Sukses

Alasan Marc Marquez Tidak Bakal Jadi Juara Dunia MotoGP 2020, Rider Lain Ikut Senang

Simak berbagai alasan yang menunjukkan Marc Marquez bakal gagal mempertahankan gelar juara dunia MotoGP.

Liputan6.com, Jerez - Rider Repsol Honda Marc Marquez tidak akan jadi juara dunia MotoGP 2020. Prediksi itu muncul mempertimbangkan hasil dua seri yang sudah digelar, cedera, persaingan, kondisi kompetisi, serta sejarah yang seluruhnya tidak mendukung.

Pembalap asal Spanyol tersebut gagal memetik angka pada seri pertama di Sirkuit Jerez, dua pekan lalu, karena terjatuh. Cedera parah dan harus operasi, Marc Marquez sempat mencoba mengikuti kualifikasi pada balapan kedua di tempat sama seminggu berselang.

Namun, rider berusia 27 tahun itu memutuskan mundur karena fisik belum memungkinkan.

Dengan absennya Marc Marquez, Fabio Quartararo dari Petronas Yamaha menguasai dua balapan. Dia memiliki 50 angka, unggul 10 nilai atas Maverick Vinales (Monster Energy Yamaha).

Andrea Dovizioso (Ducati) menempati peringkat tiga lewat raihan 26 poin.

Saksikan Video Marc Marquez Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pandemi Memangkas Seri

Saat menjadi juara dunia MotoGP dalam enam kesempatan, 2017 jadi start terburuk Marquez. Dia hanya merebut 13 angka dari dua balapan pertama. Marquez tertinggal 27 poin dari Vinales yang mengoleksi nilai sempurna.

Dia bisa balik unggul 68 angka atas Vinales pada klasemen akhir, atau 37 poin dibanding peringkat dua Dovizioso. Namun, ketika itu Marquez memiliki kesempatan mengejar di 16 balapan.

Akibat pandemi Covid-19, Marquez musim ini minimal hanya memiliki 11 seri untuk memburu Quartararo. Selain itu, belum diketahui juga apakah cedera yang diderita bakal memengaruhi kebugarannya nanti.

3 dari 5 halaman

Harus Sempurna

Minimal 11 seri tersisa membuka peluang Marquez memburu 275 poin. Torehan itu cukup baginya menguasai posisi teratas, walaupun Quartararo selalu jadi runner-up sampai akhir kompetisi. Torehan Quartararo berdasar skenario itu adalah 270 angka.

Marquez pun bisa optimistis melihat lokasi balapan selanjutnya. Juara dunia delapan kali ini merebut 66 angka lebih banyak ketimbang Quartararo jika hasil balapan 2019 di Brno, Austria, Misano, Barcelona, Le Mans, Aragon, dan Valencia digabung.

Masalahnya, tidak ada jaminan Marquez bakal sempurna di sisa kompetisi. Marquez perlu berharap Quartararo, Vinales, atau Dovizioso juga terpuruk.

4 dari 5 halaman

Harus Lebih Baik dari Rossi

Faktor sejarah juga tidak mendukung Marquez. Sejak Kejuaraan Dunia Balap Motor menggunakan sistem penilaian seperti sekarang pada 1993 (juara balapan 25, runner-up 20, dst), tidak ada rider yang mampu jadi juara setelah gagal merebut poin di dua seri pembuka.

Capaian maksimal adalah merebut posisi dua klasemen akhir. Valentino Rossi melakukannya pada 2000. Nihil poin di dua balapan awal, dia menutup kampanye defisit 49 poin di belakang Kenny Roberts Jr dalam musim yang menghadirkan 16 seri. 

5 dari 5 halaman

Kans Pembalap Lain

Peluang minim Marquez membuat pembalap lain senang. Pasalnya, dia begitu dominan. Sejak naik ke kelas utama, Marquez hanya sekali gagal jadi juara dunia pada 2015. Kini peluang rider lain bertakhta lebih terbuka. 

Quartararo dan Vinales bisa merebutnya sebagai modal untuk mencatat prestasi lebih baik di masa depan. Sementara Dovizioso berkesempatan bertakhta setelah berstatus runner-up di tiga musim terakhir.

Valentino Rossi ikut tersenyum. Setidaknya, rekor juara dunia sembilan kali miliknya tidak bakal disamai Marquez pada tahun ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.