Sukses

LRT Jabodebek Banyak Rusak, Penumpang Transit di 2 Stasiun Ini Turun

PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mencatat ada penurunan tingkat transit di Stasiun Cawang dan Stasiun Sudirman. Menyusul waktu tunggu (headway) LRT Jabodebek makin lama.

Liputan6.com, Jakarta PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mencatat ada penurunan tingkat transit di Stasiun Cawang dan Stasiun Sudirman. Menyusul waktu tunggu (headway) LRT Jabodebek yang pernah tembus hingga 1 jam.

Diketahui, headway LRT Jabodebek yang berkisar dari 15 menit, 30 menit, dan 1 jam terjadi saat hanya ada 8 rangkaian yang beroperasi. Dalam beberapa pekan itu, ternyata berpengaruh pada tingkat transit di 2 stasiun KRL.

"Pasti ada penurunan. Tapi saya lihat masih ada kenaikan dari yang sebelum LRT ya, tapi udah gak 30 persen angkanya, (sekitar) 15-22 persen," ungkap Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba saat ditemui di Stasiun Gambir, Jakarta, ditulis Minggu (26/11/2023).

Anne mencatat, pada masa normal operasional LRT Jabodebek, terjadi peningkatan jumlah penumpang yang transit di Stasiun Sudirman dan Stasiun Cawang. Tercatat ada peningkatan sekitar 30 persen di Stasiun Sudirman dan sekitar 15 persen di Stasiun Cawang.

Informasi, Stasiun Sudirman terkoneksi dengan Stasiun LRT Dukuh Atas. Sementara, Stasiun Cawang terkoneksi dengan Stasiun LRT Cikoko.

"Pas waktu aktif perjalanan LRT tidak ada perubahan itu kita bisa naik 32 persen kenaikan di Sudirman, kemudian di Cawang 15 persen," kata dia.

Penumpang KRL

Meski ada peningkatan jumlah penumpang transit, bukan berarti beriringan dengan kenaikan jumlah penumpang KRL. Anne mencatat, saat ini penumpang KRL rata-rata sebanyak 900 ribu orang per hari, dengan angka tertinggi 980 ribu orang per hari.

"Kami prediksi ketika ini bisa diperkecil lagi headway-nya, volume kami bisa kembali lagi lebih dari 1 juta penumpang per hari," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

16 Trainset LRT Jabodebek

Diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menyebut akan ada 16 trainset yang dioperasikan mulai 1 Desember 2023. Dia meyakini, waktu tunggu kereta atau headway LRT Jabodebek akan semakin kecil.

Risal menyebut, seiring perbaikan yang dilakukan pada rangkaian kereta LRT Jabodebek, per 21 November 2023 sudah ada 12 trainset yang beroperasi.

"Mulai selasa kemarin kita sediakan 12 trainset, mulai tanggal 1 (Desember 2023) 16 trainset. Artinya apa? Upaya kita melakukan perbaikan dengan melakukan grinding dan pelumasan memang sesuai dengan, sudah ke arah yang benar," ujarnya saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (22/11/2023).

Headway Makin Singkat

Risal mengatakan, dengan target mengoperasikan 16 trainset itu, artinya seluruh perbaikan dari rangkaia kereta dipastikan rampung. Ditambah lagi, akan ada cadangan sekitar 3 trainset.

"Sudah selesai dong, artinya, dengan cadangan 3, berarti ada 19, kan kita perbaikan terus prosesnya, nanti KAI juga bawa roda baru juga akan semakin (membaik)," kata dia.

Semakin banyaknya rangkaian kereta yang beroperasi, Risal meyakini akan memangkas headway di stasiun. Diketahui, dengan 8 rangkaian kereta sebelumnya, headway berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.

Dia membidik, waktu tunggu kereta bisa berkisar 7,5 menit hingga 15 menit. Ini bergantung pada jam operasional, baik itu saat periode puncak atau pun diluar puncak penggunaan LRT Jabodebek.

"Balik lagi jadi 15 (menit) ke 7 (menit) lagi," tegasnya.

 

3 dari 3 halaman

Perbaikan Rangkaian

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggandeng konsultan asal Inggris, Systra dalam melakukan perbaikam rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek. Perbaikan ini diklaim sudah membuahkan hasil.

Direktur Jenderal Perekeretaapian Kemenhub Risal Wasal mengungkap progres terbarunya. Menurutnya, salah satu hasilnya adalah telah beroperasinya 12 trainset LRT Jabodebek per 2 November 2023.

Perlu diketahui, ada sejumlah trainset yang harus masuk bengkel untuk dilakukan pembubutan roda dan aspek lainnya. Risal menyebut, konsultan yang digandeng Kemenhub memberikan beberapa catatan, meski proses perbaikan yang dilakukan diakui sudah sejalan.

"Selebihnya memang ada masukan-masukan dari konsultan, itu akan tetap kita lakukan, untuk mengevaluasi juga tetap kita lakukan," kata dia saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (22/11/2023).

"Tapi dari benchmarking yang kita punya, pelumasan yang kita lakukan, grinding yang kita lakukan itu menuju ke arah yang benar. Kereta yang awal itu 8 (trainset) sampai sekarang masih berfungsi tidak ada gangguan sama sekali pengausan," sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.