Sukses

Luhut: Ekonomi Indonesia Belum Merata, Tapi Hampir Enggak Ada Gelandangan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai geliat ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara dunia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai geliat ekonomi Indonesia saat ini lebih kuat dibanding banyak negara dunia.

Meski begitu, Menko Luhut tidak tutup mata bahwa belum seluruh masyarakat bisa ikut merasakan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, ia menggarisbawahi kondisi tersebut masih jauh lebih baik ketimbang negara adidaya semisal Amerika Serikat.

Sebagai acuan, Luhut melihat angka orang yang tidak punya rumah alias gelandangan yang kian menjamur di tengah ketidakpastian ekonomi Negeri Paman Sam.

"Ini menunjukkan bahwa ekonomi kita belum merata, yes. Dunia itu ekonominya bergejolak. Amerika Anda lihat, yang homeless sekarang begitu banyak, ada 420 ribu yang homeless di Amerika. Kita hampir enggak ada yang homeless," ujarnya dalam acara Digi-Talk Fest di Ritz Carlton Mega Kuningan Hotel, Jakarta, dikutip Kamis (14/9/2023).

"Bahwa kemiskinan masih ada, yes, dan itu yang menjadi musuh kita," tegas Menko Luhut.

Ketahanan Ekonomi Indonesia

Terkait ketahanan ekonomi, ia lantas memaparkan bukti bahwa Indonesia saat ini jauh lebih perkasa dari sebelumnya. Luhut lantas mengambil bukti neraca perdagangan, dimana Indonesia sukses mencatat surplus selama 40 bulan beruntun.

"Belum pernah juga dalam sejarah itu. Itu yang membuat rupiah kita relatif stabil. Kalau dulu sudah terjadi fluktuasinya. Neraca transaksi berjalan kita dulu selalu negatif, sekarang positif," ungkapnya.

Namun, Luhut juga tidak memungkiri jika neraca perdagangan Indonesia per September ini sedikit melemah. Itu tidak lepas dari kondisi negara mitra dagang yang memang belum pasti.

"Sekarang bulan ini agak negatif. Kenapa? Ekonomi China agak melambat, juga terpengaruh kita. Ekonomi Amerika juga tidak stabil," pungkas Menko Luhut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Luhut Cari Sosok Presiden yang Tak Punya Bisnis di Pemerintahan seperti Jokowi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku terkesan dengan hasil kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu dianggap mampu mengelola kekayaan negara yang sebelumnya terabaikan.

"Kita juga tidak lepas dari jalur laut. Kita sangat kaya ini semua. Betapa kita kayanya itu tidak pernah dikelola dengan benar selama ini, sekarang baru dengan pak Jokowi kita baru kelola," ujar Menko Luhut dalam acara Digi-Talk Fest di Ritz Carlton Mega Kuningan Hotel, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Namun, ia menyebut apa yang dikerjakan Jokowi merupakan proses panjang. Sehingga proyek itu belum akan selesai ketika Jokowi menyudahi masa jabatannya pada 2024 mendatang.

Luhut lantas merinci sejumlah kriteria presiden idamannya untuk bisa menggantikan Jokowi. Selain punya komitmen tinggi, dia ingin agar presiden selanjutnya tidak punya kepentingan bisnis di dalam pemerintah.

"Jadi saya juga selalu katakan, mungkin dapat presiden yang baik yang bisa berikan ketauladanan, tidak punya bisnis di pemerintahan, kemudian dia bekerja hati, mampu membentuk timur, dan berani tegas. Ini yang harus kita punya pemimpin, sehingga kita bisa ngerjakan ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, Luhut juga mencontohkan buah kerja Jokowi dari sudut pandang ekonomi. Selain punya pertumbuhan ekonomi konsisten, Indonesia di tangan Jokowi juga sukses menekan angka inflasi.

"Inflasi kita terendah sepanjang zaman Republik. Hari ini kita 3,3 persen, atau average selama pemerintahan Jokowi ni adalah kira-kira 3,6 persen. Itu angka yang baik. Dulu zaman-zaman orde baru tuh 8-10 persen. Tapi zaman ini sekarang, Pak Jokowi ini, itu kita bisa manage inflasi tu hanya di 3,3 persen," jelasnya.

Alhasil, Luhut menambahkan, capaian tersebut juga mampu menekan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Sehingga kita punya utang pemerintah itu termasuk terendah di dunia, 38 persen dari PDB kita. Itu angka yang rendah sekali," pungkas Luhut.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Sudah Perintahkan Menko Luhut Bangun Kereta Cepat Jakarta Surabaya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan instruksi kepada jajarannya untuk melanjutkan proyek Kereta Cepat hingga ke Surabaya.

Arahan itu diberikannya saat Jokowi menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dari Stasiun Halim ke Stasiun Tegalluar pada Rabu (13/9/2023) pagi.

Namun, Luhut menambahkan, perpanjangan proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya sejauh ini masih dalam proses studi.

"Memang Presiden tadi kasih instruksi, kita mulai bikin studi tadi sampai ke Surabaya. Jadi itu akan mempercepat bisnis dari kota ke kota," ujar Menko Luhut dalam acara Digi-Talk Fest di Ritz Carlton Mega Kuningan Hotel, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Luhut mengaku, Jokowi terkesan saat mencoba Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Pasalnya, waktu tempuh dari Stasiun Halim menuju Stasiun Padalarang bisa dipangkas hingga kurang dari setengah jam.

"Tadi kita lari 350 km per jam. Jadi sampai di Padalarang itu cuman 20 menit dari Jakarta. Presiden sangat puas dengan itu," kata Luhut.

Oleh karenanya, Luhut memastikan nantinya masyarakat juga bisa ikut serta menaiki Kereta Cepat Jakarta Bandung. Sama seperti yang diutarakan Jokowi, ia menargetkan uji coba itu mulai dibuka pada Oktober 2023 mendatang.

"Itu juga masih dibuka kesempatan bapak/ibu nyoba, kalau enggak keliru nanti bulan Oktober sebelum nanti resmi Kereta Cepat," pungkas Menko Luhut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini