.com juga menyoroti hal serupa: mengaitkan antara virus yang mewabah dengan kebiasaan makan orang Tiongkok mengarah ke prasangka rasial. 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kesimpulan soal asal-usul Virus Corona 2019-nCoV. 

Laporan awal menyebut, virus diduga berasal dari pasar ikan Huanan di Wuhan, China, makanan laut -- di mana tikus, kelinci, kelelawar, dan hewan-hewan liar lain dipajang untuk dibeli hingga akhirnya berakhir di meja makan.  

Para ilmuwan masih melakukan riset, termasuk temuan bahwa ada kesamaan antara Virus Corona (2019-nCoV) dengan pemicu SARS yang berasal dari kelelawar. Namun, seperti dikutip dari artikel A pneumonia outbreak associated with a new coronavirus of probable bat origin yang dimuat nature.com, itu belum kesimpulan final. Baru dugaan.

4 dari 5 halaman

Kesimpulan Klaim

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kesimpulan final soal asal-usul Virus Corona (2019-nCoV). Para ilmuwan masih melakukan riset ilmiah untuk menguak misteri tersebut. 

Klaim yang mengaitkan kebiasaan makan orang China, termasuk soal babi yang digantung 30 tahun, dengan virus yang sedang mewabah sama sekali tak berdasar.

 

Data: Eka M

5 dari 5 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini