Sukses

Konflik di Iran Memanas, Pahlawannya di Olimpiade 2018 Pilih Membelot

Kimia Alizadeh merupakan wanita pertama asal Iran yang meraih medali di ajang Olimpiade.

Liputan6.com, Amsterdam - Dalam beberapa hari terakhir, situasi di Iran sedang memanas karena terlibat konflik dengan Amerika Serikat (AS). Di awal tahun ini, Presiden AS Donald Trump menjadi dalang dari pembunuhan jenderal top Iran, Qassem Soleimani.

Kematian Qassem Soleimani membuat Iran marah. Mereka pun membalas dengan menembakkan rudal ke pangkalan militer AS yang ada di Irak. Miliiter Iran juga secara tidak sengaja menembak pesawat komersial Ukraina yang menewaskan 170 penumpang, termasuk 140 warga negara Iran.

Di tengah konflik tersebut, Iran malah kehilangan pahlawan mereka di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2018, Kimia Alizadeh. Kimia Alizadeh merupakan peraih medali perunggu di Olimpiade 2018 dari cabang olahraga taekwondo. Dia merupakan wanita pertama asal Iran yang meraih medali di ajang Olimpiade.

Seperti diberitakan News.co.uk, Kimia Alizadeh meninggalkan negara kelahirannya itu karena sikap pemerintah Iran. Dia angkat kaki dari Iran karena merasa pemerintah di negaranya menindas kaum perempuan.

"Saya salah satu dari jutaan wanita yang tertindas di Iran, yang sudah mereka permainkan selama bertahun-tahun," ucap wanita berusia 21 tahun tersebut.

"Saya melawan apa pun yang mereka katakan. Tidak ada wanita yang penting bagi mereka. Kami hanya dijadikan sebagai alat," kata wanita kelahiran Karaj, Iran, 10 Juli 1998 itu.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kabur ke Belanda

Sejak memutuskan untuk angkat kaki dari Iran, Kimia memutuskan untuk menetap di Eropa, tepatnya di Belanda. Hal itu diketahui oleh ISNA, sebuah kantor berita pelajar yang dimiliki pemerintah Iran.

"Tidak ada yang mengundang saya ke Eropa dan saya belum mendapat tawaran yang menggiurkan. Namun, saya melakukan ini karena ingin menghindar dari kemunafikan, kebohongan, dan ketidakadilan," ujar Kimia.

Kimia bukanlah atlet Iran pertama yang meninggalkan negaranya. Sebelumnya ada Saeed Mollaei, atlet judo, yang kini menetap di Jerman dan seorang wasit sepak bola, serta Alireza Faghani yang memilih tinggal di Australia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.