Liputan6.com, Jakarta- Pertandingan semifinal Liga Champions antara PSG dan Arsenal diwarnai kontroversi sebelum laga dimulai. Sorotan tertuju pada sosok wasit, Felix Zwayer, yang memiliki masa lalu kontroversial terkait skandal suap.
Pada tahun 2005, Zwayer, saat itu masih menjabat sebagai asisten wasit, menerima suap sebesar 300 euro dalam sebuah skandal pengaturan skor di Jerman. Meskipun ia telah menjalani hukuman dan membantu mengungkap jaringan pengaturan skor tersebut, bagaimana hal ini berdampak pada pertandingan PSG vs Arsenal menjadi pertanyaan besar yang menggantung.
Penunjukan Zwayer sebagai wasit utama dalam pertandingan sebesar ini kembali memicu kontroversi dan menimbulkan kekhawatiran akan integritas pertandingan. Banyak pihak, terutama penggemar Arsenal, mempertanyakan kemampuan Zwayer untuk memimpin pertandingan dengan adil dan objektif mengingat masa lalunya yang kelam.
Advertisement
Kepercayaan publik terhadap integritas pertandingan menjadi taruhannya. Meskipun Zwayer telah membuktikan dirinya sebagai salah satu wasit top Eropa dan memimpin banyak pertandingan besar lainnya, bekas catatannya tetap menjadi sorotan utama dan menimbulkan pertanyaan tentang keadilan dalam pertandingan PSG vs Arsenal.
Manajer Arsenal, Mikel Arteta, mengungkapkan harapannya agar pertandingan berjalan lancar dan tanpa kontroversi. Pernyataan Arteta mencerminkan sentimen banyak pihak yang berharap agar pertandingan tetap fokus pada kualitas permainan kedua tim, bukan pada kontroversi wasit. Namun, bayangan masa lalu Zwayer tetap menghantui dan sulit untuk diabaikan.
Bayangan Masa Lalu Wasit Felix Zwayer
Skandal suap yang melibatkan Felix Zwayer pada tahun 2005 tetap menjadi catatan kelam dalam kariernya. Meskipun ia telah menjalani hukuman dan berkontribusi dalam mengungkap skandal tersebut, bekas catatannya sulit untuk dihapus begitu saja. Banyak yang berpendapat bahwa masa lalu seseorang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan di masa depan, terutama dalam konteks pertandingan sepak bola profesional yang sangat sensitif terhadap isu integritas dan keadilan.
Setelah menjalani hukuman enam bulan, Zwayer kembali bertugas dan perlahan membangun kembali reputasinya. Ia memimpin berbagai pertandingan penting di level Eropa, menunjukkan konsistensi dan profesionalisme dalam memimpin pertandingan. Namun, penunjukannya untuk memimpin pertandingan semifinal Liga Champions antara PSG dan Arsenal, kembali membuka luka lama dan memicu perdebatan sengit di dunia sepak bola.
Pertanyaan tentang keadilan dan integritas pertandingan menjadi sorotan utama. Banyak pihak meminta transparansi dan akuntabilitas dalam proses penunjukan wasit untuk memastikan bahwa pertandingan sepak bola tetap adil dan terbebas dari pengaruh-pengaruh yang dapat merugikan.
Kontroversi ini juga menyoroti pentingnya integritas dalam dunia sepak bola profesional. Kepercayaan publik terhadap wasit dan penyelenggara pertandingan sangat penting untuk menjaga sportivitas dan keadilan dalam olahraga ini.
Advertisement
Arsenal Wajib Kalahkan PSG
Arsenal dalam posisi terjepit menghadapi leg kedua semifinal Liga Champions melawan PSG di Parc des Princes. Meriam London dituntut harus bisa meraih kemenangan di kandang lawan.
Pasalnya Arsenal secara mengejutkan kalah di kandang sendiri saat menjamu PSG pekan lalu dengan skor 0-1 lewat gol tunggal penyerang sayap Ousmane Dembele.