Sukses

Kondisi Global Memanas, Indonesia Aman?

Menteri BUMN Erick Thohir mengakui kalau kondisi negara global sedang memanas, baik secara iklim maupun kondisi ekonominya. Namun, dia menegaskan kalau Indonesia tak masuk dalam kondisi itu.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengakui kalau kondisi negara global sedang memanas, baik secara iklim maupun kondisi ekonominya. Namun, dia menegaskan kalau Indonesia tak masuk dalam kondisi itu.

Erick menyebut beberapa faktor yang membuat kondisi dunia memanas adalah El Nino yang merupakan peningkatan suhu muka bumi. Kemudian, dari sisi ekonomi, panas yang disebut Erick merujuk pada pelambatan ekonomi dunia hingga gangguan rantai pasok sebagai dampak dari perang Rusia-Ukraina.

"Ini ada El Nino, kita juga menghadapi supply chain karena ada perang Rusia-Ukraina, perlambatan ekonomi China, yang salah satu counter-trade perdagangan kita (yang) terbesar. Amerika Serikat, Eropa slowing down dari ekonominya, memang situasinya panas," ujar Erick dalam Seminar Nasional Universitas Al Azhar Indonesia di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Erick menjelaskan, kondisi berbeda dialami oleh Indonesia. Meski, beberapa negara besar mitra dagang dari Indonesia mengalami pelambatan ekonomi.

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), Erick bilang ekonomi Indonesia tumbuh konsisten selama 7 kuartal beturut-turut. Terakhir, kuartal II-2023, Indonesia tumbuh 5,17 persen.

"Kalau kita lihat data-data Indonesia, ini kita tujuh kuartal terakhir ini tumbuh 5,17 persen, dan sampai 2045 itu akan terus tumbuh 5 persen setiap tahunnya," kata dia.

"Sehingga kita bisa menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia. Jadi ada jawabannya benar juga, dingin, karena situasi kita sebenarnya dingin," sambung Erick.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pusat Pertumbuhan Dunia

Mengaca pada kondisi ini, Erick Thohir meyakini kalau Indonesia bisa menjadi pusat ekonomi global di 2045 mendatang. Mengingat ada prediksi kalau Indonesia masuk sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-empat.

"Kita akan menjadi salah satu center pertumbuhan ekonomi dunia, karena kita ingin menjadi bagian supply chain dunia, yang ini sangat penting untuk negara lain yang ekonominya sedang melambat," ungkapnya.

Kondisi ini didukung juga oleh jumlah penduduk Indonesia bakal bertambah menjadi 318 juta orang di 2045 mendatang. Maka, ada momentum untuk menguatkan produktivitas dari generasi muda.

 

3 dari 4 halaman

Kerja Sama BUMN-Swasta

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir terus mendorong sinergitas perusahaan BUMN dan swasta dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ia pun meminta pemerintah agar tak lagi membuat aturan rumit yang mempersulit kolaborasi tersebut.

"Jangan bikin aturan-aturan tambahan yang akhirnya mengikat. Kita di BUMN dengan private sector sama. Ketika kita bikin terobosan, apakah KEK, industrial estate, kita juga terkunci dengan aturan-aturan yang komplikasi," ujar Erick Thohir dalam Forum Sinergi BUMN-Swasta di The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place, Senin (14/8/2023).

"Ini yang saya harapkan juga, ayo kita sama-sama bikin blueprint yang bisa kita usulkan juga ke pemerintah, supaya pemerintah juga pro bisnis," kata Erick Thohir.

Menurut dia, sektor swasta dan BUMN perlu bergandengan tangan membangun kolaborasi. Pasalnya, Erick tak ingin sektor bisnis di Tanah Air masih berpangku tangan pada blueprint yang dimiliki negara-negara besar semisal Amerika Serikat dan China.

"Jangan karena kita non blok, kita tidak punya blueprint. Amerika bilang gini, China bilang gini, kita ikut blueprint mereka. Enggak, blueprint Indonesia yang harus kita bikin dari private sector bersama kami," tegasnya.

 

4 dari 4 halaman

Sinergi

Melalui Kementerian BUMN, Erick Thohir ingin memulai sinergitas antara perusahaan pelat merah dengan sektor swasta hingga UMKM terjadi melalui wadah Indonesia Incorporated.

"Indonesia Incorporated itu artinya kita semua harus memastikan bahwa keberpihakan kita pada negara kita harus terjadi. Ekonomi tumbuh, kesejahteraan (tumbuh), tinggal apa policy-nya, ini yang mau kita cari," imbuhnya.

Oleh karenanya, Erick juga mengajak perusahaan-perusahaan swasta untuk ikut serta dalam suatu proyek strategis nasional (PSN). Khususnya pada bidang-bidang di luar kompetensi perusahaan BUMN.

"Saya sangat terbuka. Aset-aset BUMN nilainya ada 1.083 triliun yang ada di Karya-Karya. Kemarin sama pak Jokowi naik LRT, itu ada asetnya Adhi Karya. Itu bikin Tod. Saya bilang, expert enggak sih Adhi Karya bikin Tod? Kalau enggak expert yaudah, kasih sama private sector, sayang," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini