Sukses

Banyak Kursi Komisaris BUMN Kosong, Erick Thohir Cari Figur Tepat

Erick Thohir menyampaikan, setidaknya ada 2 posisi komut yang kosong. Yakni, kursi Komisaris Utama Pertamina yang ditinggal Basuki Tjahaja Purnama serta kursi Komisaris Utama MIND ID yang ditinggalkan Doni Monardo.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengaku masih mencari figur tepat untuk mengisi posisi komisaris di perusahaan pelat merah. Termasuk posisi Komisaris Utama di beberapa BUMN besar.

Erick Thohir menyampaikan, setidaknya ada 2 posisi komut yang kosong. Yakni, kursi Komisaris Utama Pertamina yang ditinggal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena ikut kampanye Pemilu 2024. Serta, kursi Komisaris Utama MIND ID yang ditinggalkan Doni Monardo karena meninggal dunia.

"Memang ada beberapa Komut yang kemarin mengundurkan diri dan ada yang mendahului kita seperti pak jenderal pak Doni almarhum salah satu sahabat saya," ucap Erick dikutip Sabtu (9/3/2024).

Dia mengaku masih mencari figur-figur yang tepat untuk mengisi kekosongan itu. Tujuannya untuk menjamin kinerja perusahaan negara berjalan sesuai dengan rencana.

 

"Memang kita sedang mencari figur yang tepat supaya bisa menjaga keberlangsungan BUMN juga," tuturnya.

 

Kendati begitu, Erick tak merinci kriteria yang dicari, maupun kandidat-kandidat potensial untuk mengisi posisi penting tersebut.

"Jadi kita masih cari," tegas Erick Thohir.

Kriteria

Sedangkan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pihaknya belum menyiapkan para pengganti posisi kosong komisaris BUMN. Dia mengatakan, sosok penggantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan.

Arya mengatakan ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh orang-orang pengganti posisi komisaris tadi. Utamanya harus bisa memiliki kemampuan sesuai dengan sektor yang dijalani BUMN.

Dia menegaskan, posisi komisaris disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Misalnya, orang-orang yang menguasai dari sisi hukum, teknis, hingga keuangan.

"Yaa minimal dia paham sama industrinya kan, itu satu. Di sisi lain yang sesuai kebutuhan juga. Misalnya ada yang kita butuh orang legal, butuh orang mana, gitu ya, orang technical, orang finance. Sesuai kebutuhan gitu," tuturnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komisaris BTN Yusuf Permana Hijrah ke BNI, Siapa Gantinya?

Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) atau BTN akan gelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Rabu (6/3/2024). Melansir keterbukaan informasi Bursa, salah satu mata acara yang akan dibahas adalah perubahan susunan manajemen.

Sebelumnya, Komisaris BTN Mohamad Yusuf Permana diangkat menjadi Komisaris PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dalam RUPST BNI yang digelar 4 Maret 2024 lalu.

Selain Mohamad Yusuf Permana, Komisaris Independen BTN Ahdi Jumhari Luddin meninggal dunia. Artinya, saat ini ada dua kursi kosong di jajaran Komisaris BTN.

Mohamad Yusuf Permana menjabat sebagai Komisaris BTN untuk pertama kalinya sejak 11 Januari 2023 melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BTN dan dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 7 Juni 2023.

Mohamad Yusuf Permana juga tercatat sebagai Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden - Kementerian Sekretariat Negara. Sebelumnya, ia sempat mengisi posisi kOmisaris PT Pelindo Multi Terminal, Komisaris PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan Komisaris PT Djakarta Lloyd. Lahir di Jakarta pada 1975, Mohamad Yusuf Permana menyelesaikan gelar sarjananya di Universitas Gunadarma.

3 dari 3 halaman

Pernah di Bank DKI

Sementara Ahdi Jumhari Luddin menjadi Komisaris Independen BTN sejak 2019. Sebelum menjadi Komisaris Independen BTN, ia juga sempat menjabat sebagai Komisaris Independen PT Bank DKI pada 2015-2018.

Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Hukum dan Kepatuhan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada 2010-2015 dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada 2008-2010.

Ahdi Jumhari Luddin menyelesaikan pendidikan di Universitas Indonesia dan meraih sarjana ekonomi. Pria kelahiran Bandung ,1954 ini pun melanjutkan studi di University of Illinois. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini