Sukses

Kekuatan Mental Bakal Jadi Pembeda di Kejuaraan Dunia Shell Eco-marathon 2023

Kekuatan mental bakal jadi pembeda saat Kejuaraan Dunia Shell Eco-marathon 2023 berlangsung di India, 10-12 Oktober mendatang. Sebanyak 12 tim akan berpartisipasi pada ajang tersebut. Indonesia mengirim tiga tim menyusul gelaran edisi Asia Pasifik dan Timur Tengah di Sirkuit Mandalika, 4-9 Juli lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Kekuatan mental bakal jadi pembeda saat Kejuaraan Dunia Shell Eco-marathon 2023 berlangsung di India, 10-12 Oktober mendatang.

Sebanyak 12 tim akan berpartisipasi pada ajang tersebut, masing-masing empat dari tiga kompetisi regional. Indonesia mengirim tiga tim menyusul gelaran edisi Asia Pasifik dan Timur Tengah di Sirkuit Mandalika, 4-9 Juli lalu.

Garuda UNY Eco Team I asal Universitas Negeri Yogyakarta jadi tim terbaik Indonesia dengan menempati urutan kedua pada balapan regional akhir pekan lalu. Mereka hanya kalah dari wakil Singapura TP ECO FLASH (Politeknik Temasek) serta mengungguli ITS Team Sapuangin (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) dan Arjuna UI Team (Universitas Indonesia).

"Kompetitor semua sama. Dari segi teknik, kita semua pintar. Maka selanjutnya bagaimana kuat mental. Bagaimana bisa tetap tenang dalam menerapkan strategi," kata pengemudi Garuda UNY Eco Team 1 I Kadek Bagus Suryanata kepada media.

"Contoh ketika disalip berkali-kali, itu sulit menjaga ketenangan. Apalagi cuaca panas. Maka kita itu saingan mental," lanjutnya.

Bagus mengaku sudah menerapkan strategi tersebut saat balapan regional. Dengan penghitungan berbeda pada lomba efisiensi, dia dan tim fokus pada ketenangan dengan tujuan lolos Kejuaraan Dunia.

Garuda UNY bahkan rela melepas gelar pada kategori urban concept nomor internal combustion engine (ICE) meski berstatus juara bertahan. Tahun lalu mereka mendulang 544 km/l untuk menguasai urutan pertama.

Pada Shell Eco-marathon 2023, Garuda UNY meraih 388 km/l sehingga menempati peringkat dua di bawah ITS Sapuangin (423 km/l).

"Tahun lalu juga di Mandalika kami peringkat pertama ICE. Tapi sekarang ada perbedaan dengan tiket Kejuaraan Dunia," kata Bagus. "Maka kami tidak mengejar juara pertama di mileage (efisensi). Yang terpenting bisa lolos ke india, syukur-syukur ternyata tadi posisi dua."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Garuda UNY Bersiap Hadapi Kejuaraan Dunia Shell Eco-marathon 2023

Fokus Bagus dan rekan-rekan kini tertuju ke Kejuaraan Dunia. Selain mengasah mental, Garuda UNY juga mempersiapkan diri menghadapi perbedaan.

Sebab, karakter lokasi lomba bakal berbeda dengan Sirkuit Mandalika. Kejuaraan Dunia nanti berlangsung di Shell Technology Centre.

"Untuk India, jelas ada perbedaan dari tempat dan cuaca. Kami akan persiapkan itu. Jarak waktu sebelum berangkat ke sana juga cukup lama. Kita akan fokus ke strategi dan bagaimana menyiapkan mobil," katanya.

Selain mengemudi, Bagus juga berperan sebagai kepala divisi mesin dan pemindah tenaga pada Garuda UNY.

"Saya ditunjuk sebagai pengemudi karena tim mencari orang yang paham kondisi kendaraan, terutama di mesin," pungkas Bagus.

3 dari 3 halaman

Sirkuit Mandalika Gelar Edisi Asia Pasifik dan Timur Tengah

Shell Eco-marathon 2023 berlangsung di tiga kawasan regional. Setelah seri Amerika dan Eropa bergulir, Sirkuit Mandalika mendapat kehormatan menggelar kompetisi Asia Pasifik dan Timur Tengah pada 4-9 Juli. Ajang kali ini diikuti 70 tim lebih dari 13 negara.

Pada Shell Eco-marathon 2023, para pelajar akan berkompetisi dengan kendaraan ultra-efisien yang mereka rancang dan bangun sendiri dalam dua kategori: prototype dan urban concept, untuk menempuh jarak terjauh dengan penggunaan bahan bakar yang paling efisien.

Kategori prototype ditujukan untuk kendaraan ultra-efisien, ringan, yang umumnya memiliki tiga roda dan dirancang untuk mengurangi resistensi dan memaksimalkan efisiensi. Sedangkan kategori urban concept difokuskan pada efisiensi energi dalam desain kendaraan roda empat layaknya mobil penumpang konvensional yang dirancang untuk penggunaan di jalan raya.

Peserta kemudian harus memilih salah satu dari tiga jenis bahan bakar, yakni baterai listrik, bahan bakar sel hidrogen, dan mesin pembakaran internal/internal combustion engine (bensin, etanol, atau diesel).

Pada perlombaan, setiap peserta harus melahap tiga putaran dalam waktu 30 menit. Mereka mendapat empat percobaan untuk mencatat hasil terbaik.

Khusus kategori urban concept, bergulir kompetisi regional yang menghadirkan balapan pada umumnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini