Sukses

458 Daerah di Indonesia Masih Butuh Mobil Murah

Dari 508 Kabupaten/kota, pemerintah mengklaim hanya 50 daerah yang mengalami kemacetan di jam-jam sibuk.

Pemerintah mengklaim kebijakan Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Ramah Lingkungan (KBH2) dapat mengurai kemacetan yang kerap melanda wilayah Kabupaten/Kota di Indonesia. Salah satu caranya dengan mengatur populasi mobil murah melalui penyebaran ke berbagai daerah di tanah air.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, program KBH2 bersifat nasional sehingga pendistribusiannya tak hanya diperuntukkan bagi kota-kota besar. Pemerintah menjamin bakal menyebarkan mobil murah ke seluruh kota nusantara yang masih memerlukan moda transportasi ini.

"Dari 508 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia diperkirakan ada 50 Kabupaten/Kota yang mengalami kemacetan pada hari-hari dan jam-jam tertentu. Sedangkan lainnya relatif tidak macet," terang Hatta saat menanggapi pertanyaan Anggota DPD di Sidang Paripurna VII di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa (19/11/2013)

Pemerintah mencatat jumlah produksi mobil hemat energi dan harga terjangkau saat ini mencapai 10-15% dari seluruh produksi mobil nasional. Namun pemerintah, lanjutnya, berupaya untuk mengatur populasi kendaraan bermotor di suatu daerah tertentu yang disesuaikan dengan perkembangan infrastruktur transportasi.  

Hatta menyebut, data penjualan KBH2 hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 40 ribu unit. Sedangkan penjualan kendaraan bermotor non KBH2 sebanyak 1,2 juta unit. Angka tersebut bakal melonjak di tahun depan dengan penjualan KBH2 menembus 210 ribu unit dan non KBH2 mencapai 1,4 juta unit.

"Kami juga membantu pemerintah daerah untuk memberikan bantuan dan fasilitas pengembangan sistem transportasi angkutan umum terintegrasi, murah, aman dan memadai," ujarnya. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini