Sukses

FIFA : Kado Natal Buruk untuk Sepp Blatter

Mantan presiden FIFA, Sepp Blatter diduga telah merugikan organisasi lewat pengelolaan museum di Swiss.

Liputan6.com, Jakarta Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mendapat kado Natal yang kurang mengenakkan tahun ini. Itu setelah, lembaga yang pernah dipimpinnya mengajukan gugatan hukum baru terhadap dirinya. 

Blatter mengundurkan diri dari jabatannya sejak tahun 2015 lalu akibat skandal korupsi yang melilit tubuh induk olahraga sepak bola dunia tersebut. Padahal saat itu, Blatter baru saja memenangkan pemilihan presiden baru usai meyingkirkan kandidat lain, Prince Ali bin Hussein. 

Blatter selalu membantah telah berbuat salah. Namun belum lama ini, FIFA yang saat ini dipimpin oleh Gianni Infantino kembali menemukan 'dosa' Blatter terkait pengelolaan museum di Zurich, Swiss.

Menurut FIFA seperti dilansir dari rnz mengutip BBC, kepengurusan Blatter telah menghabiskan dana sebesar 500 juta Swiss Franc untuk merenovasi gedung yang sama sekali bukan milik FIFA. Selain itu, perjanjian kontrak jangka panjang yang ditandatangani sama sekali tidak menguntungkan.

"Mengingat besarnya biaya terkait dengan museum ini, serta cara kerja umum manajemen FIFA sebelumnya, audit forensik dilakukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di sini," kata Alasdair Bell, Wakil Sekretaris Jenderal (Administrasi) FIFA dalam keterangannya. 

"Audit tersebut mengungkapkan berbagai keadaan mencurigakan dan kegagalan manajemen, beberapa di antaranya mungkin bersifat kriminal dan perlu diselidiki dengan benar oleh otoritas terkait."

 

Saksikan juga video menarik di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Ajukan Gugatan

Untuk mengungkap lebih jauh kecurigaan ini, FIFA pun memutuskan menempuh jalur hukum. Mereka melaporkan Blatter dan temuan tersebut kepada kejaksaan di Zurich agar ditindaklanjuti lebih jauh.

Dalam pernyataannya, FIFA mengaku akan terus bekerjasama dengan berbagai pihak berwenang di Swiss maupun tempat lain untuk mengungkap keboborkan yang selama ini menggerogoti FIFA. Mereka ingin pihak-pihak yang terlibat di dalamnya bisa segera mempertanggung jawabkan perbuatannya. 

 

3 dari 3 halaman

Bantahan Sepp Blatter

Proyek museum FIFA telah dimulai pada tahun 2013 lalu atau dua tahun sebelum Blatter lengser. Sebelumnya Blatter telah memimpin induk asosiasi sepak bola dunia itu selama 17 tahun.  

Lorenz Erni, pengacara Blatter menganggap tuduhan FIFA tidak berdasar. Dia juga menolak dengan tegas semua tuduhan yang dialamatkan kepada kliennya. Blatter sendiri sampai saat ini masih menjalani sanksi etik berupa larangan berkecimpung di sepak bola selama enam tahun. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.