Sukses

Kecelakaan Maut Tol Cikampek KM 58, Sopir Travel Gelap Ternyata Kerja 4 Hari Nonstop

Kasus kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 7 orang tersebut turut menjadi catatan bagi Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan. Ia tak ingin kejadian serupa terulang pada saat arus balik Lebaran.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memaparkan rilis Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tentang kecelakaan maut yang dialami satu unit minibus Gran Max di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek beberapa hari lalu.

Menhub mengatakan, KNKT telah menyimpulkan bahwa dalam kecelakaan Tol Cikampek ini angkutan Gran Max tersebut merupakan kendaraan travel gelap alias tidak resmi. Kecelakaan maut di KM 58 pun terjadi setelah sopir kendaraan tersebut mengalami keletihan lantaran mondar-mandir Ciamis-Jakarta selama 4 hari.

"Oleh karenanya, kita mengimbau bagi mereka yang akan kembali ke kota asal, cari kendaraan yang fit, dan cari supir yang segar. Lalu pastikan bahwa jumlah (penumpang) dari mobil yang digunakan itu tidak terlalu banyak," kata Menhub dalam keterangan tertulis, Jumat (12/4/2024).

Kasus kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 7 orang tersebut turut menjadi catatan bagi Kepala Korlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan. Ia tak ingin kejadian serupa terulang pada saat arus balik Lebaran.

"Kami telah memerintahkan para Dirlantas untuk menangani blackspot atau titik-titik rawan kecelakaan yang ada di sepanjang jalur arus balik," ungkap Aan.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy juga menyampaikan sejumlah catatan berdasarkan hasil evaluasi arus mudik Lebaran 2024.

Muhadjir menemukan adanya beberapa permasalahan, terutama yang diakibatkan oleh kenaikan jumlah pemudik.

Ia menyoroti perilaku pemudik yang tidak disiplin, khususnya yang melalui pelabuhan penyeberangan. Kata dia, masih ditemukan pemudik yang nekat datang ke pelabuhan, padahal belum memiliki tiket.

"Hal ini tentu sangat disayangkan, sebab dapat menghambat pergerakan lalu lintas di area pelabuhan. Saya berharap betul, kepada para pemudik yang akan kembali pada arus balik, terutama dari arah Bakauheni mohon untuk jangan datang sebelum membawa tiket. Dan gunakanlah tiket pada hari itu juga. Pasti bisa berangkat," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Catat, Ini Titik Rawan Kecelakaan di Tol Saat Arus Balik ke Jakarta

Sebelumnya, pemerintah bersama pihak kepolisian telah mendata sejumlah titik rawan kecelakaan yang tersebar di beberapa ruas jalan tol mulai dari Surabaya sampai Jakarta ketika arus balik nanti.

“Jadi kita sudah mendapatkan sebenarnya daerah-daerah rawan kecelakaan, mulai dari Surabaya sampai dengan ke Jakarta, di tol ini,” kata Kakorlantas Polri Irjen Aan Suhanan saat jumpa pers, Kamis (11/4/2024).

Seperti daerah rawan di jalan tol Trans Jawa dimulai dari KM 570, KM 429, dan KM 370 sampai KM 360. Jalan itu menjadi titik lelah yang biasa dialami para pemudik ketika melaju dari timur ke barat Jawa.

“Ini menjadi titik trouble spot karena sering kejadian kecelakaan tunggal,” ujarnya.

Selain titik lelah, ada juga titik rawan kemacetan yang diakibatkan antrean masuk rest area dan beberapa kendaraan yang parkir di bahu jalan. Faktor itu kerap menjadi titik penyebab kemacetan yang harus dikelola dengan baik.

“Kemudian, di rest area juga pasti, kemudian kendaraan yang parkir di bahu jalan juga masih jadi perlambatan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi juga menyampaikan titik rawan saat arus balik terjadi ketika memasuki daerah Semarang dan akses masuk Jakarta.

“Nah disitu tempat perjumpaan banyak jalan,” kata Budi.

3 dari 3 halaman

Jadi Titik Lelah Sopir

Sehingga, Budi mengimbau untuk para pengemudi baik sopir mobil pribadi maupun sopir kendaraan umum bisa mengambil opsi istirahat keluar di Cirebon atau Tegal.

“Karena jalannya lurus, tidak besar, dan monoton ya jadi titik lelah. Oleh karenanya sekali lagi kendaran pribadi harus hati-hati di situ. Kalau lelah berhenti masuk ke Cirebon atau Tegal dan sebagainya. Yang kendaraan umum juga demikian harus memikirkan keselamatan dari penumpang,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini