Sukses

USD Kuat di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Rupiah Makin Loyo

Rupiah kembali ditutup melemah 5 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel 15.555 dari penutupan sebelumnya di level 15.550.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) berlanjut menguat, memasuki awal pekan pada Senin, 15 Januari 2024. Sejauh ini, pasar mempertahankan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve lebih awal. Hal ini yang mempengaruhi pergerakan dolar AS.

Alat CME Fedwatch menunjukkan, para pedagang memperkirakan ada 70 persen peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada Maret 2024.

Perkiraan itu naik dari peluang 64 persen yang terlihat pekan lalu.

“Taruhan terhadap penurunan suku bunga lebih awal diperkuat oleh data pada hari Jumat, yang menunjukkan inflasi indeks harga produsen turun lebih dari perkiraan pada bulan Desember,” kata Ibrahim Assuaibix Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Senin (15/1/2024).

Namun laporan tersebut didahului oleh data yang menunjukkan kenaikan inflasi CPI yang lebih besar dari perkiraan pada bulan tersebut.

Disebutkan, fokus pasar saat ini berada pada pidato pejabat The Fed pekan ini, yang diperkirakan akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai rencana penurunan suku bunga di 2024 ini.

Adapun data penjualan ritel AS yant juga akan dirilis akhir pekan ini, dan diperkirakan akan menjadi faktor dalam prospek inflasi negara ekonomi terbesar kedua di dunia. Sementara itu, di Asia, Bank Rakyat China diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah tidak berubah.

“Langkah ini menunjukkan tidak adanya perubahan pada suku bunga acuan pinjaman PBOC pada bulan Januari. Namun tidak adanya penurunan suku bunga juga menunjukkan bahwa PBOC memiliki ruang terbatas untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut dan mendukung perekonomian China,” beber Ibrahim. Data produk domestik bruto China pada akhir 2023, diperkirakan akan menunjukkan perekonomian yany tumbuh lebih dari target pemerintah sebesar 5 persen.

Rupiah Melemah di Penutupan Pasar 15 Januari 2024

Rupiah kembali ditutup melemah 5 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 25 point dilevel 15.555 dari penutupan sebelumnya di level 15.550.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.530- 15.590,” Ibrahim memperkirakan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan masih akan mencatat surplus di akhir tahun 2023.

Namun, Ibrahim melihat, neraca perdagangan akan sedikit menyusut bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Sedangkan surplus neraca perdagangan pada Desember 2023 diprediksi sebesar USD 1,83 miliar.

“Artinya, surplus neraca perdagangan di Desember 2023 diramal lebih rendah dari surplus pada November 2023 yang senilai USD 2,41 miliar. Menandakan penurunan keempat secara berturut-turut,” ungkap Ibrahim.

Saat ini, Pemerintah mengantisipasi penurunan ekspor karena permintaan yang lemah, terutama dari negara-negara mitra dagang karena aktivitas perdagangan global masih lemah.

Sementara itu, impor sudah mulai menunjukkan perbaikan impor bahan baku dan konsumsi karena ekonomi domestik yang kuat.

 

3 dari 3 halaman

Ekspor RI Diramal Kontraksi

Kemudian ada ekspor yang diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar -8,38 persen yoy pada Desember, yang bulan sebelumnya juga terkontraksi -8,56 persen yoy. Sementara, untuk Impor diramal tumbuh 0,68 persen yoy, yang pad bulan sebelumnya 3,29 persen yoy.

Kinerja perdagangan tetap lemah pada Desember 2023, karena permintaan masih stagnan karena ekonomi global yang lemah.

“Oleh karena itu, secara kumulatif pada tahun 2023, diperkirakan total ekspor Indonesia dapat mencapai USD258 miliar atau turun 11,53 persen yoy, sementara impor sebesar USD222 miliar atau turun 6,2 persen yoy. Dengan demikian, neraca perdagangan diperkirakan masih surplus sebesar USD35,5 miliar,” papar Ibrahim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini