Sukses

Mengenal SPR 2, Senjata Sniper TNI yang Selalu Bikin KKB Papua Kocar-kacir

SPR 2 menjadi satu senjata sniper TNI yang selalu mengancam KKB Papua

Liputan6.com, Jakarta TNI dan Polri terus melakukan misi untuk membuat Papua menjadi damai. Ini karena Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus menjadi ancaman di wilayah Papua tersebut. Dalam perburuan KKB, TNI dilengkapi senjata lengkap, salah satunya senapan penembak runduk atau senjata sniper SPR 2 Kaliber 12.7 mm buatan Pindad.

Senjata ini menjadi yang paling ditakuti oleh KKB Papua. Bagaimana tidak, sekali bidik, SPR 2 bisa melesatkan peluru kaliber 12.7 mm dari jarak 2 km. Sudah banyak KKB yang tewas akibat peluru panas SPR 2 ini.

Sebagai bukti, baku tembak antara pasukan TNI dari Yonif Raider 514 Kostrad dengan KKB pada akhir 2019, berhasil menewaskan dua anggota KKB anak buah Egianus Kogoya. 

Dua anak buah Egianus Kogoya tewas dengan tembakan tepat di kepalanya sebelum sadar pergerakan mereka sudah terbidik moncong senjata mematikan tersebut.

Setelah melihat dua rekannya tewas akibat tembakan jitu penembak runduk TNI, akhirnya memilih kabur dengan membawa jasad kawannya dan membiarkan senjatanya tertinggal di lokasi.

Kehebatan SPR 2 

Dikutip dari laman resmi PT Pindad (Persero), senjata sniper SPR 2 dapat menembak target dengan jarak 2 kilometer dengan akurasi yang sangat baik.

Senapan ini menggunakan peluru dengan kaliber 12.7 x 99 mm. Dalam satu magasennya dapat memuat sampai dengan 5 peluru. Senapan ini dapat menggunakan beberapa tipe peluru 12.7 x 99 mm sesuai dengan kebutuhan.

Bentuk SPR-2 cukup modern, memiliki styling yang menyerupai senapan runduk M-93 Black Arrow kaliber .50 BMG (12,7 x 99 mm) buatan pabrik senapan Zastava Arms, Kragujevc, Yugoslavia (Serbia). SPR 2 mengadopsi munisi kaliber 12,7 x 99 (MU-3TJS) yang di produksi oleh pabrik peluru dan mesiu milik Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur.

SPR-2 memiliki panjang 1.620 cm dengan bobot total 16 kg. Senapan ini dilengkapi alat bidik teleskopik dengan pembesaran hingga 10 kali.

Senjata ini mampu memuntahkan peluru dengan kecepatan awal 850 m/detik. Artinya, sasaran dengan jarak 2 km dapat ditempuh dengan waktu kurang dari 3 detik.

Keunggulan lain yang ditawarkan Pindad, selain bipod dan monopod mini di bawah popornya yang bisa diatur ketinggiannya, adalah terdapatnya peredam kejut pada popor untuk mengurangi gaya recoil yang dirasakan penembak sesaat setelah picu ditarik. Lainnya, tersedia silencer (peredam suara hingga 20-30 desibel) serta teleskop dengan pembesaran 5-25 kali.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

TNI-Polri Temukan Lagi 6 Jenazah Korban Pembantaian KKB Papua di Dekai Yahukimo

Aparat gabungan TNI Polri kembali melakukan penyisiran dan pencarian terhadap korban pembantaian KKB Papua di Kali I Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo. Pencarian itu dilakukan pada Jumat 27 Oktober 2023 dini hari.

Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto mengatakan pencarian dilakukan setelah aparat mendengar kabar ada masyarakat yang masih kehilangan keluarganya.

"Kami memperoleh informasi bahwa ada warga yang mencari keluarganya yang belum diketahui keberadaannya hingga saat ini," ujar Heru dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

"Pencarian dan penyisiran intensif kami lakukan mulai Kamis sore (26 Oktober 2023) dengan melibatkan 21 personel Gabungan TNI-Polri dari Satgas Ops Damai Cartenz, Polres Yahukimo dan Kodim 1715 Yahukimo," lanjut dia.

Pencarian jenazah korban KKB ini dipimpin langsung oleh Heru dan Komandan Kodim 1715 Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo.

Menurut Heru, keenam jenazah ini ditemukan agak jauh dari lokasi penemuan mayat pertama pada 16 Oktober 2023 lalu.

"Pada Jumat pukul 04.45 WIT sampai pukul 08.59 WIT kami lakukan scanning dan pencarian. Kami berhasil menemukan 6 jenazah lagi di Kali I. Namun, lokasinya memang agak jauh dari lokasi awal penemuan mayat yang pertama dulu," tutur Heru di Papua.

3 dari 3 halaman

Terus Sisir TKP

Kasatgas Humas Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno mengatakan keenam jenazah korban telah dievakuasi ke RSUD Dekai Yahukimo.

"Betul, Saat ini keenam jenazah telah dievakuasi ke RSUD Dekai Yahukimo untuk proses Visum dan identifikasi terhadap para korban," ujar Bayu.

"Setelah proses identifikasi, baru kita bisa menyampaikan identitas dari keenam korban tersebut," ujar Bayu

Bayu juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus melakukan pencarian di sekitar TKP.

"Kami penyisiran dan pencarian di sekitar TKP, masih akan kita lanjutkan sampai kami yakin bahwa sudah tidak ada lagi korban di TKP," pungkas Bayu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.