Sukses

Mendag Sudah Siapkan Jalan Tol Bantu UMKM Kuasai Pasar Global

Untuk membantu UMKM memperoleh akses pasar yang luas, di Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah memiliki 45 Perwakilan Dagang (Perwadag) yang tersebar di 45 negara, dan 20 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, banyak jalan yang dapat pilih UMKM untuk mengembangkan usaha baik di pasar dalam negeri maupun pasar global.

Untuk membantu UMKM memperoleh akses pasar yang luas, di Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah memiliki 45 Perwakilan Dagang (Perwadag) yang tersebar di 45 negara, dan 20 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC).

Semua entitas dari Kemendag ini bisa dimanfaatkan UMKM untuk memperluas pasar.

"Ada 45 perwadag dan 20 ITPC. ITPC itu untuk trade promosi semacam kantor untuk memajang mempromosikan produk-produk UMKM agar orang melihat contoh," kata Zulkifli Hasan dalam diskusi Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit (ISES 2023) di Solo, Jumat (11/8/2023).

Selain itu, Kementerian Perdagangan juga membangun toll way atau jalan tol agar UMKM Indonesia bisa memasuki pasar global atau internasional. Toll way yang dimaksud adalah perjanjian dagang.

Menurutnya, jika tidak dilakukan perjanjian dagang dengan beberapa negara. Maka, kemungkinan Indonesia akan mengalami banyak hambatan ketika melakukan ekspor.

"Kemendag juga membuat toll way atau jalan tolnya, karena kalau tidak dilakukan itu nanti kalau kita ekspor hambatannya banyak," ujarnya.

Sudah ada 30 Perjanjian Dagang 

Mendag mengungkapkan, hingga saat ini Kementerian Perdagangan telah menyelesaikan 30 perjanjian dagang, termasuk dengan negara ASEAN, sehingga bebas tarif ekspor.

 

"Kami sudah menyelesaikan ada 30 perjanjian dagang, yang utama ASEAN sudah selesai sudah diratifikasi, kita bebas tarif," ujarnya.

 

Selain itu, Pemerintah Indonesia tidak hanya mengandalkan ekspor ke negara mitra dagang utama atau yang disebut pasar tradisional. Akan tetapi, pemerintah Indonesia juga mengarahkan fokus kebijakan ekspornya kepada pasar non tradisional, dengan tujuan untuk dapat meningkatkan ekspor Indonesia pada tahun ini dan juga pada tahun-tahun yang akan datang.

"Kita juga mengembangkan pasar yang tradisional kita garap terust, tetapi sekarang pasar-pasar baru terbuka luas itu pasar non tradisional. Itu ada India," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Punya 2.492 Startup dan Terbesar ke-6 Dunia, Indonesia Kalahkan Jerman dan Prancis

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi mempersembahkan acara: Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit (ISES 2023), yang berlangsung di Solo, Jumat (11/8/2023).

Kegiatan tersebut dalam rangka memeriahkan perayaan Hari UMKM Nasional 2023 yang diperingati setiap 12 Agustus 2023. Selain itu, kegiatan ini untuk membantu para pelaku UMKM khususnya startup guna meningkatkan usahanya dengan baik, serta semakin adaptif dalam menghadapi perkembangan teknologi menuju transformasi UMKM masa depan.

Dalam sambutannya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan start-up merupakan perusahaan rintisan yang perlu didukung oleh pemerintah.

Bahkan, kata Luhut, Presiden Joko Widodo pun memberikan perhatian khusus terhadap start-up sebagai upaya untuk mendorong UMKM dan perusahaan rintisan untuk melahirkan lebih banyak unicorn dan decacorn.

"Untuk itu perlu kolaborasi dari seluruh elemen dan harus berkelanjutan," kata Luhut yang hadir secara daring.

Luhut mengungkapkan, berdasarkan data Start-up Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688. Tercatat Amerika Serikat sebagai negara yang memiliki jumlah start-up terbanyak di dunia yakni 77.554 start-up.

Posisi kedua disusul India yang memiliki 17.209 startup. Kemudian, jumlah startup di Inggris dan Kanada masing-masing sebanyak 7.046 perusahaan dan 3.902 perusahaan.

3 dari 3 halaman

Indonesia Punya 2.492 Startup

Sementara, untuk Indonesia tercatat memiliki 2.492 start-up. Jumlah tersebut membuat Indonesia berada diperingkat ke-6 secara global. Bahkan, Indonesia mampu melampaui jumlah startup di Jerman yang tercatat sebanyak 2.423 perusahaan. Lalu juga Perancis yang hanya memiliki 1.611 startup.

"Indonesia menempati urutan keenam dengan jumlah startup 2.492 tadi, sejumlah 2.423 untuk Jerman, dan Perancis diurutan ke delapan dengan urutan 1.611 start-up. Kita boleh bangga dengan jumlah startup di Indonesia yang menempati posisi keenam terbesar," ujarnya.

Menurut Luhut menjamurnya startup di tanah air tidak terlepas dari penetrasi internet yang sudah menjangkau 76,8 persen dari penduduk Indonesia.

Atas hal itulah, Presiden meyakinkan bahwa startup Indonesia bisa terus tumbuh dan menjadi pemain utama di Asia, sehingga bisa mendorong nilai ekonomi digital indonesia USD 130 miliar pada tahun 2025, dan USD 315 miliar dolar pada 2030.

 
 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini