Sukses

Harga Emas Dunia Naik karena Aksi Borong Investor saat Murah

Tren penurunan suku bunga AS sering kali disertai dengan pergerakan bullish yang lebih kuat pada emas dan tren asimetris ini mungkin akan terus berlanjut dan menguntungkan emas.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada perdagangan Senin karena pelaku pasar melakukan aksi borong emas batangan di saat harga masih murah.

Sementara, pelaku pasar saat ini tengah fokus kepada data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan memberikan sinyal mengenai arah suku bunga Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (19/12/2023), harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi USD 2.026,53 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,2% lebih tinggi pada USD 2040,8 per ounce.

“Pasar berada dalam mode jeda menunggu data atau berita fundamental ekonomi utama berikutnya, namun ini adalah mentalitas buy-the-dip di kalangan pedagang emas dengan postur teknis bullish,” kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

Wyckoff menambahkan, faktor-faktor mendasar yang menjaga pasar emas tetap bertahan adalah melemahnya dolar AS, kebijakan moneter yang lebih longgar dan beberapa permintaan safe-haven dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Pekan lalu, Federal Reserve mempertahankan suku bunganya tidak berubah dan mengindikasikan bahwa pengetatan kebijakan moneter bersejarah kemungkinan besar akan berakhir karena inflasi turun lebih cepat dari perkiraan.

Namun Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee mengatakan bank sentral AS tidak berkomitmen untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat dan cepat.

Imbal hasil obligasi dan suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang obligasi tanpa bunga. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun yang menjadi patokan berada di dekat level terendah sejak Juli.

Para pelaku pasar sekarang menunggu serangkaian data ekonomi AS, termasuk laporan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) inti bulan November pada hari Jumat.

Intesa Sanpaolo dalam catatannya menulis bahwa tren penurunan suku bunga AS sering kali disertai dengan pergerakan bullish yang lebih kuat pada emas dan tren asimetris ini mungkin akan terus berlanjut dan menguntungkan emas, terutama pada paruh pertama tahun depan dan harga bisa mencapai rata-rata USD 2.050 per ounce pada 2024.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Lesu, Hari Ini Dipatok Segini

Sebelumnya, harga emas turun pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Meski demikian, harga emas menambah kenaikan mingguan karena Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) beralih ke sikap dovish dan memproyeksikan suku bunga yang lebih rendah tahun depan.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (16/12/2023),  harga emas dunia berjangka AS ditutup turun 0,4% ke level USD 2.035,70.

 “Pasar emas akan terus mencerminkan ekspektasi The Fed,” kata Kepala Analis Pasar Gainesville Coins, Everett Millman.

“Jika perekonomian AS tidak membaik pada awal tahun 2024, maka itu adalah tanda yang sangat kuat bahwa emas akan terus mencapai titik tertinggi sepanjang masa," lanjut dia.

Awal pekan ini, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pengetatan kebijakan moneter yang berkepanjangan kemungkinan akan berakhir karena diskusi mengenai biaya pinjaman yang lebih rendah mulai terlihat, sebuah pandangan yang diafirmasi oleh 17 dari 19 pengambil kebijakan.

Pasar melihat peluang 70% penurunan suku bunga pada bulan Maret. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Namun, Presiden Fed New York John Williams menolak ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga.

“Jika lebih banyak pejabat Fed menarik kembali komentar Powell di FOMC sebelum Natal, maka kita bisa melihat koreksi yang lebih dalam pada harga emas, namun hal ini akan membuat pasar lebih berhati-hati,” kata Pedagang Logam Independen di New York, Tai Wong.

 

3 dari 3 halaman

Logam Mulia Lain

Kurs dolar menguat tetapi menuju penurunan mingguan, membuat harga emas lebih murah bagi pembeli luar negeri. Sementara imbal hasil Treasury 10-tahun mencatat minggu terburuk sejak Maret.

Semantara itu, harga perak turun 1,3% menjadi USD 23,83 per ounce dan platinum turun 1,95% menjadi USD 939,25. Harga kedua logam tersebut mengalami kenaikan mingguan.

Berbeda dengan harga emas, harga paladium justru naik 6,3% menjadi USD 1,1171.32 dan menuju minggu terbaiknya sejak Maret 2022. Harga paladium telah menyentuh level terendah lima tahun pada awal bulan ini. “Pemantulan (dalam paladium) dipercepat oleh short-covering dana yang memainkan paladium dengan bias pendek sepanjang tahun,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini