Sukses

Ekonomi Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja, Dirjen Ekspor Kemendag Harap-Harap Cemas

Ekonomi dunia sedang melemah pasca pandemi dan diprediksi akan berlanjut hingga 2024 mendatang. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi merujuk pada prediksi sejumlah lembaga dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik transaksi USD 11 miliar dari rangkaian Trade Expo Indonesia ke-38 tahun 2023. Namun, ada sejumlah tantangan yang disebut bisa menjadi hambatan realisasi target tersebut.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menerangkan, target yang ditetapkan kali ini meningkat dari target tahun lalu dengan USD 10 miliar. Namun, angka itu masih lebih rendah dari realisasi TEI ke-37 2022 dengan nominal transaksi mencapai USD 15,83 miliar.

"Kita saat itu kalau tidak salah (menargetkan) USD 10 miliar, tapi kita lampaui. Tahun ini tantangan bagi kita karena (realisasi transaksi) USD 15,8 miliar tak mudah dicapai apalagi ekonomi dunia sedang slowing down," ujarnya dalam Konferensi Pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (5/10/2023).

Didi menjelaskan, ekonomi dunia sedang melemah pasca pandemi dan diprediksi akan berlanjut hingga 2024 mendatang. Dia juga merujuk pada prediksi sejumlah lembaga dunia seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).

"IMF dan World Bank menyebut 2023 diperkirakan turun pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 2,1 persen, dan 2024 agak naik sedikit di 2,9 persen," kata dia.

Kendati begitu, angka tadi menunjukkan kalau tren pelemahan pertumbuhan ekonomi global masih belum baik. Artinya, akan berpengaruh pada proses transaksi yang dilakukan tiap-tiap negara di dunia.

"Memang angkanya berbeda-beda tiap lembaga, tapi mirip-mirip. Artinya mirip-mirip itu mencerminkan tetap ekonominya sedang tidak baik," tutur dia.

"Itu punya dampak terhadap permintaan dunia, demand turun ini jadi tantangan kita di 2023 ini bagaimana kita bisa meraih minimal sama seperti tahun lalu syukur-syukur harapan pak Menteri bisa lampaui target itu," imbuh Didi Sumedi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kantongi Komitmen Transaksi USD 9,2 Miliar

Kementerian Perdagangan mengakui telah mengantongi komitmen transaksi perdagangan senilai USD 9,2 miliar atau setara Rp 143,6 triliun (kurs Rp 15.600). Ini didapat dari sejumlah mitra dagang Indonesia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menerangkan komitmen transaksi ini masih termasuk dalam rangkaian menjelang puncak Trade Expo ke 38 tahun 2023. Targetnya, TEI 2023 ini akan menghasilkan komitmen perdagangan USD 11 miliar.

"Sedikit bocoran, dari MoU yang kami sudah collect dari beberapa perwakilan perdagangan ini alhamdulillah, sampai saat ini, belum sampai hari H, itu sudah mencapai USD 9,2 miliar. Mudah-mudahan capaian ini bergulir terus membesar," ujarnya dalam Konferensi Pers di Kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (5/10/2023).

 

3 dari 4 halaman

Dihitung Menyeluruh

Dia menjelaskan, pameran TEI 2023 secara luring akan digelar pada 18-22 Oktober 2023 mendatang di ICE BSD, Tangerang, Banten. Ini berbarengan dengan rangkaian TEI 2023 secara daring atau online dari 18 Oktober - 18 Desember 2023 mendatang.

Didi menyebut, jumlah komitmen perdagangan nantinya akan dihitung secara menyeluruh. Baik dari kegiatan luring, maupun dari kegiatan daring di akhir Desember 2023 nanti.

"Ktia akan hitung pada pameran Trade Expo selesai tanggal 18 Desember itu penghitungan kedua yang final. Artinya secara hybrid itu selesai. Ini akan hasilkan final berapa transaksi yang bisa kita dapat," tuturnya.

 

4 dari 4 halaman

Target Transaksi TEI 2023

Pada kesempatan ini, Didi mengungkap target transaksi yang dibidik dari TEI 2023 sekitar USD 11 miliar. Angka ini meningkat 10 persen dari target tahun lalu.

Meski begitu, angka ini masih lebih rendah dari realisasi transkasi Trade Expo Indonesia 2022 sebesar USD 15,83 miliar.

"Syukur-syukur harapan Pak Menteri (Zulkifli Hasan) bisa lampaui target itu. Target kita sekita USD 11 miliar, tahun lalu USD 10 miliar, kita naikkan USD 1 miliar," tuturnya.

"Ini mohon dilihat dari 2 sisi ya. Pada saat capaiannya sudah 100 persen (dari target), artinya 11 miliar dolar, itu sudah sukses. Kalau (realisasinya) lebih, itu adalah bonus," sambung Didi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini