Marcus Rashford Kehilangan Kepercayaan pada Manajer Manchester United Erik Ten Hag

Liputan6.com, Jakarta - Erik ten Hag memiliki banyak silsilah domestik dan kontinental dalam CV-nya sejak berada di Ajax. Dia memimpin raksasa Belanda itu ke semifinal Liga Champions 2018-2019 dan memenangkan tiga gelar Eredivisie.

Selain itu, Ten Hag juga mengawasi perkembangan talenta terkenal seperti Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt. Setelah dipekerjakan oleh Manchester United sebagai penerus permanen Ole Gunnar Solskjaer, dia langsung memberi pengaruh besar di sepak bola Inggris.

Musim pertama Ten Hag di Old Trafford membuatnya membawa MU kembali ke Liga Champions dengan finis di peringkat ketiga klasemen Liga Inggris. Dia juga mengakhiri kekeringan trofi enam tahun dengan meraih gelar Carabao Cup saat menerapkan sikap tegas dan otoriternya.

Namun, ahli taktik asal Belanda itu menghadapi klaim kerusuhan yang tidak henti-hentinya pada awal musim 2023-2024 yang bermasalah. Setan Merah gagal mempertahankan trofi Carabao Cup dan kalah dalam tujuh dari 16 pertandingan pembukaan Liga Inggris, termasuk kekalahan 0-3 dari Bournemouth pada Sabtu, 9 Desember lalu.

Setan Merah juga kalah tiga kali dari lima pertandingan Liga Champions. Bahkan jika mengumbangkan Bayern Munchen pada laga terakhir, MU akan tersingkir jika ada pemenang dalam duel Galatasaray kontra Copenhagen.

Meski Ten Hag tidak dianggap berada dalam bahaya pemecatan, ada dugaan bahwa sekelompok pemain MU menyalahkan metode melatihnya yang tidak kenal ampun atas hasil mengecewakan di awal musim.

Mantan pelatih Ajax tersebut tampaknya telah menolak permintaan untuk memberikan lebih banyak hari istirahat. Namun, sebagian besar pemain masih mendukungnya dan percaya padanya untuk mengubah nasib klub.

Namun, Football Insider mengklaim bahwa Marcus Rashford termasuk di antara pemain MU yang tidak lagi percaya pada Ten Hag, yang taktik dan metode melatihnya dikritik oleh pemain Inggris itu.