Sukses

MotoGP: Soal Tantangan, Marquez Tak seperti Lorenzo dan Rossi

Demi terus menjadi juara dunia MotoGP, Marquez tak ingin mengambil risiko.

Liputan6.com, Jakarta - Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo adalah contoh dua pembalap top yang kerap mencari tantangan baru di kelas MotoGP. Buktinya, mereka kerap mengambil risiko dengan meninggalkan tim yang membawa kejayaan.

Rossi melakukannya lebih dulu usai menjadi juara dunia MotoGP 2001-2003. Saat itu, ia memutuskan hijrah ke Yamaha, tim yang masih begitu sulit bersaing di barisan depan. Bahkan, Rossi mengakui bahwa motor YZR-M1 saat itu sangat menyedihkan.

Kehadiran Rossi pun membawa kesuksesan besar bagi Yamaha dan dirinya sendiri. Setelah tujuh musim memperkuat Yamaha dan meraih empat gelar juara dunia, ia kembali mencari tantangan baru bersama Ducati.

Namun, tantangan kali ini tidak dapat diselesaikan Rossi dengan baik. Ternyata, hal itu tak memengaruhi keinginan Jorge Lorenzo merapat ke Ducati pada musim 2018. Seperti Rossi, hijrah ke Ducati justru membuat performanya melempem.

Langkah itu yang tak akan diambil juara dunia MotoGP 2017, Marc Marquez. Yang dimaksud adalah ia tak ingin mengambil risiko memperkuat tim yang belum memiliki potensi untuk memenangkan gelar juara dunia. Hal itu diungkap saat pembalap Repsol Honda itu ditanya mengenai masa depannya.

"Pintu terbuka, tapi saya selalu mengatakan bahwa saya akan pergi ke mana hati memberitahu saya untuk pergi dan di mana saya merasa bisa menang. Saya tak ingin mengambil risiko pergi ke tim yang tidak kompetitif, membuat perjudian. Saya ingin motor yang menang di setiap balapan," kata Marquez, dilansir Tuttomotoriweb.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rival di MotoGP 2017

Andrea Dovizioso dan Marc Marquez (AP/Vincent Thian)

Selanjutnya, pembalap asal Spanyol itu bicara soal persaingan yang akan terjadi pada MotoGP 2018. Ia menilai bahwa Andrea Dovizioso masih akan menjadi rival terberatnya. Seperti di musim 2017, keduanya membuat pertarungan sengit hingga seri terakhir.

Keduanya sama-sama meraih enam podium juara pada musim lalu. Namun, Marquez memang jauh lebih konsisten dari Dovi karena mampu meraih 12 podium. Di akhir musim, Marquez unggul 37 poin atas Dovi.

"Ketika ia menang di Mugello dan Montmello, saya bahagia karena ia mencuri poin dari (Maverick) Vinales dan Rossi. Tapi kemudian saya menyadari bahwa Dovi bisa menang. Saya belajar banyak darinya. Ia selalu mempertahankan gayanya, dengan atau tanpa tekanan," jelas The Baby Alien.

3 dari 3 halaman

Rapor Marquez di Semua Kelas

125cc (2008-2010)

46 balapan, 10 menang, 14 podium, 14 pole, 9 fastest lap, 467 poin

Moto2 (2011-2012)

32 balapan, 16 menang, 25 podium, 14 pole, 7 fastest lap, 579 poin

MotoGP (2013-...)

90 balapan, 35 menang, 63 podium, 45 pole, 37 fastest lap, 1.534 poin

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.