Sukses

Pedagang Was-Was, Harga Sembako Tak Turun Selama Ramadan 2024

Harga bahan pokok diketahui masih terus mengalami kenaikan. Hal ini dikhawatirkan terus terjadi sepanjang ramadan hingga Idulfitri atau lebaran mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Harga bahan pokok diketahui masih terus mengalami kenaikan. Hal ini dikhawatirkan terus terjadi sepanjang ramadan hingga Idul fitri atau lebaran mendatang.

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Reynaldi Sarijowan menerangkan, harga sembako terus mengalami kenaikan sejak sebelum ramadan. Pada awal bulan puasa ini, sejumlah bahan pokok masih mahal.

"Beberapa komoditss pangan emmang mengalami lonjakan harga karena memasuki fase pertama di bulan ramadan. Ada 3 fase, fase pertama ialah 7 hari memasuki bulan suci ramadan dan ini sedang terjadi puncak-puncaknya," ucap Reynaldi dalal rekaman suara kepada Liputan6.com, Rabu (13/3/2024).

Dia merinci sejumlah bahan pokok yang masih mahal. Misalnya, Minyak Goreng Curah yang mencapai Rp 16.000 per kilogram (kg). Cabai Rawit Merah yang dipatok Rp 76.000-77.000 per kg.

Cabai Merah Besar TW tembus hingga Rp 100 ribu per kg. Cabai Merah Keriting bertengger di Rp 80.000 per kg. Lalu, Bawang Putih yang juga naik ke Rp 43.000 per kg.

"Ayam nih hang cukul menjadi sorotan kami karena sudah tingginya di Rp 43.000 (per kg) itu tergantung besar kecilnya. Telur ayam juga demikian mengalami hal serupa mengikuti ayam, di angka Rp 32.000 (per kg)," jelasnya.

Selanjutnya, Beras Premium berada di Rp 16.500 per kg, dan Beras Medium dipatok Rp 14.500 per kg. Serta, Daging Sapi melambung ke angja Rp 140.000 per kg.

Takut Harga Tak Turun

Reynaldi khawatir kenaikan harga pangan ini terjadi terus selama Ramadan. Nahkan, ditakutkannya akan meningkat hingga Lebaran 2024 nanti. Meski, dia mengakui secara fase, biasanya harga akan landai pada pekan ke 3 ramadan.

"Nah ini fase pertama lonjakan harga bapok di ramadan. Nanti akan melandai harga bapok ini di 2 pekan sampai 3 pekan selama bulan ramadan. Tapi fase kedua harus diantisipasi pemerintah saat memasuki Idul Fitri," pintanya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Harga Berpotensi Naik Tajam

Dia membidik, pada pekan terkahir ramadan, biasanya harga kembali naik tajam. Disusul dengan pasca Lebaran karena aktivitas masyarakat mulai normal kembali.

"Biasanya 7 hari menjelang Idulfitri itu akan terjadi lonjakan harga bahan pokok, dan itu tak akan turun, turunnya setelah Idulfitri," kata dia.

"Namun akan kembali naik pada saat seluruh masyarkat yang sudah kembali dari kampung beraktivitas seperti biasa dan memasok kebutuhan rumah tangga pasca Idulfitri, biasanya H+7 itu akan ada lonjakan lagi," urai Reynaldi.

3 dari 4 halaman

Awas, Harga Minyak Goreng hingga Cabai Bisa Melambung Tinggi Jelang Lebaran 2024

Sebelumnya, Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) memperingatkan Pemerintah agar mengantisipasi terjadinya lonjakan harga bahan pokok menjelasng hari raya Idul Fitri 2024.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan, menjelaskan, ada tiga fase kenaikan harga bahan pokok selama bulan suci ramadhan. Yakni fase pertama 7 hari menjelang awal ramadhan. Pada fase ini sejumlah komoditas sudah mengalami kenaikan, diantaranya minyak goreng curah dikisaran Rp 16.000 per kg.

Selanjutnya, cabai rawit merah mengalami penurunan namun masih terbilang mahal yakni dikisaran Rp 76.000 - 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar bahkan tembus hingga Rp 100.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 80.000 per kg.

Kemudian ada bawang putih yang terus merangkak naik ke level Rp 43.000 sampai Rp43.500 per kg.

Namun, memasuki minggu kedua dan ketiga ramadhan, harga bahan pokok akan kembali melandai atau mengalami penurunan. Tapi kata Reynaldi, yang dikhawatirkan itu pada fase kedua, yakni 7 hari menjelang hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, Pemerintah perlu menyiapkan antisipasinya.

"Tetapi fase kedua perlu diantisipasi pemerintah saat memasuki idulfitri biasanya 7 hari menjelang Idul Fitru itu terjadi lonjakan harga bahan pokok," kata Reynaldi kepada Liputan6.com, Rabu (13/3/2024).

Kemudian, pasca Idul Fitri atau lebaran, harga bahan pokok juga akan mengalami kenaikan. Lantaran masyarakat sudah kembali dari mudik dan menjalankan aktivitas rumah tangga, namun pasokannya terbatas lantaran pedagang pasar belum berjualan dengan normal.

"Biasanya H+7 ada lonjakan (harga pangan) lagi karena pedagang yang pulang kampung dia belum bisa beraktivitas berdagang di pasar, sementara masyarakat kita yang kembali ke aktivitas seperti biasa ini membutuhkan pasokan kebutuhan rumah tangganya," pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Harga Sembako Naik di Awal Puasa, Pedagang Pasar: Sudah Biasa

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengaku tak heran terjadi kenaikan permintaan dan kenaikan harga sembako atau bahan pokok pada awal bulan suci ramadhan.

"Beberapa komoditas pangan memang mulai mengalami lonjakan harga, karena memasuki fase pertama di bulan ramadhan. Ada tiga fase, fase pertama ialah 7 hari menjelang memasuki bulan suci ramadahan dan ini terjadi puncak-puncak nya," kata Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan, kepada Liputan6.com, Selasa (12/3/2024).Pada fase pertama ini, IKAPPI mencatat sejumlah komoditas pangan masih mengalami lonjakan harga, diantaranya minyak goreng curah dikisaran Rp 16.000 per kg.

Selanjutnya, cabai rawit merah mengalami penurunan namun masih terbilang mahal yakni dikisaran Rp 76.000 - 77.000 per kg. Lalu, cabai merah besar bahkan tembus hingga Rp 100.000 per kg, dan cabai merah keriting Rp 80.000 per kg.

"Kemudian ada bawang putih yang terus merangkak naik ke level Rp 43.000 sampai Rp43.500 per kg," ujarnya.

Selain itu, yang menjadi sorotan pedagang pasar adalah harga daging ayam yang melonjak tinggi dikisaran Rp 43.000 per kg. Telur ayam juga naik diangka Rp 32.000 per kg paling tinggi. Daging sapi juga naik dikisaran Rp 140.000 per kg.

"(Daging) Ayam nih yang cukup menjadi sorotan kami karena tingginya sudah di Rp 43.000 itu tergantung besar kecilnya. Telur ayam juga demikian mengalami hal serupa mengikuti ayam di angka Rp 32.000 paling tinggi," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini