Sukses

Top, Begini Cara Luhut Jadikan Indonesia Pusat Peradaban Maritim Dunia

Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan berambisi menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban maritim dunia pada 2045 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan berambisi menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban maritim dunia pada 2045 mendatang. Dia mengaku telah menyiapkan sejumlah rencana untuk mewujudkan cita-cita besar bersama jajarannya.

"Kami dikantor itu anak-anak muda yang juga pembantu saya membuat satu proyeksi kira-kira. Nah visi kita menjadi pusat peradaban maritim," ungkapnya dalam Seminar Nasional Kemaritiman secara virtual, di Jakarta, Jumat (29/9).

Luhut menegaskan, untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban maritim dunia mau tidak mau harus meningkatkan potensi ekonomi sumber daya alam (SDA). Salah satunya melalui hilirisasi logam dan mineral.

"Kita terus dorong hilirisasi nikel," tegasnya.

Hilirisasi Rumput Laut

Selain sektor logam dan mineral, pemerintah juga tengah mendorong hilirisasi rumput laut untuk meningkatkan potensi ekonomi Kelautan nusantara. Dia meyakini, hilirisasi rumput laut akan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat pesisir maupun negara.

"Seaweed downstream ini baik sekali dampaknya, sekarang sedang kita kerjakan tentu harus berlangsung dan harus berlanjut," bebernya.

Dia memperkirakan melalui hilirisasi industri logam mineral hingga rumput laut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 6 persen pada 2026 mendatang. Saat ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional masih dikisaran 5 persen per tahun.

"Pertumbuhan ekonomi kita rata-rata 5 persen dalam beberapa tahun ini, dan kita berpikir berencana pada tahun 2026, 2027 itu akan tumbuh 6 persen. Ini tentu dengan membuat ekonomi lebih kompleks lagi, yaitu downstream lebih banyak lagi," pungkas Luhut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Minta Apindo Kembangkan Hilirisasi Kelapa hingga Rumput Laut

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menginginkan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendorong hilirisasi terjadi dari olahan kelapa. Dia mencatat ada potensi pendapatan berkali lipat dari pengolahan kelapa.

"Contoh kelapa saja. Indonesia penghasil terbesar kelapa di dunia. Petani ada 4,1 jt KK yang menjadi petani kelapa. Kita menghasilkan 16,8 jt ton. Kalau ini dijadikan ada hilirisasinya, misalnya nata de coco bisa 3,6 kali nilai tambahnya, kelapa parut bisa 6 kali, arang batoknya digarap bisa 4,5 kali dan VCO (Virgin Coconut Oil) bisa 11 kali," papar dia dalam Pengukuhan Pengurus Apindo di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Tak cuma itu, Kepala Negara juga melihat ada peluang dari pemanfaatan rumput laut. Indonesia, kata dia, tercatat menjadi penghasil terbesar ke-2 rumput laut dunia.

 

3 dari 3 halaman

Produsen Rumput Laut

Bahkan, ada peluang Indonesia jadi juara penghasil rumput laut karena proses penanaman rumpur laur yang tergolong mudah.

"Sekarang petaninya baru 63 ribu KK. Produksi pertahun 10,2 jt ton, masih diekspor dalam bentuk mentah, ke Filipina paling banyak. Coba buat tepung agar bisa tambah 3,8 kali, minuman olahan 3 kali dan yang terakhir saya liat kemaren di Hannover Messe, rumput laut sudah bisa jadi energi hijau, padahal baru dikerjakan dengan scope yang sangat terbatas itu sudah nomor 2 di dunia. Kalau bisa besar-besaran di sini gampang sekali karena pesisir kita terpanjang di dunia," papar Jokowi.

Jokowi pun meminta pengusaha bisa turun tangan disini mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Pasalnya, ada poin keuntungan yang bisa didapat secara langsung.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini