Sukses

Peraih Medali Olimpiade Eko Yuli Bongkar Rahasia Sukses Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan

Sosok Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi kebanggaan Indonesia dan Team Visa yang sukses meraih medali di setiap ajang Olimpiade yang diikutinya patut menjadi panutan dan inspirasi masyarakat luas.

Liputan6.com, Jakarta Sosok Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi kebanggaan Indonesia dan Team Visa yang sukses meraih medali di setiap ajang Olimpiade yang diikutinya patut menjadi panutan dan inspirasi masyarakat luas. Sedari kecil, pria yang tumbuh dari keluarga sederhana dan tidak memiliki DNA atlet atau olahragawan ini mampu mencetak prestasi membanggakan di dunia olahraga angkat besi.

Eko memulai olahraga angkat besi sejak usia remaja dan memulai debut internasional pertamanya di usia 17 tahun, dalam ajang Junior World Weightlifting Championship 2006 di Hangzhou, China. Sejak saat itu, Eko memenangkan berbagai kompetisi internasional, dengan pencapaian paling berkesan adalah meraih dua medali emas dalam ajang Asian Games 2018 di Indonesia dan International Weightlifting Federation World Championship 2018 di Turkmenistan. Setelah berhasil meraih medali perak dalam ajang Olympic Games Tokyo 2020, Eko kini fokus untuk memenangkan medali emas dalam ajang PON XX di Papua mendatang.

Mengingat untuk bisa terus konsisten mencetak prestasi dan berada di jalur pemenang tidak mudah, terlebih di tengah situasi pandemi dengan segala keterbatasannya, PT Visa Worldwide Indonesia mengundang Eko Yuli Irawan untuk berbagi inspirasi dan perjalanan hidupnya dalam Bincang Inspiratif Visa Bertajuk "Wujudkan Mimpi di Tengah Keterbatasan" yang berlangsung secara virtual dan dapat disaksikan kembali melalui channel Youtube.

Dalam webinar tersebut, turut hadir Head of Corporate Communications PT Visa Worldwide Indonesia, Widyananto Sutanto dan Psikolog, Analisa Widyaningrum untuk mengupas sekilas tentang mental juara dan mempertahankan motivasi untuk selalu sehat.

Memberikan sambutan dan penghargaannya di awal Webinar, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Riko Abdurrahman menyampaikan apresiasi yang besar kepada Eko Yuli Irawan atas capaian yang luar biasa dan menjadi kebanggaan Tim Visa dan juga Indonesia.

Seperti diketahui, Visa, perusahaan terdepan dalam sistem pembayaran digital di dunia, merangkul Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi terbaik Indonesia sebagai anggota Team Visa dalam ajang Olympic Games Tokyo 2020. 

Dibentuk pada tahun 2000, Team Visa telah memberikan dukungan kepada lebih dari 400 atlet berprestasi di seluruh dunia dalam mengejar cita-cita dan impian mereka. Eko Yuli Irawan merupakan atlet Indonesia pertama yang bergabung dalam Team Visa untuk ajang Olympic Games Tokyo 2020, dan telah menargetkan pencapaian yang lebih baik dibanding tahun 2016 demi membanggakan Indonesia. 

"Terima kasih Mas Eko, Atas nama Visa Indonesia, sebagai satu-satunya wakil Indonesia di Tim Visa, kumpulan atlet kelas dunia. Terima kasih atas seluruh pengorbanan dan dedikasinya mengharumkan nama bangsa selama ini. Saya yakin sekali kita akan masih melihat prestasi-prestasi selanjutnya dari Mas Eko. Doa kami, Mas Eko tetap semangat, sehat dan bisa menularkan skill dan prestasinya kepada para juniornya, supaya angkat besi Indonesia terus mendunia," kata Riko Abdurrahman, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia.

Eko Yuli Tak Sengaja Terjun ke Angkat Besi

Eko Yuli Irawan menceritakan bahwa dirinya terjun ke olahraga angkat besi secara tidak sengaja dan hanya karena keinginan sederhana untuk memiliki piala.

"Saya hobi untuk olahraga dan di rumah ingin punya piala. Cuma kalau dari segi pendidikan belum mampu. Tadinya saya ingin cabang olahraga apapun, ternyata jodohnya ke olahraga angkat besi ini," kata Eko Yuli.

Saat terjun pertama kali, tidak ada pikiran untuk juara, mengalir saja. Eko bahkan menjadikan tempat latihan seperti tempat bermain. Berlatih seperti bermain karena ramai dan banyak teman-temannya. Agar mendapat dukungan dari orang tua, Eko berkomitmen untuk selalu bertanggung jawab terhadap tugasnya membantu orang tua, salah satunya menggembala kambing.

Suntikan Motivasi dari Diri Sendiri dan Keluarga

Setelah beberapa bulan berlatih, Eko akhirnya mendapatkan kesempatan ikut kejuaraan nasional dan berhasil meraih medali emas. Dari situ, Eko mendapatkan motivasi tinggi untuk bisa lebih sukses dengan begitu bisa membantu orang tua dan menjadi kebanggaan negara.

"Dari situ mulai punya keinginan dan mimpi di olahraga angkat besi berikutnya mau kemana. Punya motivasi ingin medali emas Olimpiade dari situ," ujarnya.

Lulus dari sekolah dasar, Eko Yuli merantau ke Bogor dan menetapkan target sendiri bahwa saat pulang harus membawa hasil. "Karena sejak awal saya punya target, misi saya keluar (kampung halaman) itu untuk mencapai target saya, Go International," kata Eko.

Tahun 2006 jadi momen penting, karena masuk pelatnas dan mimpinya untuk go international dimulai.

"Setiap kejuaran nasional saya dapat medali emas terus, dari situ saya berkomitmen untuk meraih medali emas Olimpiade. Gak ada tekanan, justru setiap ada waktu luang saya berlatih lagi dan membenahi kekurangan saya. Kalau bisa tahun depan itu, jangan sampai prestasi menurun," ungkapnya.

"Tahun 2006 saya masuk pelatnas, dari uang saku yang saya dapat bisa bantu orang tua. Lalu, 2007 di Sea Games saya dapat medali emas. Dari situ, saya semakin bisa bantu-bantu orang tua," tambahnya.

Psikologi: Pola Asuh Orang Tua dan Motivasi Kuat 

Psikolog dan CEO APDC Indonesia, Analisa Widyaningrum mengatakan bahwa cerita Eko Yuli Irawan sangat menginspirasi dan sebagai orang tua merasa merinding karena dari usia SD sudah punya motivasi kuat dan sudah berani mengambil risiko.

"Usia anak-anak sedang ada fase mereka secara kognitif lagi melihat sesuatu yang nyata terus dia ingin sesuatu karena ada proses modeling atau imitasi. Mas Eko ingin sukses dan punya piala karena ada role model, meski bukan keluarga atlet. Saya rasa itu menjadi salah satu cara sebagai orang tua menumbuhkan mental juara. Motivasi anak berprestasi dan mindset menjadi pemenang ternyata bisa dipupuk sejak kecil," ujar Anna. 

Lebih lanjut, menurut Anna, sejak kecil Eko Yuli sudah dapat tanggung jawab dari orang tuanya. Kemudian dari situ punya motivasi ingin mendapatkan prestasi yang didasari oleh pola asuh. 

"Pasti tidak jauh dari pola asuh orang tua. Peran orang tua sangat luar biasa, memberikan pola asuh tentang kegigihan, kerja keras sejak dini. Hal itu yang sekarang sangat kita butuhkan, terlebih anak-anak generasi alpha (yang lahir setelah tahun 2010) saat ini," tambahnya.

Pasang Target Tinggi, Cara Eko untuk Terus Termotivasi 

Salah satu cara Eko bisa tetap mempertahankan motivasi dan semangat untuk terus berprestasi adalah karena sedari awal sudah mematok target tinggi. Dikatakannya bahwa angkat besi adalah cabang olahraga yang terukur. Siapa yang kuat dia yang menang. 

"Saya lihat prestasi (atlet) di tingkat dunia, saya compare dengan prestasi saya. Kira-kira saya ada di peringkat mana? Setelah tahu, oh ternyata masih di peringkat lima. Berapa sih bisa juara di tingkat Olimpiade? Kita punya patokan sendiri, jadi di latihan kita punya target untuk mencapai (jumlah) angkatan tersebut," ujar Eko Yuli.

"Saya tidak berpikir tingkat regional, nasional, tapi saya langsung ke tingkat dunia. Ambil target tertinggi dulu, meskipun pengorbanannya luar biasa," tambahnya.

Perlu Mental Tahan Banting

Untuk bisa terus konsisten berprestasi dan meraih juara, Eko Yuli mengatakan bahwa mental harus benar-benar dibangun dengan kuat. Tanpa itu akan sulit untuk mencapai target. 

Eko sudah merasakan sendiri. Setiap persiapan Olimpiade dari tahun 2008, dirinya harus dihadapkan pada kondisi cedera, dari tulang kering yang retak hingga cedera lutut ditambah persiapan yang sedikit. Sehingga harus punya mental yang kuat untuk bisa berprestasi.

"Dari 2008, persiapan saya untuk Olimpiade itu selalu dalam kondisi cedera, benar-benar mental harus dibangun. Dari dulu persiapan Olimpiade paling hanya sekitar setengah tahun. Dengan waktu yang singkat kita harus dapat mencetak prestasi yang membanggakan di Olimpiade. Mau gak mau kita harus push diri kita sendiri dengan resiko cedera itu,"

"Dalam keadaan di setiap Olimpiade, saya selalu berusaha menenangkan diri, berpikir positif. Di hari pertandingan dengan motivasi baru, semangat baru, kita lupakan rasa sakit dan cedera," tambahnya.

Lalu di Olimpiade Tokyo ini kendala yang dihadapi adalah pandemi. "Saya tidak menyalahkan kondisi pandemi, karena semua negara merasakan hal yang sama. Walaupun hasilnya seperti ini, kita tidak pernah menyalahkan keadaan. Karena kita memang harus berbenah diri. Lebih baik mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi," ujarnya.

Psikolog Analisa sepakat dengan Eko Yuli bahwa mental kuat sangat penting dimiliki. Terlebih di tengah pandemi dan ketidakpastian yang terjadi saat ini.

"Dengan perjalanan Mas Eko yang sejak kecil melalui keterbatasan sampai akhirnya menjadi pemenang di setiap Olimpiade, maka mental tahan banting merupakan sebuah mindset yang perlu kita punya. Bukan hanya bagi atlet, tapi juga masyarakat luas saat menghadapi pandemi," ujarnya.

Selain itu, menurut Ana, untuk menghadapi perubahan yang signifikan dibutuhkan mindset yang terus bertumbuh. Fokus pada sesuatu yang bisa dilakukan dan tidak menyalahkan situasi yang ada di luar kendali.

"Yang membedakan manusia satu dengan yang lain adalah kesehatan dan kekuatan mental mereka. Mindset juara ada di sosok Mas Eko. Tidak fokus menyalahkan orang lain atau kondisi. Fokus pada apa yang bisa mereka lakukan."

Pandemi ini, kata Ana, telah mengajarkan kita di segala ketidakpastian dan keterbatasan serta cara mencapai tujuan. Kondisi yang terbatas membuat seseorang fokus pada hal-hal apa saja yang bisa dilakukan dan mereka yang mampu bertahan adalah yang memiliki mindset terus bertumbuh.

Di masa pandemi ini, Visa sebagai perusahaan terdepan dalam pembayaran digital di dunia pun senantiasa terus bertumbuh dan berkembang. Salah satunya dengan menghadirkan inovasi pembayaran dengan sistem contactless di Indonesia. Teknologi kartu contactless sudah semakin mengglobal dengan pertumbuhan 30% di dunia, serta penggunaan yang semakin banyak di Asia. Negara-negara seperti Singapura, Australia, Hong Kong dan New Zealand sudah menggunakan pembayaran dengan kartu contactless hingga 90% sehari-harinya. Dengan teknologi ini, pengguna kartu kredit Visa contactless hanya perlu mendekatkan kartunya di mesin pembayaran elektronik yang memiliki logo contactless, tanpa perlu memasukkan PIN sampai jumlah tertentu, yang membuat transaksi dapat selesai dalam hitungan detik. Cara bayar yang praktis, aman dan bebas sentuhan.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini