Sukses

Minim Sentimen, Harga Minyak Mentah Dunia Turun Tipis

Harga minyak mentah berjangka melemah pada hari Selasa karena tidak adanya katalis pasar utama yang mendukung harga.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka melemah pada hari Selasa karena tidak adanya katalis pasar utama yang mendukung harga.

Harga minyak mentah AS dan patokan global Brent telah diperdagangkan dalam kisaran USD 3 bulan ini sejak aksi jual dari level tertingginya di bulan April. Ini terjadi setelah para pedagang menurunkan premi risiko geopolitik karena kekhawatiran akan perang Timur Tengah yang lebih luas mereda.

“Saya hanya berpikir saat ini tidak ada banyak keyakinan di pasar,” Helima Croft, kepala strategi komoditas di RBC Capital Markets, mengatakan kepada “Squawk Box” CNBC pada hari Selasa.
“Pada dasarnya kita telah kehilangan seluruh premi risiko geopolitik yang telah mendorong harga lebih tinggi.”

Berikut adalah harga energi penutupan hari Selasa dikutip dari CNBC, Rabu (22/5/2024):

  • Kontrak West Texas Intermediate bulan Juni: USD 79,26 per barel, turun 54 sen, atau 0,68%. Sampai saat ini, minyak mentah AS naik 10,62%.
  • Kontrak Brent Juli: USD 82,88 per barel, turun 83 sen, atau 0,99%. Sampai saat ini, acuan global naik 7,58%.

Faktor Fundamental

Investor sekarang lebih fokus pada fundamental namun kurangnya katalis jangka pendek kemungkinan akan membuat harga terikat pada kisaran untuk saat ini, kata Croft kepada kliennya dalam catatan hari Selasa. RBC memperkirakan minyak mentah AS akan rata-rata USD 79,50 per barel dan Brent USD 84 per barel untuk sisa tahun ini

“Kami tidak berada dalam situasi defisit pasokan,” kata Croft. “Kami tidak merasa cemas seperti yang terkadang kami alami saat memasuki musim panas. Namun demikian, kita masih memiliki musim mengemudi musim panas di depan kita.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengurangan Produksi OPEC

Pengurangan produksi yang dilakukan oleh koalisi anggota OPEC+ telah memberikan landasan bagi harga minyak setelah aksi jual bulan lalu. Kartel tersebut akan bertemu akhir pekan depan untuk meninjau kebijakan produksinya.

John Evans, analis di pialang minyak PVM, mengatakan pasar akan semakin fokus pada bagaimana reaksi OPEC+ terhadap pergerakan harga minyak saat ini seiring semakin dekatnya pertemuan tersebut. Pelemahan pasar saat ini sepertinya tidak mendukung pengembalian pasokan OPEC ke pasar, kata Evans.

Croft setuju: “Saya tidak berpikir ada orang yang mengantisipasi pada tingkat harga saat ini bahwa mereka akan mengembalikan minyak ke pasar,” katanya kepada CNBC.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini