Sukses

Ada Pemilu 2024, Industri Tekstil Diramal Panen Untung

Industri tekstil Indonesia diprediksi mengalami perkembangan yang signifikan pada tahun 2024 ini.

 

Liputan6.com, Jakarta Industri tekstil Indonesia diprediksi mengalami perkembangan yang signifikan pada tahun 2024 ini dengan adanya Pemilu 2024.

Jelang akhir tahun lalu, Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito menyatakan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dianggap sebagai salah satu sektor yang akan menjaga daya tahan ekonomi pada tahun 2024.

“Di tahun politik dan kampanye, kita rebut peluang, kita giatkan di garmen karena kampanye kan butuh kaus, spanduk dan lain-lain. Ini peluang yang akan kita masuki,” kata dia dikutip dari Antara, Senin (5/2/2024).

Warsito menyebut momentum tahun politik dinilai akan menjadi modal bagi industri TPT untuk bisa kembali ke kondisi normal menuju pasar ekspor.

“Kami optimistis industri akan membaik dan berkontribusi di tahun politik,” katanya.

Kampanye

Warsito juga meyakini bahwa kegiatan kampanye pada tahun politik ini akan bersifat masif, meskipun ia tidak menyebutkan besaran proyeksi pertumbuhan industri tekstil.

Terlebih lagi, berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), diprediksi bahwa jumlah keseluruhan pemilih pada Pemilu 2024 mencapai 206 juta orang. Proyeksi ini memperhitungkan partisipasi sekitar 110 juta penduduk yang berusia antara 20 hingga 44 tahun dalam Pemilu 2024.

Mengetahui hal tersebut, PT Berkaos Sandang Nusantara sebagai perusahaan garmen terkemuka yang dikenal atas layanan pembuatan pakaian seragam on-demand, mengumumkan rencananya untuk memperbesar jaringan dengan membuka 12 outlet baru hingga tahun 2027. Langkah ini diambil untuk menjemput market lebih dekat dan meningkatkan efisiensi distribusi.

Dalam upaya memperluas cakupan, Berkaos membuka peluang kerjasama bagi pemilik properti di Jabodetabek yang memiliki ruang "nganggur". Sistem kerjasama ini dilakukan dengan bagi hasil, di mana pemilik properti hanya menyediakan ruangan sebagai outlet Berkaos tanpa perlu mengeluarkan modal awal.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Peluang di Sektor Properti

Direktur Pemasaran Berkaos Group Jaza Al Awfa menjelaskan pihaknya membuka peluang untuk memproduktifkan properti yang menganggur, yang belum produktif, untuk bersama jadikan sapi perah yang menghasilkan revenue bagi pemiliknya.

"Seluruh modal awal selain properti, sepenuhnya disediakan manajemen Berkaos Group," ungkapnya.

Properti yang memenuhi kriteria, seperti memiliki ruangan minimal 4 x 4 meter, area parkir untuk minimal 1 mobil, dan berlokasi di Jabodetabek, dapat menjadi mitra potensial. Ini memberikan kesempatan bagi pemilik properti yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan terkemuka ini dalam industri garmen.

Dengan langkah ini, Berkaos tidak hanya mengembangkan bisnisnya tetapi juga membuka peluang baru bagi pemilik properti yang ingin terlibat dalam industri ritel.

3 dari 4 halaman

Indeks Kepercayaan Industri Turun ke 51,32 Poin, Tapi Masih Ekspansif

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Desember 2023. Tercatat IKI Desember 2023 berada dalam kategori ekspansif dengan nilai 51,32 poin.

Juru Bicara Kemenperin Febri Hendi Antoni Arief menerangkan, ada penurunan sebesar 1,11 poin dibandingkan Indeks Kepercayaan Industri pada November 2023 lalu.

"IKI pada bulan Desember 2023 mencapai nilai 51,32, melemah sebesar 1,11 poin dibandingkan dengan November 2023 yang sebesar 52,43," kata Febri dalam Rilis IKI Desember 2023, Kamis (28/12/2023).

Meski begitu, Febri menerangkan besaran IKI Desember 2023 ini masih lebih tinggi dari tingkat kepercayaan industri di Desember 2023 lalu. Nilai kali ini masih lebih tinggi 0,42 poin dibanding IKI pada Desember 2022 dengan nilai 50,90 poin.

Febri mencatat, ada 23 subsektor yang diukur dan 15 diantaranya masuk dalam kategori ekspansi. Sementara itu ada 8 subsektor lainnya yang mengalami kontraksi.

"Dari 23 subsktor IKI yang kami ukur, 15 subsektor ekspansi 86,3 persen. Artinya ada sektor-sektor yang besar share PDB-nya itu ada pada status ekspansi dan 8 subsektor yang share PDB nya 13,7 persen berstatus kontraksi," bebernya.

 

4 dari 4 halaman

Rincian Subsektor

Febri menjelaskan 8 subsektor yang mengalami kontraksi. Pertama, subsektor komputer, barang elektornik optik. Kedua, tekstil. Ketiga, pengolahan lainnya. Keempat, karet, barang karet dan plastik.

Kelima, mesin dan perlengkapan YTDL. Keenam, percetakan dan reproduksi media rekaman. Ketujuh, kayu dan gabus. Kedelapan, barang galian bukan logam.

Sementara itu, subsektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB diantaranya industri makanan. Menuruntya, industri ini masih terus mengalami kinerja yang positif.

"Itu IKI nya selalu bagus ya, hampir mendekati 60, dan share PDB-nya besar. Kalau berdasarkan statistik BPS triwulan III itu cukup besar ya, kemudian industri kednaraan bermotor trailer, itu juga IKI-nya cukup bagus. Industri minuman juga cukup bagus," bebernya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini