Sukses

Sungai Citarum Pernah Dicap Terkotor di Dunia, Begini Kondisinya Sekarang

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim sekitar 70 persen Sungai Citarum telah bersih. Padahal, sungai di Jawa Barat ini pernah disebut sebagai sungai terkotor di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim sekitar 70 persen Sungai Citarum telah bersih. Padahal, sungai di Jawa Barat ini pernah disebut sebagai sungai terkotor di dunia.

Diketahui, pada 2018 lalu, Luhut ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Ketua Pengarah Tim Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Guna menangani masalah sampah dan tercemarnya sungai Citarum, pemerintah membuat program Citarum Harum.

Dia menegaskan angka sampah plastik di Indonesia menurun tajam. Catatannya, sekitar 39 persen sampah plastik yang bermuara di lautan pun berkurang, sama halnya dengan sampah di aliran sungai Citarum.

 

"Ya kita menurun. Dulu dituduh paling jorok seperti citarum river, sungai Citarum itu dituduhkan the dirtiest river on earth di New York Times, 4-5 tahun lalu," kata dia dalam Forum Merdeka Barat 9 (F0MB9) Road to AIS Forum 2023, di Jakarta, Senin (25/9/2023).

"Sekarang 70 persen sudah kita clean up, kita didik masyarakat sekitarnya, kita bikin proses anuan sampah di sekitarnya, dan seterusnya, bisa kok," sambung dia.

Menko Luhut mengatakan, pada konteks untuk memperbaiki kualitas suatu kawasan bukan pekerjaan mudah dan cepat. Maka diperlukan kolaborasi dan kerja yang berkelajutan.

"Jadi ya ini kan bukan pekerjaan 5 tahun, bukan pekerjaan 10 tahun, ini pekerjaan berdekade, mungkin sampai 20 tahun, jadi ini semua kita harus berkelanjutan," ungkapnya.

Pembersihan Sungai Citarum

Dia menegaskan kalau program seperti pembersihan sungai Citarum ini tak bisa selesai di 1 masa presiden saja.

"Jadi tak boleh berfikir bahwa ini akan selesai oleh 1 presiden, karena begitu banyak sekali masalah yang harus diselesaikan," tegas dia.

Untuk itu, dia mengajak masyarakat, akademisi, hingga pengamat juga turut serta menjalankan program yang sudah dimulai pemerintah. Dia menyebut, nantinya ada giliran pihak lain setelah dia lengser dari pemerintahan.

"Gak bisa sendiri, kita semua harus padu berpadu, jadi saran saya kepada teman-teman, di masyarakat umum atau pengamat-pengamat, ayo kita kerja sama. Ya sekarang saya yang masih dalam pemerintahan, besok lusa kan saya ndak lagi. Apa yang ada ini diteruskan aja, nanti diperbaiki sana-sini," papar Luhut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tak Mau Didikte Negara Barat

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidan Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kembali menyingung upaya Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim (climate change). Dia menegaskan, negara-negara Barat tak perlu mendikte Indonesia dalam hal tersebut.

Menko Luhut di beberapa kesempatan kerap mengungkap hal ini. Utamanya soal berbagai cata negata untuk mengatasi perubahan iklim.

"Ya kalau ktia climate change itu ini kadang orang-orang barat suka merasa bahwa dia yang paling tahu. Saya bilang di banyak forum, saya bilang gak perlu ajari kami kok soal itu, kami ngerti semua, karena kami punya tanggung jawab juga," kata dia dalam Forum Merdeka Barat (PMB) 9 Road to AIS Forum 2023, di Jakarta, Senin (25/9/2023).

 

3 dari 4 halaman

Tak Akan Merugikan Generasi Mendatang

Dia menegaskan tak akan membuat kebijakan yang merugikan bagi generasi penerus Indonesia kedepannya.

"Saya berkali-kali bilang gitu, dimana-mana, kepada generasi yang akan datang Indonesia, kita gak akan buat policy yang akan menghancurkan anak cucu kami," tegasnya.

Kemudian, Luhut menyebut Indonesia telah membuktikan dengan menurunkan jumlah sampah plastik di lautan. Salah satu faktornya karena meningkatnya proses pengolahan sampah plastik di daratan.

"Kita buktikan, kita salah satu negara yang selama 4 tahun ini berhasil menurunkan jumlah plastik garbage di laut, 39 koma sekian persen, Indonesia loh, itu yang bilang bukan kita, yang bilang UN (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB)," ujarnya.

 

4 dari 4 halaman

Penanaman Bakau

Tak berhenti disitu, dia menyoroti Indonesia juga mampu merehabilitasi hutan bakau atau mangrove dengan target 600 ribu hektare hingga 2024 mendatang. Menurutnya, tak ada negara seperti Indonesia yang mampu melakukan itu.

"Tidak ada, yang me-restore dia punya pitland, yang tingkat kebakaran hutannya, deforrestation-nya juga menurun, Indonesia," tegasnya.

"Kita punya depleted reservoir, kita punya saline ecofire 400 giga ton, kita sekarang bisa inject CO2 kedalam itu, kita tahu semua itu. Jadi sehingga kita akan dapatkan nanti produk-produk green," sambungnya.

Menko Luhut mengatakan pada konteks ini, Indonesia juga punya potensi energi bersih yang besar, mencapai 3.600 giga watt. Itu termasuk sektor pembangkit tenaga surya, dan ada beberapa yang dikerjasamakan dengan Uni Emirat Arab.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini