Sukses

Gemilang di Timnas, 5 Pemain Ini Justru Melempem di Level Klub

Berikut ini beberapa nama yang besar bersama timnas negaranya masing-masing tapi melempem di level klub.

Jakarta - Dalam dunia sepak bola profesional, selalu ada hal yang tak terduga. Satu di antaranya adalah performa pemain bisa berbeda ketika tampil bersama timnas negaranya dan saat berkostum klub.

Beberapa faktor bisa menyebabkan hal itu terjadi, seperti rekan setim sampai pola permainan sang pelatih. Selain itu, iklim persaingan dan momentum juga bisa menjadi dorongan hal itu tercipta.

Berikut ini beberapa pemain yang justru sukses ketika berkostum timnas dibanding dengan karier bareng klub:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Miroslav Klose

Memasukkan nama Miroslav Klose bisa menjadi bahan diskusi menarik. Namun, tak bisa disangkal jika Klose justru terlihat lebiih sukses bersama Timnas Jerman dibanding ketika bermain level klub.

Satu yang pasti, kapasitas prestasinya di Timnas Jerman tak perlu diragukan. Ia bermain dalam 137 pertandingan dengan koleksi 71 gol. 

Namun, di luar itu, Klose hanya mencetak rata-rata 11 gol di Bundesliga. Catatan terparah ada pada musim 2010-2011, ketika hanya mencetak satu gol pada 20 pertandingan bersama Bayern Munchen.

Namanya berkibar di timns Jerman. Pada level internasional, ia mengoleksi 16 gol di pentas putaran final Piala Dunia. Dua gol terakhir dilesakkan Klose pada 2014.

 

3 dari 6 halaman

Eduardo Vargas

Sosok Eduardo Vargas tergolong asing di telinga para penggemar klub. Namun, bagi masyarakat Cile, namanya sangat harum. Maklum, ia banyak berjasa terhadap performa Timns Cile di pentas internasional.

Paling fenomenal terjadi ketika Cile meraih juara di panggung Copa America 2015. Kala itu, Eduardo Vargas mencetak 4 gol. Setahun berselang, dalam episode spesial Copa America Centenario, ia mengemas 6 gol dan membawa Cile memertahankan status jawara.

Eduardo Vargas melakoni debut bersama Timnas Cile pada 2009. Ia mencetak gol ke gawang Spanyol pada Piala Dunia 2014. Tahun 2013 menjadi momen spesial secara individu, karena Eduardo Vargas sanggup mencetak 9 gol dalam 6 pertandingan beruntun. Angka itu mematahka rekor Marcelo Salas.

Nama besar Eduardo Vargas nyaris tak terdengar di level klub. Padahal, ia sudah berkelana ke empat liga top Eropa, yakni Serie A, La Liga, Premier League dan Bundesliga.

 

4 dari 6 halaman

Angelos Charisteas

Seorang pencari posisi di klub, namun sukses bersama timnas Yunani. Itulah sosok bernama Angelos Charisteas. Ia nyaris tak memiliki performa bagus bersama klub-klub yang dibelanya.

Namun, jangan tanyakan kapasitasnya ketika berlaga bareng Timnas Yunani. Ia memang sempat bergabung bareng tim besar Bundeslig era 2002-2003, Werder Bremen. Namun, karena tak bersinar, ia harus rela berpindah 8 kali, mulai dari Bundesliga, Eredivisie, Ligue 1 sampai pulang kampung.

Penampilan menawan Angelos Charisteas terlihat bareng Timnas Yunani, dengan 25 gol dalam 88 pertandingan. Teristimewa ketika Angelos Charisteas membawa negaranya menjadi jawara Euro 2004, dengan gol krusial di partai final ke gawang Portugal.

 

5 dari 6 halaman

Anders Svensson

Anders Svensson menghabiskan 17 musim bersama klub lokal Swedia, IF Elfsborg. Dia pensiun dengan catatan tak mengesankan, yakni 72 gol dalam 421 penampilan.

Namun, semuanya berbeda ketika berbicara sumbangsih di panggung internasional bersama Timnas Swedia. Ia tampil brilian bersama Timnas Swedia U-21 sejak 1999, dan tampil di penta Piala Dunia 2002. Saat itu, namanya terangkat setelah mencetak gol via tendangan bebas ke gawang Argentina.

Anders Svensson terus bersama Timnas Swedia pada 4 turnamen akbar berikutnya, yakni Euro 2004, 2008 dan 2012, plus Piala Dunia 2006. Ia pensiun dari Timnas Swedia pada 2013 dengan catatan 143 caps.

 

6 dari 6 halaman

Asamoah Gyan

Asamoah Gyan meroket pada Piala Dunia 2020. Ia membawa Ghana tampil bagus di tanah Afrika Selatan. Ia pensiun pada Mei 2019, dengan mencetak 51 gol dalam 109 pertandingan.

Secara khusus, ia sanggup menyumbang 6 gol di Piala Afrika. Selain itu, ia selalu mencetak gol pada 3 piala dunia, yakni 2006, 2010 dan 2014. Sayang, ia tak terlalu sukses ketika berkarier di level klub.

Asamoah Gyan sempat membela Udinese pada 2003-2004, dan sempat dipinjamkan ke Modena. Total, ia hanya mencetak 26 gol pada periode tersebut. Ia sempat bermain di Prancis dan Premier League, sebelum terbang ke Al Ain.

Sumber : Sportskreeda

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.