Sukses

Bola Ganjil: Semua Halal di Sepak Bola, Ubah Ukuran Lapangan demi Kemenangan

Berbagai cara dipersiapkan dalam usaha memenangkan pertandingan sepak bola. Salah satu jalan yang bisa diambil adalah berusaha melemahkan lawan.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara dipersiapkan dalam usaha memenangkan pertandingan sepak bola. Salah satu jalan yang bisa diambil adalah berusaha melemahkan lawan.

Ada yang melakukannya dengan menyusun strategi permainan. Mark Hughes lain lagi. Ketika menjabat pelatih Timnas Wales, dia memerintahkan petugas Stadion Millennium untuk mengubah luas lapangan.

Hughes meminta lapangan dipersempit menjadi batas minimal. Sosok yang juga sempat menangani Manchester City itu juga memita rumput tidak dipotong.

Semua langkah ini diambil sebelum Wales menghadapi Brasil pada laga uji coba, 23 Mei 2000. Dengan mengurangi panjang lapangan, Hughes ingin menetralisir permainan sayap Selecao yang memiliki winger kelas dunia.

Sementara rumput tinggi diharapkan dapat menghambat permainan bola pendek Brasil. "Saya ingin semua itu demi keuntungan kami, bukan untuk lawan. Saya sudah melihat buku peraturan dan melihat batas minimal luas lapangan," kata Hughes dilansir Guardian.

"Saya meminta seluruh pemain bekerja keras dan mengejar setiap bola. Jika lapangan besar, tugas mereka akan jadi lebih berat," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Demi Netralisir Kekuatan Lawan

Permintaan Hughes bisa dimengerti mengingat timpangnya kekuatan kedua tim. Saat itu Brasil memuncaki daftar peringkat FIFA. Sementara Wales terdampar di urutan 101, bersaing melawan negara-negara seperti Vietnam dan Barbados.

Dia juga merujuk pengalaman sebelumnya. Wales mampu mengalahkan Brasil pada kunjungan sebelumnya tahun 1991 di atas lapangan sempit dengan rumput panjang.

Sayang pendekatan Hughes tidak membuahkan hasil positif. Brasil terlalu tangguh bagi Wales dan berjaya 3-0 berkat gol dari Giovane Elber, Rivaldo, dan Cafu.

3 dari 3 halaman

Bukan Pelatih Pertama dan Terakhir

Hughes bukanlah pelatih pertama dan tentunya bukan yang terakhir dalammenerapkan kebijakan tersebut. Pada babak pertama Piala Champions 1987/1988, nakhoda Glasgow Rangers Graeme Souness mengurangi luas lapangan Stadion Ibrox demi meredam gaya bermain juara Uni Soviet Dynamo Kiev arahan Valeriy Lobanovskiy.

Taktik itu terbukti berhasil. Mereka membalikkan kekalahan 0-1 untuk unggul agregat 2-1.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.