Sukses

Divestasi Vale Indonesia Sore Ini, Erick Thohir Langsung Rombak Direksi?

Erick Thohir menekankan pada peta jalan hilirisasi yang akan dibawa Vale usai divestasi. Menurutnya, yang terpenting adalah BUMN memegang mayoritas saham di Vale Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir memastikan proses kesepakatan divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dilakukan sore ini. Ada sejumlah poin yang jadi perhatian dalam penandatanganan perjanjian tersebut.

Diketahui, penandatanganan sore ini berkaitan dengan beralihnya 14 persen saham ke Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID. Total, BUMN tambang itu akan mengempit 34 persen saham di Vale Indonesia.

Terkait harga saham daa divestasi ini, Erick mengatakan nilainya akan diumumkan setelah penandatanganan. Di sisi lain, dia menilai tak ada perubahan signifikan dari sisi operasional Vale.

"Operasional saya rasa biasa ya, enggak ada perubahan. Karena mereka oke, oke kok," kata Erick Thohir di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Dia mengatakan akan melakukan perubahan susunan direksi dan komisaris dengan memasukkan unsur pemerintah. Dia lebih menekankan kepada rencana kierja Vale kedepannya.

"Paling komisaris direksi, tapi juga enggak terlalu principle lah, selama mereka sudah jalan dengan baik," tegasnya.

Erick tak berbicara banyak soal porsi direksi yang nantinya ditempati. Dia menekankan pada peta jalan hilirisasi yang akan dibawa Vale usai divestasi. Menurutnya, yang terpenting adalah BUMN memegang mayoritas saham di Vale Indonesia.

"Saya rasa beberapa direksi di Vale bagus kok, kita gak akan mempeributkan, yang penting kan kalau kita sudah kepemilikannya secured, dia sudah cukup punya blue print, hilirisasi kedepan dipercepat. Itu aja," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengawasi Kinerja

Dia menjelaskan, fungsi pengawasan nantinya adalay menyoroti pada komitmen perusahaan menjalankan hilirisasi kedepan.

"Kalau kita lebih mengontrol bagaimana performance perusahaan dan komitmen aja dulu. Karena hilirisasi kan perlu dipercepat," tegas Erick.

Dia menjelaskan, kesepakatan dalam dokumen yang akan ditandatangani ini sudah disepakati sepekan sebelumnya. Dokumen ini akan menjadi bukti kesepakatan yang berkekuatan hukum.

"Deal-nya udah minggu kemarin, tandatangannya hari ini. Kalau deal belum ada tanda tangan kan belum black and white. Kalau sekarang sudah sealed," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Divestasi Saham Vale Indonesia Segera Diteken, Perpanjang Kontrak Dapat Lampu Hijau

Sebelumnya, divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) kabarnya akan disepakati pada Senin, 26 Februari 2024, pekan depan. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang adanya perpanjangan kontrak karya Vale Indonesia.

Diketahui, atas kesepakatan tersebut, rencananya Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID akan mengempit 34 persen saham di Vale Indonesia. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyebut harga saham atas divestasi itu sudah disepakati.

"Saya tahu sudah deal aja, pak Menteri (Arifin Tasrif) kan sudah menyampaiakn indikasi dari sisi harga," ujar Dadan di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Atas adanya kesepakatan divestasi tadi, kata Dadan, perpanjangan kontrak bagi Vale untuk melakukan operasional otomatis jadi poin bahasan. Pertimbangannya, ada rencana pengembangan setelah mayoritas sahamnya dipegang MIND ID.

4 dari 4 halaman

Berapa Lama Diperpanjang?

Kendati begitu, Dadan tak menyebut berapa lama kontrak Vale akan diperpanjang. Pun soal kapan kesepakatan perpanjangan kontrak ditandatangani.

"Ya kan dua-duanya itu harusnya nempel. Masa didivestasi (sahamnya), kontraknya tidak diperpanjang, dalam arti kalau tidak diperpanjang kan rencana yang sekarang (ditentukan) tidak bisa berlanjut," tuturnya.

Informasi, Kontrak Karya bagi Vale Indonesia telah diamandemen pada 17 Oktober 2014 dan berlaku hingga 28 Desember 2025 mendatang. Vale berhak atas penambangan dalam luas konsesi seluas 118.017 hektar. Meliputi Sulawesi Selatan (70.566 hektar), Sulawesi Tengah (22.699 hektar) dan Sulawesi Tenggara (24.752 hektar).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.