Sukses

Harga Emas Dunia Naik Usai Rilis Data Ekonomi AS

Emas akan terus mempertahankan tingkat harga di atas USD 2.000 dan penurunan tekanan inflasi akan terus mendorong pergerakan harga emas yang semula menuju ke arah yang lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik pada perdagangan Kamis didorong oleh pelemahan dolar AS setelah keluarnya data ekonomi AS. Data ini memicu ekspekstasi bahwa Bank Sentral AS atau Fed akan memangkas suku bunga pada Maret 2024.

Mengutip CNBC, Jumat (22/12/2023), harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi USD 2.043,79 per ons pada pukul 14:55. ET, menuju harga terbaiknya dalam enam sesi. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,2% lebih tinggi pada USD 2.051,30 per ons.

Data menunjukkan produk domestik bruto AS naik 4,9% secara tahunan pada kuartal terakhir, direvisi turun dari laju yang dilaporkan sebelumnya sebesar 5,2%, sementara klaim pengangguran mingguan sedikit meningkat.

“Data PDB agak melemah dan harga emas naik. Pasar menginginkan poros Fed yang sedang berkembang,” kata pedagang logam independen yang berbasis di New York Tai Wong.

Menurut alat CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga Fed pada bulan Maret sebesar 83%, dibandingkan dengan 79% sebelum data tersebut dirilis.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Dolar AS turun 0,5% dan imbal hasil Treasury 10-tahun mendekati level terendah dalam lima bulan.

Sikap The Fed yang dovish telah menyebabkan pelaku pasar memperhitungkan beberapa kali penurunan suku bunga pada 2024. Namun, sejumlah pejabat The Fed telah menentang penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Fokus pasar kini telah beralih ke laporan pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti AS yang dirilis pada hari Jumat waktu setempat.

“Emas akan terus mempertahankan tingkat harga di atas USD 2.000 dan harapan kami untuk menurunkan tekanan inflasi akan terus mendorong pergerakan sideways ke arah emas yang lebih tinggi,” kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menelisik Prospek Saham Aneka Tambang

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melaporkan kinerja yang cemerlang dengan peningkatan laba bersih di atas 8%, meskipun terjadi sedikit penurunan pada pendapatannya. Lantas, bagaimana prospek Aneka Tambang ke depan? 

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Axell Ebenhaezer menuturkan, harga pasar global untuk emas tetap berada pada level tertinggi sepanjang masa. Sebab, data ekonomi AS yang optimis dan kebijakan the Fed yang semakin dovish dari hari ke hari mendorong peningkatan permintaan untuk logam tersebut.  

"Ketidakpastian perekonomian global yang berkelanjutan dalam bentuk konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dan Eropa Timur, serta meningkatnya ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat, juga merupakan faktor utama yang mendorong peningkatan permintaan terhadap aset-aset safe haven seperti emas,” kata Axell dalam risetnya, ditulis Kamis (21/12/2023).

Ia melanjutkan, kedua sentimen utama ini telah meningkatkan harga emas lebih dari 10% pada 2023, dan hal ini tercermin dalam kenaikan ASP emas ANTM hampir 6% YoY (2,042 USD/toz vs 1,930 USD/toz).  

Dia juga bilang, momentum bullish emas diperkirakan terus berlanjut hingga 2024 dan menjadi katalis positif bagi ANTM.

Dengan demikian, Axell merekomendasikan beli saham ANTM dengan target harga Rp 2.050 per saham untuk dapat dipertimbangkan. 

"Kami mempertahankan rekomendasi beli untuk ANTM dengan revisi TP sebesar Rp 2.050, setara dengan rasio forward PE sebesar 12,58, sedikit di bawah kisaran SD+1 1 tahun di 12,83.  Harga saat ini diperdagangkan pada rasio forward PE sebesar 10,” kata dia. 

Meski demikian, tetap ada risiko yang perlu dicermati, yakni perubahan kebijakan nikel Pemerintah, hawkish the Fed, berlanjutnya penurunan harga nikel.

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal III 2023

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan penjualan sebesar Rp 30,89 triliun per kuartal III 2023. Hasil ini berkurang 8,28 persen year on year (YoY) dibandingkan penjualan ANTM pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 33,68 triliun.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (31/10/2023), penjualan ANTM per kuartal III 2023 didominasi oleh segmen bisnis emas senilai Rp 19,29 triliun atau turun 18,01 persen dibandingkan penjualan emas per kuartal III 2022 senilai Rp 23,53 triliun.

Di sisi lain, ANTM mencetak kenaikan penjualan bijih nikel sebesar 90,44 persen menjadi Rp 6,78 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan realisasi kuartal yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,56 triliun.

Sementara itu, beban pokok penjualan ANTM menyusut 10,43 persen menjadi Rp 24,80 triliun per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok penjualan perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 27,69 triliun.

Beban usaha ANTM ikut menurun 15,12 persen dari Rp 3,24 triliun per kuartal III 2022 menjadi Rp 2,75 triliun per kuartal III 2023.

 

4 dari 4 halaman

Laba Bersih

Hingga akhir kuartal III 2023, ANTM mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,84 triliun atau meningkat 8,39 persen dibandingkan laba bersih perusahaan per kuartal III 2022 senilai Rp 2,62 triliun.

Total aset ANTM per akhir kuartal III 2023 berjumlah Rp 35,50 triliun atau tumbuh 5,56 persen dibandingkan total aset emiten pelat merah ini per akhir 2022 senilai Rp 33,63 triliun.

ANTM mengalami kenaikan liabilitas dari Rp 9,92 triliun pada akhir 2022 menjadi Rp 10,88 triliun per akhir kuartal III 2023. Di sisi lain, ekuitas ANTM juga ikut tumbuh dari Rp 23,71 triliun per akhir 2022 menjadi Rp 24,61 triliun per akhir kuartal III 2023.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.