Sukses

Jumlah Orang Super Kaya Dunia Merosot 5,4%, Hong Kong Anjlok 23%

Populasi orang ultra-kaya di Hong Kong menyusut 23%, sementara New York dan Singapura berada di posisi teratas untuk populasi ultra-kaya.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi orang ultra-kaya di Hong Kong menyusut 23%, sementara New York dan Singapura berada di posisi teratas untuk populasi ultra-kaya.

Populasi orang super kaya di Asia menyusut sekitar 11 persen pada 2022, penurunan terbesar di antara kawasan di seluruh dunia, karena individu-individu dengan harta bersih lebih dari USD 30 juta mengalami penurunan jumlah kekayaan.

Hal itu diakibat kan oleh beberapa faktor antara lain pembatasan ketat terhadap Covid-19 di Tiongkok, perekonomian yang lesu, masalah geopolitik dan kemerosotan ekuitas di tengah pengetatan moneter, menurut laporan terbaru Altrata.

Mengutip South China Morning Post, Kamis (7/9/2023), Hong Kong tetap mengungguli Kota New York sebagai kota terbesar di dunia untuk individu dengan kekayaan sangat tinggi atau ultra high net worth individuals (UHNWI), dengan 12.615 orang dibandingkan New York yang berjumlah 11.845 orang, menurut Altrata yang merupakan konsultan berbasis di London yang mengumpulkan dan melacak data orang kaya dan berpengaruh.

Namun, keunggulan Hong Kong menyempit secara signifikan, karena kelompok ultra high net worth individuals menurun sebesar 23 persen sementara kelompok New York tumbuh sebesar 2,3 persen.

Singapura mencatat peningkatan sebesar 13,4 persen menjadi 4.160 UHNWI – sejauh ini merupakan peningkatan terkuat di antara 10 kota teratas dan berada di peringkat ketujuh. Tokyo, dengan penurunan 27 persen menjadi 3.710, menempati posisi kesembilan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hitungan Global

Secara global, jumlah orang ultra-kaya turun 5,4 persen menjadi 395.070, menandai penurunan pertama sejak 2018 dan kontraksi terbesar sejak 2015. Kekayaan kolektif kelompok tersebut terkikis sebesar 5,5 persen menjadi USD 45 triliun, menurut Altrata.

Namun, tren ini sepertinya tidak akan berlanjut karena Altrata memperkirakan bahwa pada 2027, populasi orang super kaya akan meningkat menjadi 528.100 orang dan kekayaan bersih mereka akan meningkat sepertiganya menjadi USD 60,3 triliun.

“Bahkan berdasarkan standar saat ini, 2022 adalah tahun dengan volatilitas yang ekstrem, karena dampak perang baru di Eropa, melonjaknya harga komoditas, lockdown akibat pandemi di Tiongkok, dan meningkatnya ketegangan geopolitik mengganggu pasar kekayaan di seluruh dunia,” kata Altrata dalam laporannya seperti melansir South China Morning Post.

“Lonjakan inflasi yang terjadi secara berkala memicu pengetatan kebijakan moneter yang agresif untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade, mendorong penilaian ulang besar-besaran terhadap risiko dan keuntungan pasar modal. Pasar obligasi merosot dan sebagian besar indeks pasar saham terkemuka mencatat penurunan dua digit.”

Portofolio aset di Hong Kong dan New York “terkena dampak dari kemerosotan pasar modal”, kata laporan itu, sementara AS menikmati belanja konsumen yang cukup kuat, stimulus resmi dan paparan terbatas terhadap guncangan eksternal, Hong Kong menderita “ kombinasi dari pembatasan pandemi, kemerosotan ekonomi, lemahnya pertumbuhan di Tiongkok dan dampak warisan dari pergolakan politik dalam negeri dalam beberapa tahun terakhir”.

 

3 dari 3 halaman

Khusus Asia

Di Asia, yang merupakan kawasan terbesar kedua bagi kelompok masyarakat kaya setelah Amerika Utara, populasi UHNWI menurun sebesar 10,9 persen menjadi 108.370 – atau setara dengan 27 persen populasi global. Total kekayaan turun 10,6 persen menjadi USD 12,1 triliun, semuanya mengikis kenaikan tahun sebelumnya, kata laporan itu. Sebagai perbandingan, populasi UHNWI di Amerika Utara dan total kekayaan kelompok tersebut turun sekitar 4 persen, dan kedua angka tersebut turun sebesar 7,1 persen di Eropa.

Selama satu dekade terakhir, 10 negara ultra-kaya terbesar semuanya berlokasi di Eropa, Asia, dan Amerika Utara, namun “perombakan kecil” dalam 10 tahun ke depan mungkin terjadi, seperti Arab Saudi, Brasil, dan Uni Emirat Arab. pertumbuhan yang kuat, kata Altrata.

Di antara negara-negara lain, Amerika Serikat tetap menempati posisi teratas, populasi orang kaya di sana menurun 4,3 persen menjadi 129.665 orang, namun kelompok ini memiliki kekayaan sebesar USD 15,05 triliun. Tiongkok berada di posisi kedua dengan jumlah penduduk super kaya sebanyak 47.190 jiwa, turun 7,1 persen, dengan kekayaan kumulatif sebesar USD5,3 triliun.

Altrata memasukkan Hong Kong ke dalam daftar negara ultra-kaya, di posisi ketujuh, dengan kekayaan USD 1,5 triliun. Jepang menempati posisi keempat dalam daftar negara, dengan 14.940 orang memiliki kekayaan sebesar USD 1,4 triliun. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini