Sukses

RI Jadi Negara Kedua Pengirim Uang Tertinggi di Asia

Indonesia dan Srilangka tercatat sebagai negara yang warganya paling banyak melakukan transfer uang secara informal atau yang dikenal dengan istilah remiten dari dalam maupun luar negeri.

Indonesia dan Srilangka tercatat sebagai negara yang warganya paling banyak melakukan transfer uang secara informal atau yang dikenal dengan istilah remiten dari dalam maupun luar negeri di Asia

Ini diketahui lewat studi yang dilakukan Lembaga Riset Gallup yang berbasis di Amerika Serikat. Srilangka terbukti berada di posisi tertinggi sebagai pelaku transfer uang informal di kawasan Asia Selatan tahun lalu, sementara Indonesia berada pada posisi kedua.

Hampir 800 juta warga kawasan Asia Selatan dan Indonesia mengirim uang pada tahun lalu. Jumlah ini setara dengan 60% populasi orang dewasa di kedua kawasan tersebut.

"Mayoritas responden atau sekitar 512 juta warga Asia Selatan ini dan Indonesia melakukan transfer atau menerima uang tunai dengan berbagai cara informal," mengutip laporan Gallup seperti melansir laman Dailymirror, Sabtu (25/5/2013).

Remiten atau pengiriman uang dilakukan dengan jalur domestik atau internasional; dikirimkan ke teman atau keluarga, sekolah atau institusi lain.

Remiten juga bisa dalam bentuk menerima uang dari pemerintah, pegawai swasta atau penjualan hasil panen, produksi, maupun pasokan produk tertentu.

Warga Indonesia dan Srilangka tercatat menjadi yang tertinggi yang melaporkan kegiatan pembayaran atau pengiriman uang, dengan prosentase masing-masing 84% dan 83% dalam 12 bulan terakhir.

Sementara Afghanistan (46%) menjadi negara yang warganya paling sedikit menerima atau melakukan transaksi berbasis uang.

Dari semua responden, 3% dilaporkan mengirim atau menerima uang dari keluarga atau temannya secara internasional.

Sebaliknya di Asia Selatan dan Indonesia hampir 6 kali responden melaporkan pengiriman atau penerimaan lewat transfer uang domestik yang melibatkan teman dan keluarga dalam 12 bulan terakhir.

Sekitar 3 dari 10 negara Asia Selatan dan 32% responden Indonesia setidaknya melakukan satu kali pembayaran sekolah, perusahaan, atau lembaga lain.

Hal ini menyebabkan jenis transaksi tersebut menjadi yang paling sering dilakukan daripada semua jenis transaksi yang di survei. Mayoritas transaksi sekolah,perusahaan, institusi ini dilakukan tunai sebanyak 84%.

Di sisi lain, 4% dari semua responden juga merasa ditipu dan kehilangan uangnya setelah mengirim atau menerima uang baik lewat pengiriman domestik maupun secara internasional pada jenjang waktu yang sama. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.